36
menyelesaikan masalah kemungkinannya lebih besar untuk menjalani kehidupan yang lebih bahagia dan lebih berhasil.
Berdasarkan pernyataan di atas, komponen dari kecerdasan interpersonal ada enam, yaitu memahami perasaan orang lain, berteman,
bekerja dengan teman, belajar mempercayai, mengungkapkan kasih sayang,
dan belajar
menyelesaikan masalah
atau perselisihan
kemasyarakatan. Keenam komponen tersebut dapat juga dikatakan dengan tahap tingkatan dari kecerdasan interpersonal. Karena tanpa menguasai
komponen memahami perasaan orang lain maka anak tidak dapat bermain dengan kawannya, begitu pula seterusnya. Keenam komponen tersebut
sangat penting dikembangkan sejak usia dini. Cara paling mudah untuk mengembangkannya adalah dengan cara bermain. Bermain dengan
permainan akan selalu membutuhkan teman untuk bermain bersama. Melalui kegiatan tersebut, anak akan belajar cara memahami teman-
temannya, melakukan interaksi dengan teman-temannya, dan sebagainya.
5. Karakteristik Individu yang memiliki Kecerdasan Interpersonal
Dalam individu yang memiliki kecerdasan interpersonal paling tidak memiliki tiga karakteristik. Ketiga dimensi utama itu seperti yang
telah dikatakan Anderson dalam Safaria 2005:24, adalah sebagai berikut:
a. Social sensitivity
Kemampuan anak untuk mampu merasakan dan atau sensitivitas sosial atau perubahan orang lain yang ditunjukkannya
37
baik secara verbal maupun non verbal. Anak yang memiliki sensitivitas sosial yang tinggi akan lebih mudah memahami dan
menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut positif atau pun negatif.
Social sensitivity
terdiri atas sikap empati dan prososial. Sikap empati yaitu ungkapan anak ketika
mereka melihat orang lain terluka atau sedih. Anak-anak memperlihatkan perilaku empati kepada teman sebayanya dengan
memeluk dan memberikan mainannya kepada teman yang bersedih. Sedangkan sikap prososial adalah istilah yang digunakan oleh
para ahli psikologi untuk menjelaskan sebuah tindakan moral yang harus dilakukan secara kultural seperti berbagi, membantu seseorang
yang membutuhkan, bekerja sama dengan orang lain, dan mengungkapkan simpati. Perilaku ini menuntut anak untuk menahan
diri dari rasa egois dan rela menolong atau berbagi dengan orang lain.
b.
Social insight pengetahuan
sosial Kemampuan untuk memahami dan mencari pemecahan
masalah yang efektif dalam suatu interaksi sosial, sehingga masalah- masalah tersebut tidak menghambat apalagi menghancurkan relasi
sosial yang telah dibangun anak. Pemecahan masalah yang ditawarkan adalah pendekatan menang-menang atau
win-win solution
. Fondasi
social insight
ini adalah berkembangnya kesadaran
38
diri anak secara baik, pemahaman situasi sosial dan etika sosial, dan keterampilan pemecahan masalah
Kesadaran diri yang berkembang ini akan membuat anak mampu memahami keadaan dirinya baik keadaan internal maupun
eksternal, seperti menyadari emosi-emosi yang sedang muncul internal atau menyadari penampilan cara berpakaiannya sendiri,
cara berbicaranya dan intonasi suaranya eksternal. Fondasi yang kedua adalah pemahaman situasi sosial dan
etika sosial. Dalam khidupan sehari-hari persoalan aturan selalu berkaitan dengan situasi. Setiap situasi menuntut aturannya sendiri.
Inilah yang dinamakan sebagai etiket yaitu kaidah sosial yang mengatur perilaku mana yang harus dilakukan dan perilaku mana
yang dilarang untuk dilakukan. Aturan itu mencakup banyak hal, seperti bagaimana etika dalam bertamu, berteman, makan, minum,
bermain, meminjam, meminta tolong dan banyak lagi lainnya. Semua ini akan dihadapi anak setiap hari sehingga harus dipahami
anak dengan baik. Yang ketiga yaitu fondasi keterampilan pemecahan masalah.
Semakin tinggi kemampuan anak dalam memecahkan masalah, maka akan semakin positif hasil yang akan didapatkannya dari
penyelesaian konflikantar pribadi tersebut. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi memiliki keterampilan memecahkan
konflik antar pribadi yang efektif.
39
c.
Social communication
penguasaaan keterampilan komunikasi sosial
Kemampuan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat.
Dalam proses menciptakan, membangun, dan mempertahankan relasi sosial, maka seseorang membutuhkan sarananya. Sarana yang
digunakan adalah melalui proses komunikasi, yang mencakup baik komunikasi verbal, non verbal maupun komunikasi melalui
penampilan fisik. Keterampilan komunikasi yang harus dikuasai adalah keterampilan mendengarkan efektif, keterampilan berbicara
efektif, keterampilan
public spea king
dan keterampilan menulis efektif. Dua komponen
social communications
adalah komunikasi efektif dan mendengarkan efektif.
Berdasarkan uraian di atas, seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal paling tidak memiliki tiga karakteristik utama yaitu
social sensitivity, social insight
, dan
social communication
. Jika ketiga karakteristik itu dimiliki oleh seseorang, maka dapat dikatakan orang
tersebut memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi.
6. Pentingnya Kecerdasan Interpersonal