Desa Sungai Ambangah Variabel-Variabel Dominan dalam Pengelolaan Lahan Rawa Lebak Berkelanjutan

6.2.1 Atribut sensitif yang mempengaruhi sistem pengelolaan rawa lebak

1. Desa Sungai Ambangah

Berdasarkan hasil analisis leverage terhadap lima dimensi yang mempengaruhi pengelolaan lahan rawa lebak di Desa Sungai Ambangah, diperoleh 16 atribut sensitif yang mempengaruhi indeks keberlanjutan dan menjadi faktor pentingfaktor pengungkit sebagaimana disajikan pada Tabel 44. Dari 16 faktor penting tersebut, dilakukan penyeleksian kembali untuk memperoleh faktor-faktor penting yang selanjutnya faktor penting tersebut, akan dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan skenario. Untuk memperoleh faktor- faktor penting tersebut dilakukan analisis prospektif terhadap 16 atribut sensitif di atas. Hasil analisis prospektif Gambar 23, menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 12 faktor penting yang terdiri dari 1 ketersediaan modal usahatani, 2 jumlah alat pemberantasan jasad pengganggu, 3 harga produk usahani, 4 ketersediaan sarana produksi, 5 keuntungan usahatani, 6 produksi usahtani, 7 ketersediaan lembaga keuangan mikro, 8 rumahtangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian, 9 pengendalian gulma, 10 periode tergenang, 11 jumlah rumah tangga petani, dan 12 pemupukan. Gambar 23 Pengaruh dan ketergantungan antar atribut sensitif berdasarkan hasil analisis leverage di Desa Sungai Ambangah Harga produk usahatani Ketersediaan sarana produksi Keuntungan usahatani Produksi usahatani Pola hubungan masyarakat dlm usahatani Ketersediaan lembaga keuangan mikro Ketersediaan modal usahatani RT petani yg pernah mengikuti penyuluhan pertanian Jumlah alat pemberantasan jasad pengganggu Pengendalian gulma Periode tergenang Jumlah rumah tangga petani Produktivitas lahan Keberadaan lembaga sosial Pemupukan - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 P e n g a ru h Ketergantungan Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji 2. Desa Pasak Piang Berdasarkan hasil analisis leverage terhadap lima dimensi yang mempengaruhi pengelolaan lahan rawa lebak di Desa Pasak Piang, diperoleh 19 atribut sensitif yang mempengaruhi indeks keberlanjutan dan menjadi faktor pentingfaktor pengungkit sebagaimana disajikan pada Tabel 44. Dari 19 faktor penting tersebut, dilakukan penyeleksian kembali untuk memperoleh faktor-faktor penting yang selanjutnya faktor penting tersebut, akan dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan skenario. Untuk memperoleh faktor-faktor penting tersebut dilakukan analisis prospektif terhadap 19 atribut sensitif tersebut. Hasil analisis prospektif Gambar 24, menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 12 faktor penting yang terdiri dari 1 peran adat dalam kegiatan pertanian, 2 harga produk usatahi, 3 rumah tangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian, 4 pola hubungan masyarakat dalam usahatani, 5 ketersediaan sarana produksi, 6 kandungan bahan organik tanah, 7 produktivitas lahan, 8 keuntungan usahatani, 9 efesiensi ekonomi, 10 periode tergenang, 11 tingkat pendidikan formal petani, dan 12 ketersediaan lembaga keuangan mikro. Gambar 24 Pengaruh dan ketergantungan antar atribut sensitif berdasarkan hasil analisis leverage di Desa Pasak Piang Peran adat dalam kegiatan pertanian Harga produk usahatani RT petani yg pernah mengikuti penyuluhan pertanian Pola hub. Masyarakat dlm usahatani Jumlah rumah tangga petani Ketersediaan sarana produksi Kandungan bahan organik tanah Produktivitas lahan Keuntungan usahatani Efesiensi ekonomi Periode tergenang Tingkat pendidikan formal Intensitas konflik Jumlah alat pemberantasan jasad pengganggu Ketersediaan lembaga keuangan mikro - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 P e n g a ru h Ketergantungan Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji 6.2.2 Kebutuhan pemangku kepentingan stakeholders Hasil wawancara terhadap semua pemangku kepentingan stakeholders, baik di Desa Sungai Ambangah maupun Pasak Piang terhadap pengelolaan rawa lebak secara berkelanjutan pada masa yang akan datang yang didasarkan atas jenis tanaman yang telah diusahakan saat ini, maka diperoleh beberapa kebutuhan yang perlu mendapatkan perhatian. Kebutuhan tersebut, dikelompokkan berdasarkan jenis tanaman, maka didapatkan masing-masing untuk tanaman padi, yaitu diperlukan: 1 jenis padi unggul, 2 peningkatan indeks pertanaman padi, 3 pemupukan rasional, 4 pemeliharaan yang intensif, 5 peningkatan peran lembaga penyuluhan pertanian, dan 6 teknis budidaya konservasi rawa lebak; untuk tanaman karet, yaitu diperlukan: 1 peremajaan tanaman, 2 penggunaan jenis yang unggul, 3 teknologi pengolahan yang memadai, dan 4 pemelihaaran yang intensif; dan untuk tanaman kelapa sawit, yaitu diperlukan: 1 keterpaduan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah, 2 penegakkan penerapan tataruang sektor pertanian, 3 perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana jalan, air, listrik, 4 industri pengolahan, dan 5 dukungan lembaga riset dan perguruan tinggi. Selanjutnya dari ketiga kebutuhan pemangku kepentingan untuk masing-masing komoditas, dilakukan penggabungan dan penyederhanaan terhadap kebutuhan yang relatif sejenis. Tabel 48, menunjukkan kebutuhan para pemangku kepentingan terhadap tiga komoditas yang diusahakan oleh masyarakat di Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang. Tabel 48 Penggabungan dan penyederhanaan kebutuhan para pemangku kepentingan No Kebutuhan pemangku kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Diperlukan adanya keterpaduan kebijakan pusat dan daerah Penegakan penerapan tataruang sektor pertanian Diperlukan adanya dukungan lembaga riset dan PT Diperlukan teknis budidaya konservasi rawa lebak Perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana Penggunaan jenis unggul spesifik lokasi Peningkatan indeks pertanaman dan pola tanam padi berdasarkan kondisi setempat Pemupukan yang rasional Pemeliharaan yang intensif Diperlukan peningkatan peran lembaga penyuluhan pertanian Teknologi pengolahan yang memadai Industri pengolahan Sumber: Hasil wawancara dan olahan Dari hasil penggabungan dan penyederhanaan Tabel 47, menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 12 kebutuhan para pemangku kepentingan terhadap pengelolaan rawa lebak. Selanjutnya untuk memperolah kebutuhan yang paling penting faktor penting dari 12 kebutuhan stakeholders tersebut, dilakukan analisis prospektif. Hasil analisis Gambar 25 menunjukkan bahwa kebutuhan- kebutuhan stakeholders yang perlu diperhatikan dalam rangka untuk perbaikan pengelolaan rawa lebak baik di Desa Sungai Ambangah maupun Pasak Piang di masa yang akan datang, terdiri dari 1 pemeliharaan yang intensif, 2 peningkatan indeks pertanaman dan pola tanam padi, 3 teknis budidaya konservasi, 4 keterpaduan kebijakan antara pusat dan daerah, 5 penegakkan penerapan tataruang sektor pertanian, 6 pemupukan rasional, 7 dukungan lembaga riset dan PT, 8 teknologi pengolahan yang memadai, 9 peningkatan peran lembaga penyuluhan pertanian, dan 10 penggunaan jenis unggul. Gambar 25 Pengaruh dan ketergantungan antar faktor pengungkit berdasarkan analisis kebutuhan stakeholders di Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang 6.2.3 Faktor penting untuk keberlanjutan pengelolaan rawa lebak Untuk mengembangkan model pengelolaan rawa lebak berkelanjutan pada masa yang akan datang, maka dilakukan penggambungan antara faktor- faktor pentingpengungkit yang telah didapatkan dari hasil analisis keberlanjutan Keterpaduan kebijakan pusat dan daerah Penegakan penerapan tataruang Dukungan lembaga riset dan PT Teknis budidaya konservasi RL Peningkatan sarana dan prasarana Penggunaan jenis unggul Peningkatan IP padi Pemupukan rasional Pemeliharaan yang intensif Peran lembaga penyuluhan pertanian Teknologi pengolahan yg memadai Indutri pengolahan - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 P e n g a ru h Ketergantungan Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji Rap-Lebak yang menggambarkan kondisi saat ini eksisting terhadap Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang, dan hasil analisis kebutuhan pemangku kepentingan stakeholders yang menggambarkan kondisi yang diharapkan pada masa yang akan datang. Hasil gabungan yang dilakukan antara hasil analisis keberlanjutan dan analisis pemangku kepentingan diperoleh masing-masing, yaitu 23 faktor pentingpengungkit untuk Desa Sungai Ambangah, dan 23 faktor pentingpengungkit untuk Desa Pasak Piang. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 49. Tabel 49 Faktor-faktor pentingpengungkit dari hasil analisis keberlanjutan dan analisis pemangku kepentingan berdasarkan bobotnya Desa Faktor-faktor pentingpengungkit Analisis keberlanjutan Analisis kebutuhan pemangku kepentingan Sungai Ambangah 1 ketersediaan modal usahatani 2 jumlah alat pemberantasan jasad pengganggu 3 harga produk usahani 4 ketersediaan sarana produksi 5 keuntungan usahatani 6 produksi usahtani 7 ketersediaan kembaga keuangan mikro 8 RT petani yg pernah mengikuti penyuluhan pertanian 9 pengendalian gulma 10 periode tergenang 11 jumlah rumah tangga petani 12 pemupukan Pasak Piang 1 peran adat dalam kegiatan pertanian 2 harga produk usatahi 3 RT petani yg pernah mengikuti penyuluhan pertanian 4 pola hubungan masyarakat dalam usahatani 5 ketersediaan sarana produksi 6 kandungan bahan organik tanah 7 produktivitas lahan 8 keuntungan usahatani 9 efesiensi ekonomi 10 periode tergenang 11 tingkat pendidikan formal petani 12 ketersediaan lembaga keuangan mikro 1 keterpaduan kebijakan pusat dan daerah 2 penegakan penerapan tataruang sektor pertanian 3 dukungan lembaga riset dan PT 4 perbaikan teknis budidaya konservasi rawa lebak lokal 5 perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana 6 penggunaan jenis unggul spesifik lokasi 7 peningkatan indeks pertanaman dan pola tanam padi berdasarkan kondisi setempat 8 pemupukan yang rasional 9 pemeliharaan yang intensif 10 peningkatan peran lembaga penyuluhan pertanian 11 industri pengolahan Selanjutnya, faktor pentingpengungkit Tabel 49 di atas, terlebih dahulu dilakukan penggabungan antara faktor penting hasil analisis keberlanjutan dan hasil analisis kebutuhan pemangku kepentingan untuk masing-masing desa. Selain dilakukan penggabungan, juga dilakukan strukturisasi berdasarkan bobot masing-masing faktor penting tersebut. Hal itu dilakukan agar diketahui urutan prioritas dari masing-masing faktor pentingpengungkit tersebut. Hasil selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel 50. Tabel 50 Penyederhanaanpenggabungan faktor-faktor penting berdasarkan prioritas untuk Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang No Penyederhaanpenggabungan faktor-faktor penting Sungai Ambangah Pasak Piang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ketersediaan modal usahatani 3,77 jumlah alat pemberantasan jasad pengganggu 3,05 harga produk usahani 1,58 pemeliharaan yang intensif 1,43 peningkatan IP dan pola tanam padi berdasarkan kondisi setempat 1,42 perbaikan teknis budidaya konservasi RL lokal 1,31 keterpaduan kebijakan pusat - daerah 1,25 penegakan penerapan tataruang sektor pertanian 1,21 jumlah rumah tangga petani 0,96 dukungan lembaga riset dan PT 0,95 industri pengolahan 0,94 pemupukan yang rasional 0,91 peningkatan peran lembaga penyuluhan pertanian 0,73 periode tergenang 0,72 pengendalian gulma 0,66 penggunaan jenis unggul spesifik lokasi 0,61 perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana 0,39 rumah tangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian 0,38 ketersediaan kembaga keuangan mikro 0,22 keuntungan usahatani 0,21 produksi usahtani 0,19 1 keuntungan usahatani 1,74 2 kandungan bahan organik tanah1,55 3 pola hubungan masyarakat dlm usahatani 1,46 4 pemeliharaan yang intensif 1,43 5 peningkatan IP dan pola tanam padi berdasarkan kondisi setempat 1,42 6 peran adat dalam kegiatan pertanian 1,32 7 perbaikan teknis budidaya konservasi rawa lebak 1,31 8 keterpaduan kebijakan pusat dan daerah 1,25 9 penegakan penerapan tataruang sektor pertanian 1,21 10 harga produk usatahi 1,20 11 rumah tangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian 1,02 12 dukungan lembaga riset dan PT 0,95 13 industri pengolahan 0,94 14 ketersediaan lembaga keuangan mikro 0,93 15 produktivitas lahan 0,92 16 pemupukan yang rasional 0,91 17 tingkat pendidikan formal petani 0,90 18 periode tergenang 0,82 19 perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana 0,77 20 efesiensi ekonomi 0,75 21 peningkatan peran lembaga penyuluhan pertanian 0,73 22 penggunaan jenis unggul spesifik lokasi 0,61 Hasil penyederhaanpenggabungan di atas, diperoleh 21 faktor penting untuk Desa Sungai Ambangah dan 22 faktor penting untuk Desa Pasak Piang Tabel 50. Selanjutnya dari faktor-faktor penting dimasing-masing desa tersebut, dilakukan analisis prospektif untuk mendapatkan faktor-faktor penting yang selanjutnya akan dijadikan sebagai faktor penyusun skenario untuk mendisain model pengelolaan rawa lebak berkelanjutan pada masa akan datang. Gambar 26 Pengaruh dan ketergantungan antar faktor pengungkit hasil analisis leverage dan pemangku kepentingan di Desa Sungai Ambangah Hasil analisis prospektif berupa matriks pengelompokkan empat kuadran untuk Desa Sungai Ambangah Gambar 26, dapat diidentifikasi pengaruh dan ketergantungan faktor-faktor dalam upaya pengelolaan rawa lebak berkelanjutan. Kuadran I kiri atas merupakan kelompok faktor yang memberikan pengaruh kuat terhadap kinerja sistem dengan ketergantungan yang rendah terhadap keterkaitan antar faktor. Pada kuadran ini terdiri dari sebelas faktor; yaitu 1 keuntungan usahatani, 2 rumahtangga yang mengikuti penyuluhan pertanian, 3 ketersediaan modal usahatani, 4 peningkatan indeks pertanaman padi, 5 pengendalian gulma, 6 pemupukan yang rasional, 7 harga produk usahatani, 8 dukungan lembaga riset dan PT, 9 ketersediaan lembaga keuangan mikro, 10 lembaga penyuluh pertanian, dan 11 produksi usahatani. Kesebelas faktor pada kuadran I merupakan variabel penentu yang digunakan sebagai input di dalam sistem yang dikaji. Kuadran II kanan atas merupakan kelompok faktor yang memberikan pengaruh kuat terhadap kinerja sistem namun mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap keterkaitan antar faktor, sehingga digunakan sebagai variabel penghubung stake di dalam sistem. Hasil analisis menunjukkan, faktor dengan pengaruh kuat dan dengan ketergantungan yang tinggi tidak ditemui. Kuadran III kanan bawah merupakan kelompok faktor yang memiliki pengaruh lemah terhadap kinerja sistem dan ketergantungan yang tinggi Harga produk usahatani Ketersediaan modal usahatani Rumah tangga petani yg pernah mengikuti penyuluhan pertanian Keuntungan usahatani Produksi usahatani Jumlah rumah tangga petani Periode tergenang Pengendalian gulma Ketersediaan lembaga keuangan mikro Teknis budidaya konservasi RL Lembaga penyuluh pertanian Peningkatan indeks pertanaman padi Dukungan lembaga riset dan PT Pemeliharaan yang intensif Penggunaan jenis unggul spesifik Perbaikan sarana dan prasarana Industri pengolahan Pemupukan yang rasional Penerapan tataruang sektor pertanian Alat pemberantasan jasad pengganggu Keterpaduan kebijakan - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 P e n g a ru h Ketergantungan Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji terhadap keterkaitan antar faktor, sehingga digunakan sebagai variabel terkait output di dalam sistem. Kuadran ini hanya terdapat satu faktor, yaitu faktor keterpaduan kebijakan. Kuadran IV kiri bawah merupakan kelompok faktor yang memiliki pengaruh lemah terhadap kinerja sistem dan ketergantungan juga rendah terhadap keterkaitan antar faktor. Kuadran ini terdiri dari sembilan faktor, yaitu 1 jumlah rumahtangga petani, 2 periode tergenang, 3 alat pemberantasan jasad pengganggu, 4 industri pengolahan, 5 perbaikan sarana dan prasana, 6 teknis budidaya konservasi rawa lebak, 7 pemeliharaan yang intensif, 8 penggunaan jenis unggul, dan 9 penerapan tataruang sektor pertanian. Berdasarkan hasil penilaian pengaruh langsung antar faktor Gambar 26 di atas, dari 21 faktor kunci yang teridentifikasi didapatkan sebelas faktor yang mempunyai pengaruh kuat terhadap kinerja sistem dengan ketergantungan faktor yang rendah. Kesebelas faktor tersebut perlu dikelola dengan baik dan dibuat kondisi state yang mungkin terjadi di masa depan untuk pengelolaan rawa lebak berkelanjutan di Desa Sungai Ambangah. Gambar 27 Pengaruh dan ketergantungan antar faktor pengungkit hasil analisis leverage dan pemangku kepentingan di Desa Pasak Piang Hasil analisis prospektif berupa matriks pengelompokkan empat kuadran untuk Desa Pasak Piang Gambar 27, juga dapat diidentifikasi pengaruh dan ketergantungan faktor-faktor dalam upaya pengelolaan rawa lebak berkelanjutan. Kuadran I kiri atas merupakan kelompok faktor yang memberikan pengaruh kuat terhadap kinerja sistem dengan ketergantungan yang rendah terhadap keterkaitan antar faktor. Pada kuadran ini terdiri atas tujuh faktor; yaitu 1 dukungan lembaga riset dan PT, 2 peran adat dalam kegiatan pertanian, 3 pola hubungan masyarakat dalam usaha pertanian, 4 perode tergenang, 5 harga produk usahatani, 6 produktivitas lahan, dan 7 keuntungan usahatani. Ketujuh faktor pada kuadran I, merupakan variabel penentu yang digunakan sebagai input di dalam sistem yang dikaji. Kuadran II kanan atas merupakan kelompok faktor yang memberikan pengaruh kuat terhadap kinerja sistem namun mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap keterkaitan antar faktor, sehingga digunakan sebagai variabel penghubung stake di dalam sistem. Pada kuadran ini terdiri atas lima faktor, yaitu 1 lembaga penyuluh pertanian, 2 efesiensi ekonomi, 3 ketersediaan lembaga keuangan mikro, 4 perbaikan sarana dan prasarana, dan 5 rumahtangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian. Kuadran III kanan bawah merupakan kelompok faktor Harga produk usahatani Pola hubungan masyarakat dalam usaha pertanian Keuntungan usahatani Peran adat dalam kegiatan pertanian Tingkat pendidikan formal petani Rumah tangga petani yg pernah mengikuti penyuluhan pertanian Periode tergenang Produktivitas lahan Dukungan lembaga riset dan PT Ketersediaan lembaga keuangan mikro Efesiensi ekonomi Lembaga penyuluh pertanian Peningkatan indeks pertanaman padi Pemeilharaan yang intensif Kandungan bahan organik tanah Pengunaan jenis unggul Perbaikan sarana dan prasarana Industri pengolahan Pemupukan yang rasional Penerapan tataruang sektor pertanian Teknis budidaya konservasi RL Keterpaduan kebijakan - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 P enga ruh Ketergantungan Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji yang memiliki pengaruh lemah terhadap kinerja sistem dan ketergantungan yang tinggi terhadap keterkaitan antar faktor, sehingga digunakan sebagai variabel terkait output di dalam sistem. Kuadran ini terdapat empat faktor, yaitu 1 pemeliharaan yang intensif, 2 penggunaan jenis unggul, 3 penerapan tataruang sektor pertanian, dan 4 keterpaduan kebijakan. Kuadran IV kiri bawah merupakan kelompok faktor yang memiliki pengaruh lemah terhadap kinerja sistem dan ketergantungan juga rendah terhadap keterkaitan antar faktor. Kuadran ini terdiri atas enam faktor, yaitu 1 tingkat pendidikan formal petani, 2 peningkatan indeks pertanaman, 3 industri pengolahan, 4 teknis budidaya konservasi, 5 pemupukan yang rasional, dan 6 kandungan bahan organik tanah. Berdasarkan hasil penilaian pengaruh langsung antar faktor Gambar 27 di atas, dari 22 faktor kunci yang teridentifikasi didapatkan tujuh faktor yang mempunyai pengaruh kuat terhadap kinerja sistem dengan ketergantungan faktor yang rendah. Dan lima faktor yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kinerja sistem dengan ketergantungan ketergantungan yang tinggi terhadap keterkaitan antar factor. Keduabelas faktor tersebut perlu dikelola dengan baik dan dibuat kondisi state yang mungkin terjadi di masa depan untuk pengelolaan rawa lebak berkelanjutan di Desa Pasak Piang.

6.3 Skenario Model Pengelolaan Lahan Rawa Lebak Berkelanjutan