Produk usahatani dari segi kualitas dan kuantitas sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan aplikasi sarana produksi pupuk, pestisida yang sesuai. Harga
produk usahatani juga akan berpengaruh terhadap keuntungan usahatani. Harga produk usahatani juga dipengaruhi oleh efisiensi ekonomi. Makin efisien suatu
proses produksi, maka semakin besar keuntungan yang diperoleh, tidak terkecuali dalam proses produk hasil pertanian.
6.1.3 Keberlanjutan rawa lebak dimensi sosial budaya Analisis indeks dan status keberlanjutan untuk dimensi sosial budaya di
Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang menggunakan tujuh atribut untuk dilakukan analisis keberlanjutan. Ketujuh atribut tersebut diperkirakan sebagai
atribut yang paling berpengaruh terhadap keberlanjutan dimensi sosial budaya. Adapun atribut tersebut terdiri atas 1 status kepemilikan lahan, 2 jumlah
rumah tangga petani, 3 rumah tangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian, 4 peran adat dalam kegiatan pertanian, 5 pola
hubungan masyarakat dalam usaha pertanian, 6 tingkat pendidikan formal petani, dan 7 intensitas konflik.
Hasil analisis keberlanjutan untuk Desa Sungai Ambangah pada Gambar 15a dapat diketahui bahwa nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi sosial
budaya mencapai 43,89 atau pada kategori kurang berkelanjutan.
a b
Gambar 15 Indeks dan status keberlanjutan a, dan atribut sensitif yang mempengaruhi keberlanjutan dimensi sosial budaya b di rawa lebak Desa Sungai
Ambangah
Hasil analisis leverage dimensi sosial budaya, dari tujuh atribut yang dianalisis Gambar 15b, terdapat tiga atribut sensitif yang mempengaruhi
keberlanjutan usahatani di rawa lebak saat ini, yaitu 1 pola hubungan
RAPLEBAK Ordination
DOWN UP
BAD GOOD
-60 -40
-20 20
40 60
20 40
60 80
100 120
Sumbu X setelah Rotasi: Skala Sustainability
S u
m b
u Y
s e
te la
h R
o ta
s i:
S k
a la
S u
s ta
in a
b il
it y
48.89 Analisis Leverage Dimensi Sosial Budaya Sungai Ambangah
1 2
3 4
5 6
7 8
Status kepemilkan lahan
Jumlah rumah tangga petani
Rumah tangga petani yg pernah mengikuti
penyuluhan pertanian Peran adat dalam
kegiatan pertanian Pola hub. Masyarakat
dlm usaha pertanian Tingkat pendidikan
formal petani Inensitas konflik
A tt
ri b
u te
Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100
masyarakat dalam usaha pertanian berupa kerjasama dalam hal penanaman, panen atau kegiatan lainnya, 2 rumah tangga petani yang pernah mengikuti
penyuluhan pertanian, dan 3 jumlah rumah tangga petani. Ketiga atribut sensitif yang mempengaruhi keberlanjutan sosial budaya tersebut mempunyai
keterkaitan yang sangat erat. Hal ini diperlihatkan dalam berbagai penelitian misalnya Evans, 1982; Lorenz, 1966, yang menunjukkan bahwa disamping
faktor dalam diri manusia intrinsik terdapat faktor luar ekstrinsik yang mempengaruhi kemampuan manusia untuk hidup bersama-sama dengan orang
atau kelompok lain secara baik. Untuk selanjutnya faktor ini disebut sebagai faktor penunjang. Faktor penunjang yang mempengaruhi kemampuan manusia
untuk hidup bersama-sama secara selaras dan serasi dapat digolongkan menjadi dua hal, yaitu peluang dan stimulasi. Aspek peluang pertama-tama dapat dilihat
dengan bertambahnya jumlah orang dalam suatu lingkup atau wilayah. Dengan mengikuti penyuluhan pertanian, maka keterbatasan-keterbatasan dan segala
permasalahan yang dihadapi oleh petani dalam hal kegiatan usahataninya dapat dicarikan solusi jalan keluarnya. Sedangkan ketersediaan rumah tangga petani
merupakan salah satu sumberdaya khususnya sumberdaya manusia yang berperan dalam mendukung kelancaran kegiatan usahatani. Dengan demikian,
ketiga atribut sensitif tersebut perlu mendapat perhatian dan dikelola dengan baik agar nilai indeks dimensi ini menjadi meningkat dimasa yang akan datang.
Sedangkan hasil analisis keberlanjutan untuk Desa Pasak Piang pada Gambar 16a dapat diketahui bahwa nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi
sosial budaya mencapai 48,30 atau pada kategori kurang berkelanjutan.
a b
Gambar 16 Indeks dan status keberlanjutan a, dan atribut sensitif yang mempengaruhi keberlanjutan dimensi sosial budaya b di rawa lebak Desa Pasak Piang
RAPLEBAKOrdination
DOWN UP
BAD GOOD
-60 -40
-20 20
40 60
20 40
60 80
100 120
Sumbu X setelah Rotasi: Skala Sustainability
S u
m b
u Y
s e
te la
h R
o ta
s i:
S k
a la
S u
s ta
in a
b il
it y
48.30 Analisis Leverage Dimensi Sosial Budaya Pasak Piang