Karakteristik Lahan dan Petani Rawa Lebak

4.4 Karakteristik Lahan dan Petani Rawa Lebak

Berdasarkan hasil orientasi lapangan dan informasi yang dihimpun dari beberapa petani dan aparat desa pada saat penelitian, menunjukkan bahwa kondisi lahan rawa lebak di kedua lokasi penelitian sejak tahun 2004 dengan adanya reklamasi sungai, relatif tidak mengalami penggenangan yang cukup lama, kecuali pada beberapa lokasi masih terjadi banjir apabila hujan lebat. Dan apabila terjadi banjir, penggenangan hanya berlangsung paling lama sekitar 2 minggu. Menurut penduduk setempat hal itu disinyalir akibat dari: 1 kapasitas sungai ambangah dan sungai pasak piang di bagian hilir tidak dapat menampung beban debit banjir akibat terjadinya pendangkalan karena banyaknya sedimen pada bagian dasar sungai, sedimen yang terbentuk sebagai akibat adanya aktivitas penebangan hutan di bagian hulu sungai. Sebagaimana yang ditemukan oleh Noor 2007 bahwa selain aktivitas penebangan hutan, juga adanya aktivitas berat seperti pertambangan, perlandangan intensif dan hutan yang gundul dapat berakibat pendangkalan sungai di bagian hilir. 2 tinggi genangan untuk lahan sawah hanya sekitar 40 cm khususnya sawah-sawah yang terletak di dekat sungai. Kondisi ini, apabila menggunakan batasan menurut kriteria Subagjo pada halaman 10, maka dari total luasan rawa lebak di Desa Sungai Ambangah yang mencapai 260 hektar dan 221 hektar di Desa Pasak Piang tidak masuk dalam kategori lahan rawa lebak karena batasan tinggi atau lama genangan pada kedua lokasi penelitian tersebut tidak terpenuhi. Menurut Noor 2007 rawa lebak yang telah mengalami pengatusan drainase setelah dilakukan reklamasi sehingga muka air turun dan lahan tidak lagi tergenang secara permanen, kecuali hanya beberapa hari apabila hujan lebat, semestinya tidak lagi dapat dikategorikan sebagai lahan rawa lebak. Lahan semacam ini lebih sesuai dikategorikan sebagai lahan tadah hujan karena karakter rawa lebak yang terkait genangan tidak lagi melekat secara inherence. Lahan semacam ini umumnya sudah dikembangkan menjadi lahan kelapa sawit, karet, jeruk, dan sebagainya. Keadaan fisik lahan di kedua Desa, memperlihatkan kandungan unsur hara yang bervariasi, mulai dari sangat rendah sampai tinggi, pH tanah di kedua lokasi sangat rendah hanya berkisar antara 3,23 sampai 3,38 dengan kandungan C organik yang sangat tinggi, KTK dan N total yang tinggi. Tekstur tanah di Desa Sungai Ambangah adalah lempung liat berdebu dan debu berliat untuk Desa Pasak Piang Tabel 17. Tabel 17 Kondisi fisik lahan, Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang Parameter Sungai Ambangah Pasak Piang - Temperatur udara rata-rata tahunan - Bulan kering 100 mmth - Curah hujan tahunn - Drainase tanah - Tekstur tanah - Kedalaman efektif - Gambut: - kematangan - Ketebalan - KTK tanah - pH : 26,4-27,2 : 1-2 bulan : 3 142,3 mmth : agak terhambat : lempung liat berdebu : sedang 50 cm : - : - : 24,59 cmol+kg : 3,24 : 26,4 – 27,2 : 1-2 bulan : 3 142,3 mmth : agak terhambat : debu berliat : dalam 75 cm : - : - : 26,84 cmol+kg : 3,38 - N total - P 2 O 5 tersedia - K - Periode banjir - Frekuensi - Salinitas - Kejenuhan aluminium - Kedalaman pirit - Struktur - Konsistensi - Kemiringan lahan - Batu dipermukaan - Singkapan batuan rock outocrops - Total bahaya erosi : 0,47 : 13,67 ppm : 0,25 cmol+kg : ringan : - : ≤2 dscm : - : 100 cm : - : - : 3 : 0 : 0 : ringan : 0,78 : 6,16 ppm : 0,19 cmol+kg : ringan : - : ≤1 dscm : - : 150 cm : - : - : 3 : 0 : 0 : ringan Sumber: Hasil pengamatan, analisis laboratorium dan data Stasiun Meterologi Supadio Petani responden baik di Desa Sungai Ambangah maupun Desa Pasak Piang dalam penggunaan faktor produksi khususnya pupuk secara rata-rata belum menggunakan pemupukan sesuai anjuran di dalam kegiatan usahatani mereka. Hal itu terlihat dari selisih pemberian pupuk oleh petani di Desa Sungai Ambangah maupun Desa Pasak Piang yang dibandingkan dengan anjuran pemupukan yang seharusnya diberikan menurut rekomendasi yang dikeluarkan oleh BPTP Kalbar Tabel 18. Tabel 18 Selisih rata-rata produksi dan penggunaan faktor produksi dibanding anjuran di lahan rawa lebak Sungai Ambangah dan Pasak Piang Uraian Sungai Ambangah Pasak Piang Rata- rata Anjuran Selisih Rata- rata Anjuran Selisih 1. Produksi tGKG 1,1 1,9 0,8 0,9 1,9 1,0 2. Faktor Produksi - Urea kg - SP-36 kg - KCl kg - Pupuk Kandang t - Kapur t 100 25 25 85 85 50 1,2 2,0 15 60 25 1,2 2,0 25 25 80 85 50 1,0 2,0 55 60 50 1,0 2,0 Sumber: hasil wawancara; BPTP Kalbar, 2009 Berdasarkan Tabel 19 diperoleh gambaran bahwa karakteristik petani baik di Desa Sungai Ambangah maupun Desa Pasak Piang khususnya dari sisi umur, didominasi petani yang berusia 30 sampai 50 tahun masing-masing mencapai 60,1 dan 82,2. Hal ini menunjukkan bahwa petani yang ada tergolong pada kelompok usia produktif. Umur berhubungan dengan pertumbuhan dan kematangan serta pengalaman. Pengalaman merupakan sumberdaya untuk kesiapan dirinya belajar lebih lanjut Vacca dan Walker dalam Jarmie, 1985. Umur seseorang juga berkaitan dengan kapasitas belajar, penurunan kapasitas belajar seseorang berlangsung secara drastis pada umur 60 tahun yaitu pada fase usia lanjut. Umur seseorang berhubungan juga dengan kapasitas kerja dan produktivitas kerja Distribusi petani berdasarkan tingkat pendidikan, baik di Desa Sungai Ambangah maupun di Desa Pasak Piang lebih didominasi oleh yang berpendidikan Sekolah Dasar. Akan tetapi, di Desa Sungai Ambangah ditemukan petani yang berpendidikan tinggi diploma, sedangkan di Desa Pasak Piang pendidikan tertinggi petani hanya mencapai tingkat Sekolah Menengah Atas. Pendidikan menurut Houle 1975, merupakan proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan maupun sikap, yang dilakukan secara terencana sehingga diperoleh perubahan-perubahan. Perubahan menurut Wiraatmadja 1977 adalah perubahan perilaku berdasarkan ilmu-ilmu dan pengamalan yang sudah diakui dan direstui oleh masyarakat. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat pemahamannya pada sesuatu yang dipelajarinya, disamping itu hasil-hasil belajar yang perlu diperoleh dari pendidikan yang telah diikuti seseorang akan menentukan semangatnya untuk belajar Slamet, 1975. Sedangkan rata-rata jumlah anggota keluarga petani mencapai 4,3 jiwa untuk Desa Sungai Ambangah dan 4,2 jiwa di Desa Pasak Piang. Status kepemilikan lahan di kedua Desa adalah milik sendiri. Dan secara keseluruhan petani tergabung dalam kelompok tani. Distribusi petani berdasarkan luas lahan garapan untuk tanaman padi di Desa Sungai Ambangah didominasi petani yang memiliki luas lahan garapan 0,5 – 1,0 40,2 dan 1,0 – 2,0 37,2 dan Desa Pasak Piang 1,0 – 2,0 35,7 dan 1,0 – 2,0 32,1. Sedangkan distribusi petani berdasarkan luas lahan garapan tanaman karet di Sungai Ambangah didominasi oleh yang memiliki luas lahan garapan antara 1,0 – 2,0 27,4, tetapi di Desa Pasak Piang didominasi oleh responden yang memiliki luas lahan garapan 1,0 – 2,0 52,2. Distribusi petani berdasarkan luas lahan garapan tanaman kelapa sawit baik di Desa Sungai Ambangah maupun Desa Pasak Piang semua responden memiliki luas lahan garapan antara 0,5 – 1,0. Jumlah lahan garapan berdasarkan masing-masing luas kepemilikan di Desa Sungai Ambangah berturut-turut dari yang tertinggi yaitu 0,5 – 1,0 hektar mencapai 41,3 diikuti luas 1,0 – 2,0 hektar mencapai 29,3, 0 - 0,5 hektar mencapai 16,3 dan 2 hektar hanya mencapai 13,1. Sedangkan untuk Desa Pasak Piang berturut-turut dari yang tertinggi yaitu 0,5 – 1,0 hektar mencapai 39,0 diikuti luas 1,0 – 2,0 hektar mencapai 27,2, 0 –0,5 hektar mencapai 21,4 dan 2 hektar hanya mencapai 12,4. Distribusi petani berdasarkan pengalaman berusahatani khususnya komoditas padi berkisar antara 10 hingga 20 tahun, di Sungai Ambangah mencapai 56,8, sedangkan Pasak Piang mencapai 53,7. Selengkapnya disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 Keragaan umum dan status kepemilikan lahan petani di Sungai Ambangah dan Pasak Piang No Klasifikasi Keterangan Jumlah petani Sungai Ambangah Pasak Piang 1 Usia th 30 30 – 40 40 – 50 50 13,6 20,4 27,4 38,6 10,7 39,3 32,2 17,8 2 Pendidikan Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma 2,2 45,4 20.4 25,2 6,8 - 53,5 25,1 21,4 - 3 Jumlah Anggota Keluarga jiwa 2-3 4-5 6 33,3 42,3 24,4 42,9 35,7 21,4 4 Status Kepemilikan Lahan Millik sendiri Sewa 100 - 100 - 5 Tergabung dalam kelompok Tani Ya Tidak 100 - 100 - 6 Luas Lahan Garapan ha Padi – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 2 ha 13,6 40,2 37,2 9,0 21,4 35,7 32,1 10,8 Karet – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 2 0,0 22,7 27,4 15,9 0,0 12,2 52,2 19,5 Sawit – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 2 0,0 22,7 0,0 0,0 0,0 35,4 0,0 0,0 Lanjutan No Klasifikasi Keterangan Jumlah petani Sungai Ambangah Pasak Piang Jumlah 0 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 2 ha 16,3 41,3 29,3 13,1 21,4 39,0 27,2 12,4 7 Pengalaman berusahatani padi th – 10 11 – 20 20 29,5 56,8 13,5 28,5 53,7 17,8 Jumlah responden petani 45 27 Sumber : Hasil wawancara

4.5 Jenis Tanaman, Produktivitas, dan Kendala Usaha Tani