Produktivitas Pendapatan Petani TINJAUAN PUSTAKA

aspek lingkungan yang bukan buatan manusia dan terdapat pada permukaan bumi, di udara, di dalam bumi, di laut, di dalam laut, di dasar dan di bawah dasar laut Zen, 2001. Selanjutnya, sumberdaya teknologi yang secara definisi dimaknai sebagai hasil buah pikir dari suatu pengetahuan. Teknologi itu sendiri merupakan bagian dari budaya. Teknologi secara luas dapat terdiri dari, tecnoware perangkat teknis, humanware perangkat manusia, inforware perangkat informasi dan orgaware perangkat organisasi. Keempat komponen tersebut, selalu berperan dalam sebuah proses transformasi, tepatnya dalam merubah suatu input menjadi output Sasmojo, 2001. Input atau masukan menurut Sewoyo, 2001 dapat berupa bahan baku alami bahan mineral, bahan biologis, dan atau bahan setengah jadi bahan kimia, bahan bangunan, bahan pakaian. Sedangkan output atau keluaran dapat berupa barang-barang konsumsi makanan, obat, peralatan, perabotan. Dalam tulisan ini yang dimaksudkan dengan sumberdaya lokal, yaitu 1 sumberdaya manusia dengan segala pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat lokal, tradisional atau asli; 2 sumberdaya alam adalah sumberdaya yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka dimana mereka telah berinteraksi secara turun temurun; dan 3 sumberdaya teknologi adalah sumberdaya hasil olah-pikir dan uji-coba yang telah mereka lakukan, dan kemudian menjadi semacam pengetahuanteknologi mereka tentang sistem alam yang terakumulasi melalui proses yang cukup panjang untuk selanjutnya diwariskan secara lisan. Biasanya hasil uji-coba dalam bentuk teknologi tersebut menurut Mitchell 2000, tidak dapat dijelaskan melalui istilah-istilah ilmiah. Dan akhirnya, bagaimana ketiga sumberdaya lokal tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dalam kegiatan usahatani di rawa lebak.

2.4 Produktivitas

Produktivitas diartikan sebagai keinginan manusia untuk meningkatkan mutu kehidupan. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk meningkatkan mutu kehidupan supaya terjadi perubahan dari waktu ke waktu. Produktivitas dapat pula diartikan sebagai ukuran efisiensi, efektivitas dan kualitas dari setiap sumber yang digunakan selama produksi berlangsung dengan membandingkan jumlah yang dihasilkan keluaran dengan setiap sumberdaya yang digunakan masukan. Unsur-unsur produktivitas: 1 efisiensi, produktivitas sebagai rasio keluaran dengan masukan merupakan ukuran efisiensi pemakaian sumberdaya masukan terencana dengan pemakaian masukan yang sebenarnya. Jadi pengertian efisiensi berorientasi pada masukan. Efisiensi dapat dipahami sebagai kegiatan penghematan sumber-sumber dalam kegiatan produksi, seperti penghematan pemakaian bahan, uang, tenaga kerja, waktu, air dan sebagainya; 2 efektivitas, menggambarkan seberapa jauh target yang ditetapkan dapat tercapai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Efektivitas berorientasi pada keluaran; dan 3 kualitas, masukan dan kualitas proses akan menentukan kualitas keluaran. Keluaran yang berkualitas baik, akan meningkatkan rasio keluaran dengan masukan dalam nilai tambah, berarti meningkatkan produktivitas. Dalam konteks pertanian, produktivitas berperan penting dalam mencapai kecukupan produksi pangan. Peningkatan produksi pangan sangat ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya adalah ketersediaan air, kondisi lahan, input produksi dan pemeliharaan.

2.5 Pendapatan Petani

Pendapatan adalah seluruh penerimaan dapat berupa uang atau barang dari hasil usaha atau produksi. Pendapatan rumahtangga dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, informal dan subsistem. Pendapatan formal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan pokok. Sedangkan pendapatan subsistem adalah penghasilan yang diperoleh dari faktor produksi yang dinilai dengan uang Mulyanto dan Ever, 1982. Pendapatan rumahtangga dapat juga didefenisikan sebagai seluruh penerimaan yang didapat setiap rumahtangga atau lebih disederhanakan adalah sebagai balas jasa dari faktor- faktor ekonomi Anonim, 2000. Ada keterkaitan yang erat antara pendapatan, faktor produksi dan tingkat kesejahteraan suatu rumahtangga. Selanjutnya menurut Tjahyono, 1987 besarnya pendapatan petani dapat berasal dari usahatani dan non tani . Mosher dalam Mubyarto 1989 mengemukakan bahwa semua petani menginginkan kesentosaan dalam keluarganya. Sehingga kebutuhan keluarga selalu dapat dipenuhi semuanya. Oleh karena itu, petani akan selalu berusaha untuk meningkatkan intensitas usahataninya dengan berbagai cara agar supaya pendapatannya menjadi meningkat. Berkaitan dengan hal ini, Pendapatan dari usahatani diperoleh dengan menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh dari usahatani yang dilakukannya. Sedangkan penghasilan dari luar usahatani diperoleh dari penjumlahan seluruh penghasilan sampingan yang dilakukan di luar usahatani. Menurut Soekartawi 2002 perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang akan dikonsumsi, pada tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah, dengan tingkat pengeluaran rumah tangga lebih besar dari pendapatan, maka tingkat konsumsi tidak hanya dibiayai oleh pendapatan mereka saja, melainkan dari sumber lain seperti tabungan yang dimiliki, penjualan harta benda, atau pinjaman bentuk lain. Biasanya semakin tinggi tingkat pendapatan, maka konsumsi yang dilakukan rumah tangga akan semakin besar pula. Bahkan seringkali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan hanya bertambah akan tetapi kualitas barang yang diminta juga bertambah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan petani ditinjau dari faktor sosial dan ekonomi antara lain adalah tingkat pendidikan, jarak kebun dari rumah, jam kerja efektif, jumlah tenaga kerja dan input produksi. Tingkat pendidikan merupakan modal utama, dengan jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi, maka besar kemungkinannya untuk dapat menerima inovasi maupun gagasan-gagasan baru yang dapat memperbaiki kegiatan usahatani. Pengambilan keputusan untuk menghindari risiko usahatani dapat dilakukan dengan tingkat pendidikan yang memadai Hermanto, 2005.

2.6 Analisis Usahatani