Jenis Tanaman, Produktivitas, dan Kendala Usaha Tani

Lanjutan No Klasifikasi Keterangan Jumlah petani Sungai Ambangah Pasak Piang Jumlah 0 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 2 ha 16,3 41,3 29,3 13,1 21,4 39,0 27,2 12,4 7 Pengalaman berusahatani padi th – 10 11 – 20 20 29,5 56,8 13,5 28,5 53,7 17,8 Jumlah responden petani 45 27 Sumber : Hasil wawancara

4.5 Jenis Tanaman, Produktivitas, dan Kendala Usaha Tani

Hasil analisis pendahuluan tentang jenis tanaman, produktivitas, kendala usahatani dan peluang perbaikan sebagaimana disajikaan pada Tabel 20. Berdasarkan Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa tiga tanaman utama yang diusahakan oleh masyarakat di daerah rawa lebak adalah padi, karet dan kelapa sawit. Namun demikian rata-rata produksi yang dihasilkan khususnya tanaman padi dan karet, relatif rendah baru mencapai 1,0 ton per hektar di Sungai Ambangah dan 0,8 ton per hektar per tahun di Pasak Piang untuk padi. Untuk tanaman karet berkisar antara 0,99 ton per hektar di Sungai Ambangah dan 0,95 ton per hektar per tahun di Pasak Piang. Dan kelapa sawit belum berproduksi. Tabel 20 Jenis tanaman, produksi, kendala dan peluang perbaikan usahatani di rawa lebak Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang Kelompok Tanaman Jenis Tanaman Rata-rata Produksi tonha Indeks Penanaman Kendala Usahatani Tanaman Semusin Padi 1. Sungai Ambangah 2. Pasak Piang 1,0 0,8 100 100 1. Indeks penanaman, pemupukan belum sesuai anjuran, penggunaan varietas lokal, ketersediaan air, pH rendah, adanya serangan HP, luas lahan garapan sempit. 2. Modal terbatas, terbatasnya tenaga kerja, waktu tanam masih berdasarkan kebiasaanadat Tanaman Tahunan Karet 1. Sungai Ambangah 2. Pasak Piang 0,99 0,95 - - 1. Jenis lokal, tanaman tua, Jarak tanam, tanpa pemupukan, kualitas produk rendah 2. Harga ditentukan pembeli Kelapa Sawit - - - Sumber: Hasil wawancara Ket: umur tanaman ± 2,5 tahun saat penelitian Tingkat produksi padi terendah 0,6 tonha di Desa Pasak Piang dan tertinggi 1,3 tonha di Desa Sungai Ambangah. Secara parsial tingkat produksi padi di Desa Sungai Ambangah mencapai 0,8 – 1,3 tonhatahun dengan produksi rata-rata adalah 1,0 tonhatahun. Sedangkan di Desa Pasak Piang hanya mencapai 0,6 – 1,1 tonhatahun dengan produksi rata-rata adalah 0,8 tonhatahun. Nilai produksi tersebut jika dikonversikan dengan harga gabah kering giling GKG setempat yang hanya mencapai Rp3 000,- per kg, maka penerimaan petani di Sungai Ambangah setara dengan Rp3 000 000,- dan di Pasak Piang setara dengan Rp2 400 000,-. Sedangkan tingkat produksi komoditas karet di Desa Sungai Ambangah dari data yang diperoleh mencapai 0,72 tonha terendah dan tertinggi 1,26 tonha dan 0,5 ton terendah dan tertinggi 1,20 tonha di Pasak Piang, dengan rata-rata produksi adalah 0,99 tonhatahun di Sungai Ambangah dan 0,95 tonhatahun di Pasak Piang. Untuk tanaman kelapa sawit belum berproduksi dan saat penelitian dilaksanakan tanaman kelapa sawit baru berumur sekitar 2,5 tahun. Dari dua tanaman yang telah menghasilkan dilakukan analisis, dan hasilnya sebagaimana disajikan pada Tabel 21. Tabel 21 Nilai penerimaan dan pendapatan petani berdasarkan produksi eksisting beberapa jenis tanaman di rawa lebak Rpth Jenis Tanaman Produksi tonha Rata-rata Produksi tonha Rata-rata Nilai Produksi Rpthnha Sungai Ambangah Pasak Piang Sungai Ambangah Pasak Piang Sungai Ambangah Pasak Piang Padi 0,8 – 1,3 0,6 – 1,1 1,0 0,8 3 000 000 2 400 000 Karet 0,72 – 1,26 0,5 – 1,20 0,99 0,95 7 920 000 6 650 000 Kelapa Sawit - - - - - - Sumber: hasil olahan Ket: Harga GKG di kedua lokasi penelitian Rp3 000,- per kg Harga karet Rp8 000kg di Sungai Ambangah, dan Rp7 000,-kg di Pasak Piang Harga TBS Rp1 300,- per kg

4.6 Analisis Kesesuaian Lahan