masyarakat dalam usaha pertanian berupa kerjasama dalam hal penanaman, panen atau kegiatan lainnya, 2 rumah tangga petani yang pernah mengikuti
penyuluhan pertanian, dan 3 jumlah rumah tangga petani. Ketiga atribut sensitif yang mempengaruhi keberlanjutan sosial budaya tersebut mempunyai
keterkaitan yang sangat erat. Hal ini diperlihatkan dalam berbagai penelitian misalnya Evans, 1982; Lorenz, 1966, yang menunjukkan bahwa disamping
faktor dalam diri manusia intrinsik terdapat faktor luar ekstrinsik yang mempengaruhi kemampuan manusia untuk hidup bersama-sama dengan orang
atau kelompok lain secara baik. Untuk selanjutnya faktor ini disebut sebagai faktor penunjang. Faktor penunjang yang mempengaruhi kemampuan manusia
untuk hidup bersama-sama secara selaras dan serasi dapat digolongkan menjadi dua hal, yaitu peluang dan stimulasi. Aspek peluang pertama-tama dapat dilihat
dengan bertambahnya jumlah orang dalam suatu lingkup atau wilayah. Dengan mengikuti penyuluhan pertanian, maka keterbatasan-keterbatasan dan segala
permasalahan yang dihadapi oleh petani dalam hal kegiatan usahataninya dapat dicarikan solusi jalan keluarnya. Sedangkan ketersediaan rumah tangga petani
merupakan salah satu sumberdaya khususnya sumberdaya manusia yang berperan dalam mendukung kelancaran kegiatan usahatani. Dengan demikian,
ketiga atribut sensitif tersebut perlu mendapat perhatian dan dikelola dengan baik agar nilai indeks dimensi ini menjadi meningkat dimasa yang akan datang.
Sedangkan hasil analisis keberlanjutan untuk Desa Pasak Piang pada Gambar 16a dapat diketahui bahwa nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi
sosial budaya mencapai 48,30 atau pada kategori kurang berkelanjutan.
a b
Gambar 16 Indeks dan status keberlanjutan a, dan atribut sensitif yang mempengaruhi keberlanjutan dimensi sosial budaya b di rawa lebak Desa Pasak Piang
RAPLEBAKOrdination
DOWN UP
BAD GOOD
-60 -40
-20 20
40 60
20 40
60 80
100 120
Sumbu X setelah Rotasi: Skala Sustainability
S u
m b
u Y
s e
te la
h R
o ta
s i:
S k
a la
S u
s ta
in a
b il
it y
48.30 Analisis Leverage Dimensi Sosial Budaya Pasak Piang
2 4
6 8
10 12
14 16
18 Status kepemilkan
lahan Jumlah rumah tangga
petani Rumah tangga petani
yg pernah mengikuti penyuluhan pertanian
Peran adat dalam kegiatan pertanian
Pola hub. Masyarakat dlm usaha pertanian
Tingkat pendidikan formal petani
Inensitas konflik
A tt
ri b
u te
Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100
Hasil analisis leverage dimensi sosial budaya, dari tujuh atribut yang dianalisis Gambar 16b terdapat enam atribut sensitif yang mempengaruhi
keberlanjutan di rawa lebak saat ini, yaitu 1 peran adat dalam kegiatan pertanian, 2 rumah tangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian,
3 pola hubungan masyarakat dalam usaha pertanian, 4 jumlah rumah tangga petani, 5 tingkat pendidikan formal petani, dan 6 intensitas konflik. Keenam
atribut sensitif yang mempengaruhi keberlanjutan sosial budaya tersebut mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Perbedaan atribut sensitif untuk
dimensi sosial budaya baik jumlah atribut maupun jenis atribut antara Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang secara faktual di lapangan memungkinkan
terjadi. Dari hasil diskusi dan wawancara terhadap petani di lokasi studi khususnya Desa Pasak Piang, diperoleh informasi bahwa kegiatan usahatani
yang mereka lakukan masih sangat bergantung terhadap nilai-nilai budaya lokal seperti dalam penentuan waktu tanam. Penentuan waktu tanam ditentukan oleh
Tetua Adat atau Tokoh Adat yang oleh masyarakat disana menyebutnya sebagai Tuha tahun. Dan hasil cross check terhadap Tetua Adat yang ditemui Bapak
Herkulanus Utuh berusia sekitar 65 tahun menurut pengakuan yang bersangkutan, membenarkan apa yang menjadi keyakinan masyarakat disana
dalam penentuan waktu tanam. Melalui arahan dan penentuan waktu tanam dari Tetua Adat, masyarakat yakin bahwa mereka akan berhasil dalam kegiatan
usahataninya, dan apabila melanggar akan mendapatkan kegagalan dalam usahatani. Ini berlaku untuk kegiatan usahatani padi khususnya, karena
menanam padi menurut kepercayaan mereka merupakan suatu bentuk pelestarian kebudayaan. Menanam padi bagi mereka merupakan hal yang
mendasar dan wajib, karena hasil padi tidak untuk diperjualbelikan tetapi untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga mereka, kalaupun hasil
panen berlebih disimpan sebagai cadangan untuk kebutuhan dimasa yang akan datang apabila terjadi gagal panen.
6.1.4 Keberlanjutan rawa lebak dimensi teknologi Analisis indeks dan status keberlanjutan untuk dimensi teknologi di Desa
Sungai Ambangah dan Pasak Piang menggunakan delapan atribut untuk dilakukan analisis keberlanjutan. Kedelapan atribut tersebut, diperkirakan
sebagai atribut yang paling berpengaruh terhadap keberlanjutan dimensi teknologi. Adapun atribut tersebut adalah 1 pengolahan tanah, 2 pemupukan,
3 pengendalian gulma, 4 jumlah alat pemberantasan jasad pengganggu, 5 ketersediaan mesin pompa air, 6 ketersediaan mesin pasca panen, dan 7
pola tanam, dan 8 jadual tanam Hasil analisis keberlanjutan untuk Desa Sungai Ambangah pada Gambar
17a dapat diketahui bahwa nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi teknologi mencapai 37,53 atau pada kategori kurang berkelanjutan.
a b
Gambar 17 Indeks dan status keberlanjutan a, dan atribut sensitif yang mempengaruhi keberlanjutan dimensi teknologi b di rawa lebak Desa Sungai Ambangah
Hasil analisis leverage dimensi teknologi, dari tujuh atribut yang dianalisis Gambar 17b terdapat tiga atribut sensitif yang mempengaruhi usahatani di rawa
lebak saat ini, yaitu 1 jumlah alat pemberantasan jasad pengganggu, 2 pengendalian gulma, dan 3 pemupukan. Ketiga atribut sensitif yang
mempengaruhi keberlanjutan teknologi tersebut mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Dengan demikian, ketiga atribut sensitif tersebut perlu mendapat
perhatian dan dikelola dengan baik agar nilai indeks dimensi ini menjadi meningkat dimasa yang akan datang.
Sedangkan hasil analisis keberlanjutan untuk Desa Pasak Piang pada Gambar 18a dapat diketahui bahwa nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi
teknologi mencapai 28,92 atau pada kategori kurang berkelanjutan.
RAPLEBAK Ordination
GOOD BAD
UP
DOWN -60
-40 -20
20 40
60
20 40
60 80
100 120
Sumbu X setelah Rotasi: Skala Sustainability
S u
m b
u Y
s e
te la
h R
o ta
s i:
S k
a la
S u
s ta
in a
b il
it y
37.53 Analisis Leverage Dimensi Teknologi Sungai Ambangah