Sumberdaya Lokal Rawa Lebak

VII. MODEL PENGEMBANGAN DAN STRATEGI PENERAPAN USAHATANI DI RAWA LEBAK

7.1 Sumberdaya Lokal Rawa Lebak

Pasal 1 ayat 10 Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumberdaya manusia, sumberdaya alam, baik hayati maupun nonhayati, dan sumberdaya buatan. Berdasarkan Undang-Undang RI tentang Sistem Budidaya Tanaman Nomor 12 Tahun 1992, disebutkan bahwa sistem budidaya tanaman adalah sistem pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam nabati melalui upaya manusia yang dengan modal, teknologi, dan sumberdaya lainnya menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik. Selanjutnya pada pasal 2 disebutkan bahwa sistem budidaya tanaman sebagai bagian pertanian berasaskan manfaat, lestari, dan berkelanjutan. Sedangkan pasal 3 disebutkan bahwa sistem budidaya tanaman bertujuan: a. meningkatkan dan memperluas penganekaragaman hasil tanaman, guna memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, industri dalam negeri, dan memperbesar ekspor; b. meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani; c. mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Hasil observasi lapangan dan studi literatur menunjukkan bahwa sumberdaya lokal potensial yang terdapat di lokasi penelitian yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pengembangan rawa lebak untuk kegiatan usahatani berkelanjutan yang dipilah menjadi empat kelompok yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumberdaya teknologi dan sumberdaya kelembagaan dan institusi pendukung. Tabel 63 menyajikan potensi sumberdaya lokal di kawasan rawa lebak baik di Desa Sungai Ambangah maupun Desa Pasak Piang. Tabel 63 Potensi sumberdaya lokal di Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang No Jenis dan Potensi Sumberdaya Lokasi Desa Keterangan Sui Ambangah Pasak Piang 1. Sumberdaya Manusia Jumlah penduduk jiwa 5 002 3 001 Penduduk berdasarkan jenis kelamin jiwa - Laki-laki - Perempuan 2 554 2 448 1 537 1 464 Lanjutan No Jenis dan Potensi Sumberdaya Lokasi Desa Keterangan Sui Ambangah Pasak Piang Penduduk berdasarkan usia produktif jiwa - 21 – 30 tahun - 31 – 40 tahun - 41 – 50 tahun - 51 – 58 tahun - 59 tahun 605 880 781 421 181 426 553 458 134 103 Penduduk berdasarkan pendidikan jiwa - Tdk sekolahputus sklh - Tamat SD - Tamat SLTP - Tamat SLTA - PT Akademi 340 989 1 986 1 665 23 2 366 346 184 96 9 2. Sumberdaya Alam a. Luas Wilayah ha 15 650 16 539 b. Tanah dan Iklim - Terletak dibawah garis katulistiwa - Altitude m dpl - Kemiringan wilayah - Lapisan Top Soil cm - pH tanah - Tingkat kesuburan tanah - Suhu o C - Curah hujan mmth - Kelembaban 109 – 22,31 BT dan 0,21 LS 0 -8 – 10 12 3 – 5 sedang 20 - 34 3 142,3 81 - 95 - – 1.5 – 10 15 3 -5 Sedang 20 - 34 3 142,3 81 - 95 c.TanamanVegetasi - Tanaman Budidaya 1. Semusim 2. Tahunan 3. Hortikultura 4. Non Budidayahutan ha Padi, jagung, ubi kayu, ketelah rambat, kacang tanah, talaskeladi Karet, kelapa sawit, kakao, kopi, kelapa, sagu Durian, rambutan, jeruk, langsat, pisang, manggis, pepaya, nenas, lidah buaya, cabe rawit, bawang daun, kacang panjang, timun, terong, tomat, jahe, serai, anggrek. Tidak ada data Padi, jagung, ubi kayu, talaskeladi, ketela rambat. Karet, kelapa sawit, kopi, lada, kelapa Pisang, rambutan, jengkol, langsat, nanas, kacang panjang, bawang daun, tomat, terong, cabe rawit, serai, timun. 12 481 d. Peternakan Sapi, kambing, ayam, itik, angsa dan babi Sapi, ayam, kambing, itik, babi. e. Perikanan air tawar Lele, nila dan mas Lele, nila, mas, bawal Lanjutan No Jenis dan Potensi Sumberdaya Lokasi Desa Keterangan Sui Ambangah Pasak Piang f. Jenis padi lokal palawang, sampit, pantat ulat, angkung, siam, langsat, katumbar, purun, padi putih, talang dan pulut palawang, sampit, pantat ulat, angkung, siam, langsat, katumbar, purun, padi putih, talang dan pulut 3. Sumberdaya Teknologi a. Penyuluhan penggunaan benih bermutu dan pemupukan berimbang jml 1 1 Dilaksanakan pada bulan April 2009 b. Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu OPT melalui Pengendalian Hama Terpadu PHT jml 1 1 Dilaksanakan sekolah lapang pengedalian hama terpadu SLPHT bulan Mei – Agtus 2009 c. Teknologi pembuatan kompos jml - - Dilaksanakan percontohandem plot pada bulan April 2009 d. Teknis budidaya tanaman campuransela diantara tanaman perkebunan jml - 1 Dilaksanakan pelatihandemplot pada bulan Juni – Agustus 2009 e. Penyuluhan teknis peningkatan Indeks Pertanaman IP jml 1 1 Dilaksanakan pada bulan Mei 2009 f. Pelatihan teknik okulasi jml 1 1 Dilaksanakan pada bulan Sepetember 2009 g. Penyuluhan teknis pemeliharaan ternak sapi dan ayam jml 1 1 Dilaksanakan pada bulan Juli 2009 h. Penyuluhan teknis pengendalian penyakit ternak jml - 1 Dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 i. Pelatihan manajemen kelompok jml 1 1 Dilaksanakan pada bulan April 2009 4. Sumberdaya KelembagaanIstitusi Pendukung a. Universitas dan BPTP jml - PTAkademi Pertanian - BPTP - BPP 6 1 1 Terletak di Ibukota Provinsi Terletak di Ibukota Kec. b. Kelembagaan kelompok tani klp - Kelompok tani - Anggota kelompok - Gapoktan 16 556 1 8 458 1 Lanjutan No Jenis dan Potensi Sumberdaya Lokasi Desa Keterangan Sui Ambangah Pasak Piang c. Kelas Kelompok Tani klp - Pemula - Lanjut - Madya - Utama 12 2 2 - 8 - - - d. Kelembagaan pemerintahan desa jml - LPMD - BPD - PKK - KUD - Posyandu 1 1 1 - 1 1 1 1 - 3 e. Kelompok informal - Kelompok arisan ibu - Kelompok yasinan 1 1 - - f. Kelompok informal - Tuha tahun - 1 Bp. Julim Ita g. Banklembaga keuangan mikro - - h. Pasarkios saprotan - Pasar - Kios saprotan 1 1 - 1 i. Alsintan jml - Hand tracktor - Mids blower - Punsa - Hand sprayer - Power threser - Muler gabah 1 2 - 24 2 - - 1 3 29 1 7 Sumber: Hasil observasi dan wawancara; BPP Sungai Raya 2010 dan Sungai Ambawang 2010; Kec. Sungai Raya Dalam Angka 2009 dan Kecamatan Sungai Ambawang Dalam Angka 2009 Pada Tabel 63, menunjukkan bahwa terdapat lima potensi sumberdaya yang ada, yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumberdaya teknologi dan sumberdaya pendukung lain. Potensi sumberdaya manusia, di Desa Sungai Ambangah dengan jumlah penduduk mencapai 5 002 jiwa apabila dihubungkan dengan luas wilayah di desa tersebut mencapai 15 650 ha, maka rasio jumlah penduduk dengan luas wilayah mencapai 32 jiwa per km 2 , sedangkan di Desa Pasak Piang dengan jumlah penduduk 3 001 jiwa dengan luas wilayah yang tersedia mencapai 16 539 hektar, maka rasio jumlah penduduk dengan luas wilayah mencapai 18 jiwa per km 2 . Berdasarkan mata pencaharian penduduk di Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang masing-masing mencapai sebanyak 72 dan 67 mengandalkan sumber penghasilan mereka dari kegiatan pertanian, sedangkan sebanyak 28 dan 33 dari kegiatan non pertanian. Berdasarkan umur penduduk di Desa Sungai Ambangah dan Pasak Piang masing-masing sebanyak 41,62 dan 38,15 berusia antara 31 – 58 tahun atau yang berusia produktif untuk bekerja disektor pertanian, sedangkan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan didominasi mereka yang berpendidikan setingkat sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP, sekolah lanjutan tingkat atas SLTA, dan sekolah dasar SD untuk Desa Sungai Ambangah berturut-turut dari yang tertinggi mencapai 39,70, jiwa 32,29 dan 19,77. Sedangkan di Pasak Piang berturut-turut mencapai 77,84 tidak sekolah atau putus sekolah, sebanyak 11,53 tamat SD, dan sebanyak 6,13 tamat SLTP. Berdasarkan keadaan sumberdaya iklim dan tanah, secara umum menunjukkan bahwa kedua desa masih sesuai untuk pengembangan kegiatan pertanian baik pertanian tanaman semusim, pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, dan perikanan air tawar. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pertanian tersebut, sudah dilakukan oleh masyarakat tani dikedua desa, secara turun-temurun dari orang tua mereka. Di Desa Sungai Ambangah sudah dilakukan sejak tahun 1956, sedangkan untuk Desa Pasak Piang sudah dilakukan sejak tahun 1965. Secara umum petani di kedua desa penelitian telah memperoleh informasi tentang teknologi sistem usahatani. Informasi tersebut, berupa punyuluhan penggunaan benih bermutu dan pemupukan berimbang, teknologi pengendalian organisme pengganggu OPT dan pengendalian hama terpadu PHT, teknologi pembuatan kompos, teknis budidaya tanaman campuransela diantara tanaman perkebunan, pelatihan teknis peningkatan indeks pertanaman IP, teknik okulasi, pemeliharaan dan pengendalian penyakit ternak serta pelatihan menejemen kelompok Tabel 63. Disiminasi informasi teknologi ini diberikan dalam bentuk pelatihan dan demplot percontohan Balai Penyuluhan Pertanian Sungai Ambawang, 2010 dan Balai Penyuluh Pertanian Sungai Raya, 2010. Untuk Desa Pasak Piang, informasi teknologi tersebut telah disampaikan pada tahun 2009. Sedangkan untuk Desa Sungai Ambangah beberapa dari informasi teknologi tersebut belum diberikan, diantaranya adalah teknis pengendalian OPT dan PHT, teknis peningkatan IP, teknis pemeliharaan ternak dan pengendalian penyakit ternak serta pelatihan manajemen kelompok. Sumberdaya kelembagaan dan institusi pendukung lainnya yang tersedia sangat berperan dalam menunjang kegiatan pertanian dikedua desa tersebut, meliputi institusi pendidikan pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP dan Balai Penyuluhan Pertanian BPP, kelembagaan kelompok tani dan kelas kelompok tani, kelembagaan pemerintahan desa, lembaga keuangan mikro, pasar dan kios sarana produksi pertanian saprotan Tabel 63. Institusi informal seperti kelompok arisan ibu-ibu dan kelompok yasinan ibu-ibu dan bapak-bapak. Kelompok ini setiap bulan mengadakan pertemuan. Untuk kegiatan arisan dilakukan bergilir disetiap rumah para peserta arisan. Setelah kegiatan arisan, biasanya mereka para ibu-ibu melakukan pengajian bersama yang dipimpin oleh seorang pandai mengaji atau ustad. Untuk kelompok yasinan bapak-bapak dilakukan sebulan sekali yaitu malam jumat dan diikuti dengan pembelajaran mengenai tata cara memandikan mayat dan kadang-kadang diisi dengan ceramah agama dalam rangka untuk meningkatkan keimanan mereka, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Sapingi salah satu pengurus masjid di Desa Sungai Ambangah. Untuk Desa Pasak Piang kelompok informal ini tidak ada. Hal itu dikarenakan masyarakat tani di desa Pasak Piang didominasi oleh Suku Dayak yang beragama non muslim. Beberapa responden petani muslim yang ditemui mengungkapkan bahwa kelompok yasinan pernah dibentuk dan pernah melakukan kegiatan pengajian, dan ceramah agama, tetapi kegiatan itu berlangsung tidak terlalu lama dan kemudian berhenti atau dengan kata lain kurang aktif. Hal lain yang menarik diperhatikan pada saat dilakukan wawancara terhadap kepala desa Bapak Markus dan bapak tetua adat, bahwa kelompok informal yang dinamakan Tuha Tahun terdiri atas tiga orang atau tetua adat yang dipimpin oleh Bapak Julim Ita khusus di Desa Pasak Piang. Tuha Tahun ini mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap sistem budidaya khususnya padi. Peran dari Tuha Tahun, mulai dari rencana tanam sampai waktu akan dilakukan pemanenan semuanya atas arahan dan petunjuk dari Tuha Tahun. Hal itu menurut petani disana, agar supaya apa yang mereka lakukan dalam budidaya padi tersebut dapat memberikan berkah dan diperoleh hasil panen yang baik.

7.2 Potensi Turunan Sumberdaya Lokal Rawa Lebak