Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal Tabel Distribusi Frekuensi Terkelompok

15 BAB I ~ Statistika Pertanyaan: a. Dengan bantuan komputer, buatlah diagram garis dari tabel di atas. b. Interpretasikan dari grafik yang telah Anda buat. c. Prediksikan harga impor jagung pada bulan September dan Oktober, beri alasan Anda.

1.3 Menyajikan Data dalam Tabel Distribusi Frekuensi

Seringkali kita menjumpai sekumpulan data amatan dalam jumlah atau ukuran yang besar untuk dianalisis. Ukuran data yang besar ini dapat kita sederhanakan dengan cara menentukan banyak nilai amatan yang sama, atau banyak nilai amatan yang terletak pada interval tertentu. Banyak nilai amatan yang sama atau banyak nilai amatan yang terletak pada interval tertentu itu disebut frekuensi. Tabel yang memuat nilai amatan atau nilai amatan yang terletak pada interval tertentu bersama-sama frekuensinya disebut sebagai tabel distribusi frekuensi. Sebagai konsekuensi dua macam amatan ini, maka kita mempunyai dua macam tabel distribusi frekuensi tunggal dan tabel distribusi frekuensi terkelompok. Dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, data akan lebih mudah digunakan untuk keperluan perhitungan statistik.

1.3.1 Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal

Untuk memahami cara membuat tabel ini, kita perhatikan hasil ujian semester mata pelajaran Matematika dari 30 siswa: 80 30 50 70 70 70 40 80 90 50 80 90 70 70 60 60 60 70 50 60 60 60 70 60 60 80 80 80 60 70 Kumpulan data ini secara langsung tidak begitu bermanfaat bagi penafsiran peristiwa-peristiwa yang bersifat kuantitatif, misalnya kita kesulitan mengetahui dengan cepat berapa banyak siswa yang memperoleh nilai di atas 80. Alternatif lain agar kumpulan data di atas mudah ditafsirkan adalah dengan menyusun secara urut mulai dari nilai data terkecil 30 hingga nilai data terbesar 90. Namun cara kedua inipun tidak begitu efektif karena kita masih kesulitan untuk mengetahui dengan cepat berapa jumlah siswa yang memperoleh nilai di antara 50 hingga 90. Dari kumpulan data di atas, kita dapat membaca bahwa: 1 siswa mendapat nilai 30 1 siswa mendapat nilai 40 3 siswa mendapat nilai 50 9 siswa mendapat nilai 60 8 siswa mendapat nilai 70 6 siswa mendapat nilai 80 2 siswa mendapat nilai 90 Matematika Kelas XI - IPS SMA 16 Keterangan-keterangan ini tentu saja akan lebih praktis apabila kita sajikan seperti dalam tabel berikut ini. Tabel 1.15 Tabel 1.15 seperti ini selanjutnya disebut tabel distribusi frekuensi tunggal. Dengan tabel ini kita dengan cepat mengetahui berapa banyak siswa yang memperoleh nilai 30, siswa yang memperoleh nilai 40, …, dan seterusnya.

1.3.2 Tabel Distribusi Frekuensi Terkelompok

Jika kita dihadapkan pada kelompok data amatan yang sangat besar, maka pembuatan tabel distribusi frekuensi tunggal juga kurang efektif. Untuk kasus demikian ini akan lebih baik apabila kumpulan data tersebut kita kelompokkan ke dalam beberapa kelas interval lebih dahulu, baru ditentukan frekuensinya. Bentuk umum tabel distribusi frekuensi terkelompok adalah: Tabel 1.16 Beberapa istilah yang berkaitan dengan tabel distribusi frekuensi: • Interval-interval pada kolom pertama dari Tabel 1.16 disebut kelas interval. Tabel 1.16 mempunyai 5 kelas interval, sebagai contoh, c – d disebut kelas interval ke-2. Penentuan jumlah kelas hendaknya jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil. Jika data amatan berukuran n, dan jumlah kelas adalah k, maka Sturges menyarankan hubungan dua bilangan ini, 1 3,3log k n ≈ + 30 40 50 60 70 80 90 Nilai Ujian x i Turus Banyaknya SiswaFrekuensi f i | | ||| |||| |||| |||| ||| |||| | || 1 1 3 9 8 6 2 a – b c – d e – f g – h i – j Nilai Data Titik Tengah x i x 1 x 2 x 3 x 4 x 5 f 1 f 2 f 3 f 4 f 5 Frekuensi f i ∑ i f 17 BAB I ~ Statistika • Bilangan a, c, e, g, dan i masing-masing disebut batas bawah kelas, sedangkan bilangan b, d, f, h, dan j masing-masing disebut batas atas kelas. • Tepi bawah adalah batas bawah dikurangi dengan ketelitian data yang digunakan. Tepi atas adalah batas atas ditambah dengan ketelitian pengukuran. Jika data diukur dengan ketelitian sampai satuan terdekat, maka ketelitian pengukuran adalah 0,5, sehingga: tepi bawah = batas bawah – 0,5 tepi atas = batas atas + 0,5 Tepi bawah sering disebut batas bawah nyata dan tepi atas disebut batas atas nyata. • Nilai tengah adalah nilai yang terletak di tengah-tengah antara batas bawah dan batas atas kelas interval, sehingga nilainya sama dengan ½batas bawah + batas atas. Sebagai contoh, nilai tengah kelas interval ke-2 dari Tabel 1.16 adalah 2 x dengan = + 1 2 2 x c d . • Panjang kelas atau lebar kelas didefinisikan sebagai selisih antara tepi atas dengan tepi bawah, yaitu: panjang kelas = tepi atas – tepi bawah. Jika panjang kelas adalah p dan jumlah kelas k, maka akan memenuhi persamaan: − = nilai data terbesar nilai data terkecil p k Dengan memperhatikan komponen-komponen penyusunan tabel distribusi di atas, maka langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi adalah: 1 Tentukan nilai data terkecil dan nilai data terbesar. 2 Tentukan jumlah kelas. 3 Tentukan panjang kelas. 4 Tentukan kelas-kelas interval dan titik tengahnya. 5 Tentukan frekuensi tiap kelas dengan sistem turus, kemudian susunlah tabel distribusi frekuensi terkelompok seperti Tabel 1.16. Contoh 1.3.1 Misalkan diberikan 80 data amatan dari pengukuran diameter pipa dalam mm: 70 73 93 90 43 86 65 93 38 76 79 83 68 67 85 57 68 9283 91 35 7248 99 78 70 86 87 7293 63 80 71 71 98 81 75 74 49 74 88 91 73 74 89 90 76 80 88 56 70 77 9271 63 95 8267 79 83 84 97 63 61 80 81 7275 70 90 66 60 88 53 91 80 74 60 8281 Buatlah tabel distribusi frekuensi dari kelompok data ini. Matematika Kelas XI - IPS SMA 18 Penyelesaian: 1 Nilai data terkecil adalah 35, sedangkan nilai data terbesar adalah 99. 2 Menentukan jumlah kelas interval. Ukuran data adalah n = 80, 1 3,3log = 1 3,3log 80 1 3,31,9 = 7,2 7 k n ≈ + + = + Jumlah kelas yang digunakan 7 atau 8, sebagai contoh kita ambil k = 7. 3 Menentukan panjang kelas. − − = = = nilai data terbesar nilai data terkecil 99 35 9,14 7 p k Panjang kelas dapat kita ambil 9 atau 10. Sebagai contoh, kita pilih p = 10. 4 Menentukan kelas-kelas interval dan titik tengah. Karena nilai data terkecil adalah 35, maka 35 kita tetapkan sebagai batas bawah kelas interval pertama tidak harus demikian. Dengan panjang kelas adalah 10, maka diperoleh kelas-kelas interval beserta titik tengahnya sebagai berikut. Tabel 1.17 5 Memasukkan frekuensi dengan sistem turus. Kita masukkan setiap nilai data ke kelas interval yang sesuai dengan sistem turus. Tabel 1.18 35 – 44 45 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 94 95 – 104 Kelas Interval Turus ||| ||| |||| || |||| |||| |||| |||| ||| |||| |||| |||| |||| | |||| |||| |||| |||| ||| Frekuensi 3 3 7 23 21 20 3 Jumlah 80 35 – 44 45 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 94 95 – 104 Kelas Interval Titik Tengah 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5 89,5 99,5 19 BAB I ~ Statistika Dengan demikian kita peroleh tabel distribusi secara lengkap, Tabel 1.19 W

1.3.3 Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif