23
2.3. Peranserta Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam sistem manajemen persampahan dapat berupa partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung pada sistem, selain itu
juga dapat dilakukan secara individual atau berkelompok. Partisipasi langsung dapat berupa melakukan pengumpulan primer dan membayar retribusi.
Masyarakat membentuk organisasi misalnya Rukun Tetangga yang salah satu tugasnya adalah mengumpulkan sampah dari rumah tangga di wilayahnya.
Sampah yang terkumpul kemudian dibawa ke tempat pembuangan sementara TPS. Pengelola sampah kota selanjutnya akan mengangkut sampah tersebut ke
tempat pembuangan akhir TPA. Untuk jasa ini masyarakat membayar retribusi pengelolaan sampah.
Sementara partisipasi tidak langsung pada sistem merupakan upaya masyarakat untuk menurunkan tingkat timbulan sampah. Upaya ini akan
menurunkan jumlah sampah sehingga akan meringankan beban kerja sistem manajemen persampahan. Tindakan yang dilakukan masyarakat dapat berupa
upaya menghindari terjadinya sampah, penggunaan kembali, daur ulang, pengomposan, dan sebagainya.
Setiap anggota masyarakat berperan dengan cara yang bervariasi dalam partisipasinya terhadap pengelolaan sampah. Pada tingkat individual, rumah
tangga bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa menempatkan sampah di dalam wadah yang sesuai,
memilah sampah, meletakkan wadah sampah pada tempat dan waktu yang tepat, dan membersihkan lingkungan sekitar rumahnya. Secara berkelompok,
masyarakat dapat membentuk organisasi untuk melakukan kegiatan kampanye kebersihan dan usaha meningkatkan kesadaran masyarakat. Selanjutnya,
partisipasi masyarakat dapat berupa kontribusi secara fisik atau finansial, misalnya menjadi penyapu jalan atau me mbayar retribusi sampah. Pada tahap
lebih lanjut lagi, partisipasi dapat berupa ikut serta dalam memformulasi proyek dalam arti mengikuti secara aktif mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan proyek pengelolaan persampahan. Bentuk partisipasi tertinggi adalah menjadi anggota dalam organisasi pengelolaan persampahan dengan kegiatan
berupa pemantauan atas mutu pengelolaan Moningka 2000.
24 Sejalan dengan Moningka 2000, Anschütz 1996 memberikan gambaran
tentang jenis partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah kota berbasis partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah ada
empat yaitu 1 dengan cara menunjukkan perilaku dalam menjaga kebersihan, 2 dengan memberikan kontribusi uang atau tenaga, 3 dengan memberikan bantuan
dalam administrasi dan 4 memberikan kontribusi dalam jasa pelayanan. Perilaku menjaga kebersihan dengan cara mengikuti aturan jadwal dan tempat dalam
pengumpulan sampah, membawa sampah ke tempat pengumpulan, menaruh sampah dalam kantung atau tong, mengikuti penyuluhan kebersihan, menjaga
kebersihan rumah dan sekitarnya, memisahkan sampah basah dan kering, mengomposkan sampah halaman. Memberikan kontribusi uang atau tenaga
dengan cara membayar iuran pengumpulan sampah, menyumbang atau meminjamkan peralatan, menyumbang tenaga untuk pengumpulan. Memberikan
bantuan dalam administrasi dengan cara menjawab pertanyaan bila ada survey atau penelitian, mengikuti pertemuan, memilih pemimpin atau wakil yang akan
mengelola sampah, memberikan umpan balik terhadap pengelola tentang sistem pengumpulan dan pelayanan. Memberikan bantuan dalam jasa pelayanan dengan
cara menjadi anggota komite, menjadi anggota organisasi kemasyarakatan yang mengelola persampahan, berperan serta dalam pengambilan keputusan.
Terdapat tiga manfaat yang diperoleh dalam pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah kota yaitu membangun kapasitas
kemampuan lokal, melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk merencanakan dan menentukan
strategi dalam pengelolaan sampah kota. Partisipasi masyarakat dapat membantu terbentuknya integrasi antara perbedaan kebutuhan dan masalah dalam
pengelolaan sampah kota Moningka 2000. Menurut Bulle 1999 setiap anggota dari suatu komunitas mempunyai
peran yang berbeda, maka terdapat banyak cara partisipasi dalam pengelolaan sampah kota. Partisipasi masyarakat sebagai individu yang dapat dilakukan
adalah menyimpan sampah pada wadah yang tepat, memilah sampah yang dapat didaur ulang dengan bahan organik, meletakan sampah di tempat dan waktu yang
telah tertentu, dan menjaga kebersihan lingkungan rumah. Partisipasi masyarakat
25 secara bersama-sama adalah dalam aktivitas organisasi untuk meningkatkan
kepedulian terhadap kebersihan kota. Selanjutnya, partisipasi masyarakat dapat terlibat dalam manajemen persampahan dalam bentuk kontribusi misalnya bekerja
sebagai penyapu atau membayar retribusi pengumpulan sampah. Partisipasi masyarakat yang lebih maju adalah dengan memberikan pendapat dan usulan
untuk perbaikan pengelolaan persampahan kota. Partsipasi masyarakat paling tinggi adalah membentuk organisasi kemasyarakatan untuk memberikan masukan
kepada pengambil keputusan dalam pengelolaan persampahan kota serta melakukan pengawasan.
Menurut Wilson et.al. 2001, untuk mencapai keberhasilan kampanye diperlukan kemahiran dalam mengkombinasikan berbagai cara kampanye.
Terdapat berbagai seni untuk mengkombinasikan cara yang sedemikian rupa sehingga dapat memaksimalkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat atau
kelompok target terhadap isu manajemen persampahan.
2.4. Metode Penelitian Analisis Kelembagaan dan Peranserta Masyarakat