17 institusi pada kebijakan publik dianggap tidak lengkap atau dapat dikatakan
pincang tanpa memperhatikan perpaduan antara analisis kebijakan publik dan analisis kelembagaan.
Menurut Djogo et. al. 2003, unsur-unsur dan aspek kelembagaan antara lain meliputi: a institusi merupakan landasan untuk membangun tingkah laku
sosial masya rakat; b norma tingkah laku yang mengakar dalam masyarakat dan diterima secara luas untuk melayani tujuan bersama yang mengandung nilai
tertentu dan menghasilkan interaksi antar manusia yang terstruktur; c peraturan dan penegakan aturan hukum; d aturan dalam masyarakat yang memfasilitasi
koordinasi dan kerjasama dengan dukungan tingkah laku, hak dan kewajiban anggota; e kode etik; f kontrak; g pasar; h hak milik property rights atau
tenureship i organisasi; j insentif untuk menghasilkan tingkah laku yang
diinginkan Dari unsur dan aspek kelembagaan tersebut di atas tampak bahwa lingkup
kajian kelembagaan cukup luas. Karena itu pembatasan atau pendefinisian wilayah kajian kelembagaan perlu ditentukan. Hal ini penting agar dalam
pengembangan kelambagaan yang akan dilakukan menjadi lebih terarah.
2.2.2. Organisasi
Organisasi adalah jaringan dari peran yang diatur dalam hirarki dengan tujuan membatasi kewenangan individual dan mengkoordinasi kegiatan sesuai
dengan sistem aturan dan prosedur Bandaragoda 2000. Organisasi adalah kelompok individu dengan peran tertentu dan terikat oleh beberapa kebutuhan,
peraturan, dan prosedur untuk mencapai suatu tujuan. Seperti halnya lembaga, organisasi juga membentuk kegiatan manusia.
Scott 2001 mendefinisikan organisasi sebagai sesuatu yang diciptakan untuk memaksimalkan kesejahteraan, pendapatan, atau tujuan lainnya dengan cara
menciptakan kesempatan melalui struktur kelembagaan dalam masyarakat. Hubungan antar lembaga dan organisasi dapat dilihat dengan dua cara yaitu:
1 Melihat bagaimana suatu organisasi tumbuh menjadi mantap dan bagaimana organisasi tersebut tumbuh dengan dipengaruhi oleh suatu kerangka kerja
18 kelembagaan; dan 2 Organisasi yang telah mapan, yang didalamnya telah
berlaku norma dan kebiasaan, pada kenyataannya adalah sebuah lembaga. Berdasarkan definisinya, lembaga adalah alat yang mengatur terbentuknya
kegiatan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa lembaga dapat berfungsi memberikan batasan dan sekaligus keleluasaan bagi suatu kelompok untuk
melakukan suatu kegiatan Scott 2001. Sebagai contoh adalah sistem hukum dan pengadilan yang membatasi tingkah laku manusia namun sekaligus juga
membebaskan manusia untuk melakukan kegiatan yang tidak melawan hukum. Fungsi lembaga ini juga berlaku dibidang persampahan. Masyarakat
mempunyai keleluasaan untuk melakukan berbagai kegiatan yang menghasilkan sampah. Namun untuk hal tersebut terdapat batasan norma yang membatasi
masyarakat untuk tidak membuang sampahnya secara sembarangan. Norma ini diperkuat dengan peraturan tentang tata cara membuang sampah dan sanksi
hukum bagi masyarakat yang melanggar peraturan tersebut Moningka 2000.
2.2.3. Kelembagaan Lingkungan
Menurut Muller-Glodde 1994 kelembagaan lingkungan environmental institution
merupakan norma dan nilai sosial, kerangka politis, program-program lingkungan, pola perilaku dan komunikasi serta pergerakan sosial, yang
membentuk interaksi sosial dari individu-individu yang menyusun organisasi dan kelompok secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi peraturan yang
mengatur sumber daya alam. Individu- individu menciptakan bentuk dan substansi dari lembaga- lembaga
melalui perilaku dan permintaan mereka, sementara lembaga institusi pada gilirannya mempengaruhi kehidupan individu dan pilihan-pilihan yang ada.
Struktur kelembagaan merupakan kaitan links, saluran komunikasi, yang memfasilitasi interaksi yang kompleks dari tiga variabel sistem yaitu individu,
organisasi dan norma sosial. Hal ini menggambarkan hubungan antara variabel dan cara berinteraksi. Pengembangan kelembagaan dalam bidang lingkungan
harus dilihat sebagai proses supra-sektoral dan supra- media, yang menghasilkan struktur kelembagaan yang memperbaiki sinergi dan komunikasi antara variabel
19 dalam sistem. Pengembangan kelembagaan dalam bidang lingkungan merupakan
prosedur metodologis untuk mengembangkan dan memperluas pengetahuan, keterampilan, norma- norma, dan struktur.
2.2.4. Penelitian Aspek Kelembagaan