Formulasi Permasalahan METODE PENELITIAN
30 sampai pada tingkat pemanfaatan sampah dengan tujuan memperkecil jumlah
sampah yang harus dibuang Budi 2006. Pemanfaatan sampah dapat dilakukan melalui usaha 3R yaitu reduce
mengurangi, reuse menggunakan kembali, dan recycle mendaur ulang dengan tujuan menekan jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat
pembuangan akhir. Beberapa negara telah mengarah kepada program 3R, salah satunya adalah negara bagian Victoria di Australia. Pada tahun 2004 negara
bagian Victoria mencanangkan The Towards Zero Strategy dengan target pemanfaatan sampah mencapai 75 pada tahun 2014 the State of Victoria,
2005. Kota Bandung dengan komposisi sampah kota yaitu 63,56 sampah organik dan 36,44 sampah anorganik BPS 2003 berpotensi untuk melakukan
pemanfaatan sampah menjadi kompos dan produk daur ulang. Sumber sampah terbesar dari sampah kota adalah rumah tangga. Jumlah
sampah dari rumah tangga di Kota Bandung mencapai 66 dari jumlah sampah kota BPS 2003. Bila rumah tangga sudah melakukan 3R maka jumlah sampah
kota bisa dipastikan akan menurun. Karena itu diperlukan analisis karakteristik pada tingkat rumah tangga terhadap pengelolaan persampahan kota, untuk melihat
tingkat partisipasi pada pengelolaan sampah rumah tangga dan tingkat kesediaan untuk berpartisipasi.
Berdasarkan kerangka pemikiran terdapat lima kelompok yang terlibat dalam pengelolaan persampahan kota yaitu: 1 kelompok penghasil sampah, 2
kelompok pemanfaat sampah, 3 kelompok pengelola sampah, 4 kelompok pemerhati lingkungan dan 5 pemerintah. Pada kelompok penghasil sampah yang
terdiri dari rumah tangga akan dianalisis hubungan antara karakteristik rumah tangga dengan pengelolaan sampah rumah tangga. Pada kelompok pengelola
yang terdiri dari tingkat RT, RW, kelurahan dan kecamatan; akan dianalisis hubungan karakteristik individu ketua dan lembaga terhadap pengelolaan sampah.
Pada Perusahaan Daerah Kebersihan yang akan dikaji adalah kapasitas organisaasi meliputi: aspek kepemimpinan, manajemen, sumberdaya manusia,
sumberdaya keuangan dan manajemen, aspek pelayanan dan hubungan eksternal. Pada kelompok pemanfaat sampah yang terdiri dari pemulung, bandar lapak,
pengusaha daur ulang dan pengusaha kompos akan dianalisis potensi dan kendala
31 yang dihadapi. Kelompok pemerhati lingkungan dan pemerintah tidak dianalisis,
tetapi diikut sertakan dalam lokakarya untuk membangun skenario pengembangan kelembagaan pengelolaan persampahan kota berbasis partisipasi masyarakat.
3.3. Rancangan Penelitian 3.3.1. Metode Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dari observasi terhadap responden sampel. Responden sampel terdiri dari kepala rumah tangga, ketua rukun tetangga RT,
ketua rukun warga RW, lurah, dan camat. Pemilihan responden dilakukan dengan metode sampling acak klaster random cluster sampling. Data primer
diperoleh dari pemulung, bandar, lapak, pengusaha kompos, pengusaha barang daur ulang, dan lembaga swadaya masyarakat.
Seluruh camat dari 26 kecamatan di Bandung terpilih sebagai responden. Dari setiap kecamatan, dipilih secara acak satu kelurahan. Kelurahan yang
terpilih ditetapkan lurahnya sebagai sampel. Kelurahan dengan lurah yang terpilih sebagai sampel dipilih lagi secara acak satu rukun warga. Ketua dari rukun warga
terpilih dijadikan sebagai sampel. Dari rukun warga terpilih, dipilih secara acak satu rukun tetangga RT. Ketua dari rukun tetangga tersebut dijadikan sampel.
Dari rukun tetangga terpilih dipilih secara acak 20 rumah tangga. Kepala dari rumah tangga terpilih dijadikan sebagai sampel, sehingga jumlah sampel adalah
26 camat, 26 lurah, 26 ketua RW, 26 ketua RT dan 520 kepala rumah tangga Gambar 9.
Kecamatan sebagai lokasi sampel dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu kepadatan tinggi jumlah penduduk lebih dari 200 jiwa per hektar, wilayah
dengan kepadatan sedang jumlah penduduk adalah 100 sampai 200 jiwa per hektar dan wilayah dengan kepadatan rendah jumlah penduduk kurang dari 100
jiwa per hektar. Pada Gambar 10 ditunjukkan lokasi wilayah sampel terpilih yaitu wilayah dengan kepadatan tinggi berwarna merah, kepadatan sedang
berwarna kuning dan kepadatan rendah berwarna hijau.
32 Tabel 1 Jumlah responden dan metode pengumpulan data
No Responden
Jumlah Metode pengumpulan data
1. Kepala rumah tangga
520 orang kuesioner dan wawancara
2. Ketua rukun warga RT
26 orang kuesioner dan wawancara
3. Ketua rukun warga RW
26 orang kuesioner dan wawancara
4. Lurah
26 orang kuesioner dan wawancara
5. Camat
26 orang kuesioner dan wawancara
6. Pemulung
100 orang kuesioner dan wawancara
7. Bandar
20 orang kuesioner dan wawancara
8. Pengusaha Daur Ulang
4 orang wawancara
9. Pengusaha kompos
3 orang wawancara
10 Lembaga Swadaya Masyarakat LSM
4 LSM wawancara
Penentuan jumlah sampel pemulung berdasarkan pada perhitungan dengan menggunakan rumus penentuan sampel. Penentuan sampel berdasarkan populasi
diketahui, menggunakan rumus: n = N N x d
2
+ 1 Riduwan dan Akdon 2006, dimana n merupakan jumlah anggota sampel, N adalah jumlah anggota populasi
dan d adalah tingkat presisi. Jumlah populasi pemulung telah diketahui yaitu 5782 orang BPS 2003. Bila tingkat presisi taraf nyata adalah 10, maka
jumlah sampel yang akan diambil adalah 5782 {5782 x 0.1
2
} + 1 = 98,299. Jumlah sampel pemulung dibulatkan menjadi 100 orang.
Penentuan sampel selain pemulung ditentukan denga n perkiraan dan alasan kemudahan karena jumlah populasi tidak diketahui. Jumlah responden pengusaha
daur ulang sampah adalah empat orang, sedangkan jumlah responden pengusaha kompos hanya tiga orang. Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam
bidang pengelolaan persampahan diwakili oleh empat LSM. Jumlah sampel dan metode pengumpulan data disajikan pada Tabel 1.