Analisis Prospektif Metode Lokakarya

40 Tahapan analisis prospektif dengan metode lokakarya adalah 1 menerangkan tujuan studi; 2 identifikasi kriteria; 3 analisis pengaruh antar faktor; 4 membuat keadaan suatu faktor; 5 membangun dan memilih skenario; 6 implikasi skenario. Pada tahap pertama dilakukan penjelsan dari tujuan studi kepada peserta lokakarya. Selanjutnya, pada tahap kedua dilakukan identifikasi kriteria-kritera. Seluruh kriteria yang diajukan peserta didiskusikan, kemudian ditetapkan kriteria yang terpilih untuk ditetapkan sebagai faktor. Setelah faktor ditetapkan, dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu analisis antar faktor. Seluruh peserta lokakarya memberikan penilaian terhadap faktor. Nilai hubungan antar faktor ditetapkan sebagai berikut: untuk dua faktor yang tidak ada saling pengaruh diberi nilai nol, sedangkan bila ada pengaruh antar faktor diberi nilai satu sampai tiga, nilai makin tinggimenunjukkan pengaruh makin kuat. Penilaian antar faktor pada analisis prospektif disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Skor atau nilai pengaruh antar faktor pada analisis prospektif Treyer 2003, Godet 2000 Skor Keterangan Tidak ada pengaruh 1 Berpengaruh kecil 2 Berpengaruh sedang 3 Berpengaruh besar Hasil penilaian peserta dirata-ratakan untuk mendapat satu hasil penilaian. Hasil penilaian ini kemudian dimasukkan kedalam software analisis prospektif untuk mendapatkan faktor kunci. Faktor yang menjadi kunci adalah faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan yang tinggi. Tahap selanjutnya adalah membuat keadaan atau state dari faktor kunci. Keadaan harus memiliki peluang sangat besar untuk terjadi. Selanjutnya, dari keadaan ini disusun skenario yang mungkin terjadi dan kemudian dibahas implikasi dari skenario. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengelolaan Sampah Kota Bandung

Pengelola persampahan Kota Bandung adalah Perusahaan Daerah Kebersihan. Sebagian besar sampah Kota Bandung berasal dari rumah tangga 66, sedangkan sisanya berasal dari pasar, daerah komersial, jalan, industri, fasilitas umum, dan saluran drainase. Sampah organik mendominasi sampah kota Bandung yaitu sekitar 63,56 dari berat sampah. Sampah anorganik sebanyak 36,44 terdiri dari berbagai benda kering, yaitu kertas 10,42, plastik 9,79, kaca 1,45 , kain 1,70, dan lainnya 13,08 BPS 2003. Gambaran tentang perkembangan jumlah sampah Kota Bandung selama kurun waktu 2000-2004 disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Jumlah sampah Kota Bandung tahun 2000-2004 BPS 2000 - 2004 Sumber 2000 2001 2002 2003 2004 2.141.837 jiwa 2.136.260 jiwa 1.867.010 jiwa 2.228.268 jiwa 2.232.624 jiwa Volume m3hr Volume m3hr Volume m3hr Volume m3hr Volume m3hr Pemukiman 4.283,95 60,61 3.926,90 60,61 3.921,76 57,92 3.921,76 60,61 4.951,98 66,02 Pasar 675,70 9,56 615,50 9,50 618,58 9,14 618,58 9,56 618,50 8,25 Pertokoan, Restoran Hotel 330,78 4,68 303,20 4,68 602,82 8,90 302,82 4,68 302,80 4,04 Penyapuan Jalan 494,05 6,99 447,10 6,90 452,29 6,68 452,29 6,99 452,30 6,03 Kawasan Industri 872,19 12,34 799,50 12,34 798,46 11,79 798,46 12,34 798,50 10,65 Fasilitas Umum 397,22 5,62 364,10 5,62 363,64 5,37 363,64 5,62 363,60 4,85 Saluran, Lain-lain 14,13 0,20 22,51 0,35 12,94 0,20 12,91 0,20 12,90 0,16 Jumlah sampah per hari 7.068,03 100,00 6.478,81 100,00 6.770,49 100,00 6.470,46 100,00 7.500,58 100,00

4.1.1. Teknik Operasional

Kota Bandung dibagi menjadi 3 wilayah operasional penanganan persampahan, yaitu Bandung Barat 9 kecamatan, Bandung Tengah 9 42 kecamatan, dan Bandung Timur 8 kecamatan. Pengelolaan sampah oleh PD Kebersihan terbatas pada sampah dari rumah tangga, jalan, pasar, pertokoan dan terminal. Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan sampah dari sumber, pemindahan di tempat pembuangan sementara TPS, pengangkutan ke tempat pembuangan akhir TPA, dan pengolahan dan pembuangan di TPA. Diagram operasional PD Kebersihan disajikan pada Gambar 11. Gambar 11 Diagram operasional PD Kebersihan Pengumpulan sampah dari rumah tangga dilakukan oleh Rukun TetanggaRukun Warga RTRW, sedangkan penyapuan dan pengumpulan sampah jalan dan pasar dilakukan oleh PD Kebersihan. Peralatan yang digunakan untuk pengumpulan sampah adalah gerobak kapasitas 1 m3. Sampah hasil pengumpulan selanjutnya dibawa ke TPS. Sampah kemudian dituang ke dalam kontainer 10 m3 yang terdapat di TPS. Jumlah TPS yang tersebar di Kota Bandung adalah 237 lokasi. Kontainer kemudian diangkut oleh truk arm-roll ke TPA. Pengumpulan sampah pertokoan dan terminal dilakukan dengan truk yang secara langsung akan membawa sampah hasil pengumpulan ke TPA. Cara ini digunakan mengingat jumlah sampah pertokoan dan terminal yang relatif tinggi dan kecilnya kemungkinan memperoleh lahan untuk TPS di area tersebut. Tingkat kemampuan PD Kebersihan dalam pengangkutan sampah baru mencapai sekitar 60-75 dari jumlah sampah. Keadaan ini terutama disebabkan oleh terbatasnya