63 Tabel 14 Daftar perusahaan pembuatan kompos hasil analisis
No Nama
perusahaan Tahun
mulai usaha
Lahan usaha
Jumlah karyawan
Pemasok bahan baku
Produk
1 PT Cakra
Mandiri Pratama
Indonesia 1992
Milik sendiri
- orang Sampah dari
lingkungan sekitar
Kompos
2 Torik Kompos
2000 Pinjam
6 orang Rumah tangga
Kompos 3
Bitari yayasan 2004
Tanah negara
15 orang Dinas pasar
Ko mpos
Harga jual kompos berkisar antara 3.000-4.000 rupiah per kilogram. Kendala utama dalam produksi kompos adalah masalah pemasaran. Sampai saat
ini belum ada organisasi produsen dan campur tangan dari pihak PD Kebersihan yang bisa membantu pemasaran kompos. Keadaan ini membuat banyak produsen
kompos mengalami kebangkrutan. Bantuan membuka pasar bagi produksi kompos sangat diperlukan bila usaha pembuatan kompos dipandang dapat
membantu menekan jumlah sampah mengingat sekitar 60 sampah kota adalah bahan organik yang dapat dijadikan kompos.
4.2.3.4. Perusahaan Daur Ulang
Perusahan daur ulang yang menjadi sampel penelitian berjumlah empat perusahaan. Tabel 15 menunjukkan profil ringkas dari perusahaan daur ulang.
Profil lengkap disajikan pada Lampiran 4. Daur ulang adalah usaha mengubah sampah menjadi produk baru.
Sampah kering relatif mudah diperoleh dari pemulung dan lapak. Pemasaran tidak menjadi masalah karena produk selalu terjual habis, bahkan jumlahnya lebih
kecil dibandingkan permintaan. Bahkan kertas seni dibuat dari kertas bekas yang diproduksi oleh Suhuf Kertaseni Nusantara telah diekspor ke negara- negara Timur
Tengah. Kendala utama yang dirasakan adalah keterbatasan modal untuk membeli bahan baku.
64 Tabel 15 Perusahaan Daur Ulang Hasil analisis
No Nama
perusahaan Tahun
mulai usaha
Lahan usaha
Jumlah karyawan
Pemasok bahan baku
Produk
1 Suhuf Kertas
Seni Nusantara
1995 sewa
60 orang pengumpul
kertas
2 Penggilingan
plastik 2004
sewa 4 orang
Pemulung, bandar
Kertas, kardus, plastik giling,
kresek
3 CV Nikori
1987 Milik
sendiri 8 orang
Pemulung, lapak kecil
Kertas, kardus, plastik, kresek,
logam, gelas, logam murni,
botol
4 Sumardjiman
2000 pinjam
6 orang Rumah
tangga Kertas duplek,
kardus, koran, kresek, logam,
gelas, karung
Sebagian besar perusahaan tidak berbadan hukum karena alasan resiko berupa kewajiban membayar pajak. Sampai saat juga belum ada organisasi
pengusaha daur ulang. Kondisi ini menimbulkan kesulitan untuk melihat besarnya potensi penyerapan sampah oleh usaha daur ula ng terhadap jumlah sampah kota.
Sistem manajemen perusahaan yang relatif sederhana juga membuat pengusaha sulit untuk mengetahui secara benar jumlah produksi mereka. Salah satu kendala
adalah keterbatasan modal sehingga produksi juga banyak tergantung dari modal yang ada. Solusi atas keadaan ini sangat diperlukan bila usaha daur ulang
dipandang sebagai salah satu cara menekan jumlah sampah yang harus dibuang ke
TPA.
4.2.4. Masyarakat Pemerhati Lingkungan
Sampel adalah 4 lembaga swadaya masyarakat LSM di Kota Bandung. Di Kota Bandung terdapat sekitar 10 buah LSM pemerhati masalah lingkungan,
berusia antara 2 – 30 tahun. Keanggotaan terbuka bagi semua golongan, mulai dari masyarakat umum sampai dengan perguruan tinggi. Kegiatan LSM dibidang
persampahan sebagian besar berupa sosialisasi 3R dan pelatihan pembuatan kompos. Kendala utama dalam melaksanakan kegiatan adalah keterbatasan dana
65 yang sebagian besar berasal donatur. Hasil kegiatan belum banyak memberikan
pengaruh positif karena rendahnya respon dari masyarakat. LSM berpendapat bahwa merubah sikap masyarakat terhadap sampah
adalah persoalan merubah pola pandang dan perilaku. Pandangan bahwa sampah adalah benda buangan harus diganti dengan pandangan bahwa sampah adalah
benda yang masih berguna. Perubahan ini akan terjadi bila masyarakat sudah mau melakukan 3R, yaitu reduce berupa mengurangi jumlah sampah, reuse berupa
menggunakan kembali benda yang masih bisa digunakan kembali, dan recycle berupa mengubah sampah menjadi benda berguna misalnya menggunakan sampah
basah sebagai bahan baku kompos. Dasar keberhasilan dari 3R adalah kesediaan sumber sampah untuk memilah sampah menjadi sampah basah organik dan
sampah kering anorganik. Permasalahan utama adalah 3R yang baru merupakan wacana. Belum ada
perangkat hukum yang mengatur penghargaan reward bagi yang melakukan dan hukuman punishment bagi yang tidak melakukan 3R. Selain itu sistem operasi
penanganan sampah oleh PD Kebersihan juga belum mendukung program 3R. Pemilahan sampah menjadi sampah kering dan basah oleh sumber sampah akan
menjadi sia-sia karena sistem operasi masih bersifat sampah tercampur. Kondisi ini membuat sumber sampah enggan untuk melakukan pemilahan sampah karena
pada akhirnya sampah akan tercampur kembali dan seluruhnya dibuang ke TPA. LSM berpendapat bahwa mewujudkan pola 3R membutuhkan waktu lama namun
akan menjadi semakin lama bila tidak ada keselarasan antara 3R, sistem operasi penanganan sampah, dan hukum yang jelas Lampiran 5.
4.2.5. Pemerintah
Peranan pemerintah dalam pengelolaan sampah kota adalah dilakukan oleh PD Kebersihan sebagai satu-satunya lembaga formal yang memberikan pelayanan
persampahan kepada masyarakat. Analisis kapasitas lembaga menggunakan tool yang dikembangkan oleh Booth et al 2001 dan GTZ 2005. Aspek yang dianalisis
meliputi Kepemimpinan Governance, Manajemen Management Practice, Sumber Daya Manusia SDM Human Resources, Sumber Daya Keuangan
Financial Resources, Aspek Pelayanan Service Delivery Hubungan