7 Selain sesuai dengan teori belajar Dienes, model TGT juga sangat sesuai
dengan karakteristik perkembangan siswa SD. Model ini mengandung unsur game
akademik yang menuntut adanya kerjasama timkelompok siswa. Dalam game
akademik tersebut tentunya siswa akan aktif, baik fisik maupun mentalnya, karena siswa akan bergerak ke meja turnamen lalu kemudian mengerjakan soal.
Disamping itu, siswa juga mengalami sendiri suasana kompetisi yang mengharuskannya mengerjakan sendiri soal yang terdapat dalam game akademik.
Hal ini akan memacu siswa untuk terus belajar agar dapat mengerjakan soal secara mandiri dengan benar. Tentunya hal tersebut sesuai dengan karakteristik
siswa SD seperti yang dinyatakan dalam Sumantri 2011: 6.3 yaitu senang bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa
ingin melaksanakan atau merasakan sendiri. Dengan penerapan model TGT, diharapkan motivasi siswa akan semakin tumbuh dalam mengikuti pembelajaran
matematika, sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya. Model TGT merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
dijadikan alternatif variasi model pembelajaran matematika. Dari uraian tersebut, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui keefektifan penerapan model
TGT terhadap motivasi dan hasil belajar matematika materi pecahan dalam
perbandingan dan skala pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal.
1.2 Identifikasi
masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
8 1
Mata pelajaran matematika, khususnya materi pecahan merupakan salah satu topik yang sulit diajarkan, karena kurang bermaknanya kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru. 2
Pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih tergolong kurang bermakna, sebab menggunakan model konvensional, yang ditandai dengan
penerapan metode ekspositori, latihan soal atau drill dan pemberian tugas. 3
Penyajian materi matematika dengan topik pecahan oleh guru belum didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik, serta
model pembelajaran yang inovatif. 4
Dominasi guru di dalam kelas selama proses pembelajaran matematika terlihat dari metode-metode bercorak konvensional serta pola interaksi di
dalam kelas yang yang hanya berlangsung satu arah. 5
Motivasi belajar siswa masih tergolong kurang. Hal ini ditandai oleh sikap enggan dan takut untuk berkontribusi secara aktif dalam pembelajaran.
6 Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Debong Tengah 3 pada
materi pecahan tahun 2012 belum mencapai hasil yang diharapkan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, dari 35 siswa 14 diantaranya
mendapat nilai di bawah KKM.
1.3 Pembatasan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, masalah yang muncul sangatlah luas, sehingga perlu dibatasi agar peneliti lebih fokus pada penelitian yang akan
dilaksanakan. Masalah yang muncul dibatasi sebagai berikut:
9 1
Keefektifan penerapan model TGT terhadap motivasi belajar matematika materi pecahan dalam perbandingan dan skala siswa kelas V SDN
Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal. 2
Keefektifan penerapan model TGT terhadap hasil belajar matematika materi pecahan dalam perbandingan dan skala siswa kelas V SDN
Debong Tengah 1, 2, 3 Kota Tegal.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1
Bagaimana tingkat motivasi belajar matematika siswa kelas V yang mendapat pembelajaran dengan model TGT dan yang mendapat
pembelajaran dengan model konvensional? 2
Apakah motivasi belajar matematika siswa kelas V yang mendapat pembelajaran dengan model TGT lebih baik dari pada motivasi belajar
matematika siswa kelas V yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional?
3 Bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas V yang mendapat
pembelajaran dengan model TGT dan yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional?
4 Apakah hasil belajar matematika siswa kelas V yang mendapat
pembelajaran dengan model TGT lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa kelas V yang mendapat pembelajaran dengan model
konvensional?
10
1.5 Tujuan Penelitian