Analisis Tingkat Kesukaran Uji Daya Pembeda Butir Soal

72

4.2.1.3. Analisis Tingkat Kesukaran

Untuk dapat mengetahui tingkat kesukaran dari instrumen maka dibutuhkan pengujian tingkat kesukaran. Pengujian tingkat kesukaran dilakukan dengan membandingan banyaknya jumlah siswa yang menjawab soal benar pada setiap butir soal dibanding dengan jumlah peserta tes. Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.5. Analisis Tingkat Kesukaran No. Soal P Kriteria No. Soal P Kriteria 1 1 Mudah 21 0,18 Sulit 2 0,82 Mudah 22 0,21 Sulit 3 0,82 Mudah 23 0,15 Sulit 4 0,74 Mudah 24 0,76 Mudah 5 0,65 Sedang 25 0,24 Sulit 6 0,29 Sulit 26 0,59 Sedang 7 0,32 Sedang 27 0,44 Sedang 8 0,88 Mudah 28 0,53 Sedang 9 0,24 Sulit 29 0,62 Sedang 10 0,88 Mudah 30 0,53 Sedang 11 0,41 Sedang 31 0,47 Sedang 12 0,06 Sulit 32 0,59 Sedang 13 0,44 Sedang 33 0,15 Sulit 14 0,15 Sulit 34 0,5 Sedang 15 0,41 Sedang 35 0,47 Sedang 16 0,68 Sedang 36 0,76 Mudah 17 0,79 Mudah 37 0,53 Sedang 18 0,68 Sedang 38 0,15 Sulit 19 0,71 Mudah 39 0,21 Sulit 20 0,35 Sedang 40 0,26 Sulit Keterangan: warna baris hijau menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel. Harga tingkat kesukaran yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan sebagai berikut: soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar; soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang; soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Sudjana, 2009: 137. 73

4.2.1.4. Uji Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. Sebelum perhitungan kelompok siswa dibagi dua sesuai jumlah skor soal atau jawaban benar yang didapat menjadi kelompok atas dan kelompok bawah lampiran 23. Pengujian daya beda diperoleh dari hasil perhitungan jumlah jawaban benar pada kelompok atas dibanding jumlah siswa pada kelompok atas PA dikurangi hasil jumlah jawaban benar pada kelompok bawah dibanding jumlah siswa pada kelompok bawah PB. Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.6. Daya Pembeda Soal No. Soal PA PB D Kriteria No. Soal PA PB D Kriteria 1 1 1 0 Jelek 21 0,353 0,35 Cukup 2 1 0,647 0,35 Cukup 22 0,353 0,059 0,29 Cukup 3 1 0,647 0,35 Cukup 23 0,176 0,118 0,06 Jelek 4 0,882 0,588 0,29 Cukup 24 0,882 0,647 0,24 Cukup 5 0,941 0,353 0,59 Baik 25 0,294 0,176 0,12 Jelek 6 0,529 0,059 0,47 Baik 26 0,765 0,412 0,35 Cukup 7 0,471 0,176 0,29 Cukup 27 0,471 0,412 0,06 Jelek 8 0,941 0,824 0,12 Jelek 28 0,765 0,294 0,47 Baik 9 0,412 0,059 0,35 Cukup 29 0,882 0,353 0,53 Baik 10 1 0,765 0,24 Cukup 30 0,647 0,412 0,24 Cukup 11 0,588 0,235 0,35 Cukup 31 0,471 0,471 0 Jelek 12 0,118 0 0,12 Jelek 32 0,706 0,471 0,24 Cukup 13 0,706 0,176 0,53 Baik 33 0,176 0,118 0,06 Jelek 14 0,176 0,118 0,06 Jelek 34 0,706 0,294 0,41 Baik 15 0,412 0,412 0 Jelek 35 0,471 0,471 0 Jelek 16 0,824 0,529 0,29 Cukup 36 1 0,529 0,47 Baik 17 0,882 0,706 0,18 Jelek 37 0,588 0,471 0,12 Jelek 18 0,824 0,529 0,29 Cukup 38 0,235 0,059 0,18 Jelek 19 0,882 0,529 0,35 Cukup 39 0,118 0,294 -0,2 Tidak Baik 20 0,353 0,353 0 Jelek 40 0,294 0,235 0,06 Jelek Keterangan: warna baris hijau menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel. 74 Harga daya pembeda yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan sebagai berikut: D ≤ 0,00 : soal jelek sekali; 0,01 – 0,20 : soal jelek; 0,21 – 0,40 : soal cukup; 0,41 – 0,70 : soal baik; 0,71 – 1,00 : soal baik sekali Arikunto, 2011: 213-218. Dari tabel di atas dapat dilihat terdapat 7 soal dengan kategori soal berdaya pembeda baik, 16 soal berdaya beda cukup, 16 soal berdaya beda jelek, dan 1 soal yang berdaya beda tidak baik. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen harus minimal berdaya beda cukup. Berdasarkan analisis uji coba instrumen tes dapat disimpulkan bahwa soal yang memenuhi syarat dan dapat di gunakan sebagai instrumen penelitian adalah sejumlah 18 butir. Instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 17.

4.2.2. Instrumen Non Tes

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

KEEFEKTIFAN MODEL NUMBER HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DEBONG KIDUL KOTA TEGAL

0 16 287

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 KOTA TEGAL

0 15 402

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KETUREN KOTA TEGAL

1 7 184

Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pagerbarang 03 Kabupaten Tegal

0 19 373

KEEFEKTIFAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 2 KOTA TEGAL

0 7 327

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 DAN 3 KOTA TEGAL

0 33 256

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN “TEAMS GAMES TOURNAMENT” TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATERI CAHAYA DAN SIFATNYA DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PECABEAN KABUPATEN TEGAL

0 11 186

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL TEBAK KATA TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR PKn MATERI KOMPONEN PEMERINTAHAN PUSAT DI INDONESIA KELAS IV SD NEGERI DEBONG TENGAH 1, 2 DAN 3 KOTA TEGAL

0 13 230

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR CERPEN KELAS V SD NEGERI EJOBONG KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 71