mengerjakan walaupun dengan bantuan teman, tetapi lama kelamaan siswa dapat mengerjakannya sendiri.
5. G : Berarti kalau belajar bersama lebih mudah ya ada yang
ngajarin? 6.
S3: Iya bu aku senang kalau belajar bareng-bareng kalau bingung ada yang ngajari. Bu Kingkin kan kesana sini.
3 Penggalan wawancara di atas mengenai pembelajaran secara kelompok
yang peneliti lakukan dalam pembelajaran. Siswa menjawab bahwa siswa senang belajar kelompok karena ada yang membantunya.
7. G : Pinter. Sulit nggak tadi waktu mencoba media bead
frame ini? 8.
S3: Awalnya sulit bu terus diajari jadi bisa. Nggak sulit lagi. 4
Penggalan wawancara di atas mengenai kesulitan dalam menggunakan media bead frame. Siswa menjawab bahwa siswa awalnya merasaka
kesulitan setelah itu tidak sulit 9.
G : Oyayaya. Kalau besuk-besuk pas pelajaran pakai media ini lagi gimana?
10. S3: Nggakpapa bu saya malah senang soalnya saya bisa.
Kelompok lagi kan bu? 11.
G : Iya besuk kalau sama Bu Indah. 5
Penggalan wawancara di atas mengenai keberlanjutan media bead frame untuk pembelajaran selanjutnya. Siswa menjawab bahwa siswa ingin
belajar menggunakan bead frame kembali dengan teman-teman.
d. Siswa 4 S4
1. G : Gimana tadi belajarnya? Senang nggak?
2. S4: Senang bu.
1 Penggalan wawancara di atas mengenai perasaan ketika mengikuti
pembelajaran menggunakan media bead frame. Siswa menjawab bahwa siswa senang.
3. G : Bisa ngerjainnya?
4. S4: Bisa bu. Diajari sama teman kelompok jadi bisa.
5. G : Kalau ngerjain sendiri bisa?
6. S4: Diajari dulu baru bisa bu.
2 Penggalan
wawancara di
atas mengenai
pengerjaan soal-soal
menggunakan media bead frame. Siswa menjawab bahwa siswa merasa mudah dengan bantuan teman.
7. G : Berarti kalau belajar dalam kelompok itu bisa membantu
ya? 8.
S4: Iya bu karena bareng-bareng belajarnya. Jadi paham. 3
Penggalan wawancara di atas mengenai pembelajaran secara kelompok yang peneliti lakukan dalam pembelajaran. Siswa menjawab bahwa
belajar kelompok dapat memebantu memahami pelajaran. 9.
G : Tadi pakai medianya kesulitan enggak? 10.
S4: Pertamanya sulit terus diajari sama teman-teman lama- lama jadi bisa bu.
11. G : Berarti udah pinter sekarang menggunakan medianya?
12. S4: Pinter dong bu
4 Penggalan wawancara di atas mengenai kesulitan dalam menggunakan
media bead frame. Siswa menjawab bahwa siswa kesulitan tetapi lama kelamaan dapat menggunakannya.
13. G : kalau besuk-besuk dipakai lagi untuk pembelajaran
selanjutnya gimana? 14.
S4: Pakai lagi aja bu. Saya bisa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Penggalan wawancara di atas mengenai keberlanjutan media bead frame
untuk pembelajaran selanjutnya. Siswa menjawab bahwa siswa ingin menggunakan kembali.
Dari keempat hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa, peneliti mengetahui bahwa siswa tertarik menggunakan media bead frame.
Beberapa siswa mengalami kesulitan di awal, tetapi lama kelamaan dengan batuan teman sekelompoknya, siswapun dapat mengerjakan sendiri. Siswa
juga menginginkan untuk menggunakan kembali media bead frame untuk pembelajaran selajutnya.
B. Pembahasan
1. Hasil Implementasi
Hasil implementasi media bead frame Montessori di SDN Caturtunggal 1 menunjukkan bahwa pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Implementasi
difokuskan pada 12 anak yang memiliki kemampuan yang kurang dalam materi perkalian matematika. Materi perkalian ini sudah didapatkan siswa pada semester
ganjil tetapi peneliti melakukan implementasi pada semester genap dikarenakan lebih dari setengah siswa kelas III mengalami kesulitan dalam belajar perkalian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh peneliti ditambahkan menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Remidial. Hal ini dikarenakan
materi yang diajarkan ada pada materi semester ganjil. Peneliti melakukan implementasi sebanyak lima kali pertemuan. Setiap
pertemuan peneliti membagi siswa menjadi enam kelompok. Masing-masing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI