Wawancara Setelah Pembelajaran Hasil Wawancara Guru terkait Pengimplementasian Media Bead Frame

kesulitan dalam perkalian. Semoga alat yang digunakan dapat membantu siswa. Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media untuk pembelajaran belum sepenuhnya dilakukan oleh guru. Hanya pada materi tertentu guru dapat menggunakan media terutama untuk pembelajaran matemtika. Matematika dianggap sulit dan terlalu abstrak sehingga sulit untuk menentukan media yang cocok dan pas.

b. Wawancara Setelah Pembelajaran

3. P : Bagaimana pendapat ibu mengenai media yang saya gunakan dalam pembelajaran perkalian hari ini? 4. G : Bagus mbak. Setau saya media itu hanya bisa digunakan untuk penjumlahan saja eh ternyata malah bisa digunakan untuk perkalian. Pemaiannya juga mudah. Tadi siswa banyak yang langsung paham dengan media itu. Makasih ya mbak saya jadi tau media yang bisa digunakan dalam materi perkalian. 1 Penggalan wawancara di atas mengenai media yang peneliti gunakan untuk pembelajaran perkalian. Guru menjawab bahwa media bead frame baik digunakan untuk siswa kelas III dalam pembelajaran perkalian. Media bead frame dapat mengajarkan siswa yang kurang paham perkalian dengan menggunakan penjumlahan berulang. Media tersebut sangat bagus. Terimakasih sudah memberikan media yang cocok untuk pembelajaran matematika khususnya perkalian. 5. P : Menurut ibu, media ini kalau digunakan secara berkelompok seperti tadi apakah efektif? 6. G : Baiknya pribadi tapi karena keterbatasan jumlah medianya jadi tidak bisa. Tapi berkelompok juga baik mbak. Mbak tadi membagi menjadi enam kelompok yang berisi 3-4 orang. Itu baik, apalagi dalam kelompok berisi anak dengan kemampuan yang berbeda dan ganti kelompok tiap pertemuan. Itu sangat membantu mbak 2 Penggalan wawancara di atas mengenai efektifitas media yang digunakan dalam berkelompok. Ada baiknya jika media digunakan secara pribadi tetapi media ini baik digunakan dalam berkelompok. Peneliti sangat pandai dalam membuat kelompok dimana masing-masing kelompok dibuat 3 sampai 4 orang siswa dimana didalamnya berisi anak dengan kemampuan berbeda. Setiap pertemuan dengan kelompok yang berbeda juga sangat baik untuk siswa sehingga siswa dapat membaur satu sama lain dan mengajari teman-teman yang lain. 7. P : Apakah media ini perlu digunakan kembali untuk pembelajaran selanjutnya? 8. G : Perlu mbak. Dilihat dari hasilnya tadi anak-anak senang dan bisa menggunakannya dengan baik. Sayapun sekarang sudah bisa cara menggunakannya jadi untuk tahun-tahun berikutnya saya akan pakai media ini. 3. Penggalan wawancara di atas mengenai perlunya media ini digunakan kembali untuk pembelajaran selanjutnya. Guru menjawab bahwa media bead frame ini perlu digunakan kembali. Dilihat dari hasil beberapa pertemuan ini, guru dapat menggunakannya kembali untuk pembelajaran pada tahun-tahun selajutnya. Dengan menggunakan media bead frame siswa terlihat senang dengan pelajaran matematika. 9. P : Apakah ibu berniat untuk menggunakan media bead frame atau membuatka media untuk siswa? 10. G : Saya siap menggunakannya mbak. Kalau untuk membuat media saya akan mengajukan kepada kepala sekolah karena media ini baik. 4. Penggalan wawancara di atas mengenai niat guru untuk menggunakan media bead frame. Guru menjawab bahwa guru siap menggunakan media PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bead frame. Untuk pembuatannya guru akan mengajukan kepada kepala sekolah karena media ini baik digunakan untuk menambah hasil belajar siswa. Dari wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas III SDN Caturtunggal 1, terlihat bahwa guru sangat menerima media yang peneliti gunakan. Dilihat dari hasil belajar, dan kerjasama siswa, guru menginginkan media tersebut sebagai media pembelajaran matematika yang dipunyai oleh sekolah. Bahkan guru ingin menggunakannya kembali untuk pembelajaran tahun-tahun berikutnya.

6. Hasil Wawancara Siswa terkait Pengimplementasian Media Bead Frame