Media Montessori Ciri-Ciri Media Pembelajaran Montessori

c. Media Montessori

Media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajaran untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap Anitah, 2010: 5. Media dijadikan sebagai alat bantu guru mengajar agar siswa lebih memahami materi. Seperti halnya dengan media Montessori, media Montessori di desain untuk menarik perhatian anak-anak yang dapat mengajarkan konsep dengan menggunakan mediaalat tersebut secara berulang-ulang Liliard, 2005: 21. Media Montessori dirancang untuk mengembangkan pengetahuan dan kemandirian, mengandung unsur seni, dan mengembagkan rasa tanggung jawab. Media ini dilengkapi dengan pengendali kesalahan sehingga anak dapat memperbaiki kesalahannya sendiri. Mediaalat matematika Montessori mencakup jumlah dan simbol, sistem desimal, dan empat operasi hitung matematika. Media yang digunakan bukan untuk mengajarkan matematika melainkan untuk membatu mengembagka kemampuan matematikanya. Pikiran tersebut mencakup kemampuan untuk memahami perintah, sesuatu yang abstrak, dan memiliki kemampuan untuk memahami konsep baru sebagai pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran Liliard, 1997:137. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media Montessori merupakan mediaalat yang didesain untuk mengembangkan pengetahuan anak secara mandiri.

d. Ciri-Ciri Media Pembelajaran Montessori

Media Montessori mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda, unik dan tidak dimiliki oleh media pada umumnya. Karakteristik tersebut adalah memiliki ciri menarik, bergradasi, auto-correction mempunyai pengendali kesalahan, dan auto-education dapat digunakan secara mandiri. Maria Montessori merumuskan empat ciri utama media yang baik sesuai dengan tingkat perkembangan anak Montessori, 2002: 171-175 1 Menarik Setiap media Montessori harus mampu menarik perhatian anak, sehingga secara spontan anak ingin menyentuk, meraba, memegang, merasakan, dan menggunakannya Montessori, 2002: 174-175. Media yang menarik adalah yang memiliki keindahan dari segi warna dan kecerahannya. Warna yang digunakan merupakan warna yang lembut dan terang. 2 Bergradasi Salah satu ciri media pada Montessori adalah bergradasi. Bergradasi yang dimaksudkan adalah rangsangan yang rasional tentang suatu gradasi Montessori, 2002: 175. Unsur bergradasi pada umumnya tampak pada segi warna dan bentuk. Ketika anak belajar menggunakan media, anak akan menggunakan lebih dari satu indera. Salah satu media Montessori yang berguna untuk memperkenalkan gradasi adalah pink tower terdiri 10 kubus dengan kubus paling besar memiliki sisi 10 cm. kubus yang lebih kecil berikutnya selalu memiliki ukuran sisi 1 cm lebih kecil. Kubus yang paling besar diletakkan paling bawah hingga yang terkecil di posisi paling atas. Kubus-kubus ini akan membentuk sebuah menara. Dengan begitu anak belajar membeda-bedakan besar-kecil dan berat ringan suatu objek Montessori, 2002: 174 3 Auto-correction Mempunyai Pengendali Kesalahan Media pada Montessori pengenadali kesalahan, maksudnya melalui media tersebut anak dapat mengetahui sendiri setiap kesalahan yang dilakukan sehingga dengan sendirinya anak tahu jika ia melakukan kekeliruan. Montessori memberikan contoh tentang model balok yang berlubang-lubang papan silinder. Dalam lubang-lubang terpasang silinder-silinder kecil dari kayu yang memiliki perbedaan ukuran dari yang paling kecil sampai paling besar. Silinder-silinder itu dilepask dan ditempatkan di atas meja secara acak, lal anak diminta untuk memasangkan kembali ke dalam lubang-lubang yang sesuai. Anak sangat antusias untuk mengamati hubungan antara ukuran lubang dan silinder. Silinder yang ukurannya lebih kecil dari lubang bisa masuk, tetapi yang lebih besar tidak bisa masuk. Anak akan mengetahui kesalahannya dan mengulang berkali-kali jika silinder yang mereka masukkan tidak tepat pada lubangnya Montessori, 2002: 172 4 Auto-education Pembelajaran Mandiri Seluruh media pembelajaran Montessori dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak melakukan pendidikan diri auto-education. Hal tersebut akan meningkatkan kemandirian anak dalam belajar dan campur tangan pendidik semakin diminimalisir. Peran pendidik dalam kelas Montessori adalah sebagai pengamat. Oleh sebab itu, Montessori tidak lagi menggunakan istilah “guru” tetapi “direktris” bagi pendidik, sebab direktris bertugas untuk mengarahkan aktivitas psikis anak dan perkembangan fisiologisnya yaitu hidup dan jiwanya.

e. Bead Frame Montessori