siswa untuk merefleksikan secara lisan mengenai pembelajaran perkalian menggunakan bead frame selama tiga kali pertemuan pada minggu lalu.
Selanjutnya guru mengucapkan terimakasih kepada siswa karena telah membantu guru dalam beberapa pertemuan minggu lalu. Sebagai tanda
terimakasih kepada siswa, guru memberikan sedikit bungkusan makanan ringan untuk siswa. Guru berpamitan dan mengucapkan salam penutup
kepada siswa.
2. Hasil Belajar Siswa
Untuk mengukur hasil belajar dan kemampuan yang diperoleh siswa peneliti menggunakan hasil pretest dan posttest. Berikut hasil pretest dan posttest untuk
12 siswa SDN Caturtunggal 1. Tabel 4.1 Hasil Pretest 12 Siswa SDN Caturtunggal 1
No Nama
Nilai 1
TM 20
2 AFGH
50 3
AMM 50
4 AGJ
50 5
AR 40
6 BAR
50 7
HL 50
8 RZJ
50 9
RSF 40
10 RAN
40 11
TYP 50
12 YKR
40
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi siswa pada saat pretest adalah 50 dan nilai terendah siswa adalah 20. Nilai rata-rata yag diperoleh adalah 44.
Dari 12 siswa tersebut di atas memiliki nilai di bawah KKM yaitu 60. Sebanyak 100 siswa memiliki nilai di bawah KKM
Tabel 4.2 Hasil Posttest 12 Siswa SDN Caturtunggal 1
No Nama
Nilai 1
TM 90
2 AFGH
70 3
AMM 90
4 AGJ
80 5
AR 80
6 BAR
80 7
HL 100
8 RZJ
90 9
RSF 70
10 RAN
80 11
TYP 100
12 YKR
90
Dari 12 siswa yang menjadi subjek penelitian, sebanyak 12 siswa atau seluruh siswa mendapatkan nilai di atas KKM, yaitu 60. Nilai terendah adalah 70 dan nilai
tertinggi adalah 100. Nilai rata-rata posttest adalah 85. Jadi sebanyak 100 siswa mendapatkan nilai di atas KKM.
Diagram 4.1 Perbandingan Nilai Prestet dan Posttest Siswa
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara nilai pretest dan nilai posttest. Dilihat dari nilai pretest, 12 siswa mendapatkan
nilai di bawah KKM, yaitu 60 dengan nilai rata-rata adalah 44. Setelah menggunakan media pembelajaran, nilai yang di dapatkan di atas KKM dengan
nilai rata-rata 85.
3. Hasil Observasi Pembelajaran
a. Observasi Pembelajaran Awal
Observasi dilakukan pada tanggal 14 September 2015 di SDN Caturtunggal. Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui kondisi pembelajaran di kelas dan
kesulitan belajar siswa khususnya pada pembelajaran matematika materi perkalian. Peneliti mengamati kondisi siswa dan guru saat pembelajaran
berlangsung. Pada saat peneliti melakukan observasi kepada siswa, peneliti menemukan
beberapa siswa yang terlihat kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran. Hal tersebut terlihat saat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang diberikan,
banyak siswa yag bertanya mengenai penegerjaannya. “Bu ini bagaimana?” begitulah kata-kata yang keluar dari mulut siswa. Padahal ketika guru berkali-kali
bertanya kepada siswa mengenai pemahaman tentang materi yang disampaikan, beberapa siswa menjawab sudah memahami. Beberapa siswa enggan bertanya
karena malu. Pada pembelajaran ini siswa masih kesulitan perkalian terutama untuk
perkalian dua angka. Pada dasarnya jika siswa belajar perkalian dua angka, maka harus dapat mengerjakan perkalian satu angka terlebih dahulu. Untuk perkalian
bilangan satu angka, siswa dapat menghitung menggunakan jari siswa. Ketika dihadapkan dengan perkalian dua angka, siswa terlihat kebingungan dalam
menghitungnya. Siswa kebingungan angka mana yang harus dikalikan terlebih dahulu. Selain itu, siswa terlihat pasif saat proses pembelajaran. Terlihat dari
siswa hanya mendengarkan guru berbicara menyampaikan materi dan siswa menyimak materi ajar yang ada pada buku paket. Kurangnya interaksi antara
siswa dengan guru juga menjadi kendala dalam pembelajaran. b.
Observasi Penggunaan Media Pembelajaran Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti lebih
menekankan pada sikap siswa dalam penggunaan media pembelajaran. Sikap yang peneliti amati adalah sikap saling berbagi dan kerjasama. Sikap saling
berbagi ketika menggunakan media pembelajaran dan sikap kerjasama dalam kelompok. Secara keseluruhan siswa dapat bekerjasama dengan baik. Siswa
bersama-sama menggunakan media bead frame. Siswa secara bergantian menggunakannya. Guru memberikan waktu kepada siswa agar dalam satu
kelompok dapat menggunakan media tidak terpacu pada satu orang saja. Tak lupa siswa juga mengajari rekan satu kelompoknya yang belum memahami cara
menggunakan media tersebut. Pada saat presentasi, siswa secara bergatian menerangkan hasil diskusinya.
Ada siswa yang memegang media, ada yang menerangkan dan ada yang mencari jawaban di kotak yang tersedia. Selama tiga kali pertemuan, secara bergatian
siswa melakukan hal tersebut saat presentasi. Observasi dilakukan menggunakan pedoman penilaian yang peneliti buat pada
Rencana Pelaksanaa Pembelajaran RPP. Berikut hasil observasi terhadap penggunaan media pembelajaran.
1 Observasi Penilaian Sikap Saling Berbagi
Tabel 4.3 Penilaian Sikap Saling Berbagi
No Nama
Siswa Saling berbagi
Total skor
Nilai 3
2 1
1 TM
√ 3
100 2
AFGH √
3 100
3 AMM
√ 3
100 4
AGJ √
3 100
5 AR
√ 3
100 6
BAR √
3 100
7 HL
√ 3
100 8
RZJ √
3 100
9 RSF
√ 3
100 10
RAN √
3 100
11 TYP
√ 3
100 12
YKR √
3 100
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa 12 siswa atau seluruh siswa yang
menjadi subjek penelitian memiliki sikap saling berbagi yang baik. Siswa bersedia Siswa bersedia meminjamkan media kepada teman satu kelompok sesuai waktu
yang telah ditentukan guru dalam menggunakan media bead frame untuk menyelesaikan soal perkalian.
2 Observasi Penilaian Sikap Saling Berbagi
Tabel 4.4 Penilaian Sikap Kerjasama
No Nama
Siswa Kerjasama
Total skor
Nilai 3
2 1
1 TM
√ 3
100 2
AFGH √
3 100
3 AMM
√ 3
100 4
AGJ √
3 100
5 AR
√ 3
100 6
BAR √
3 100
7 HL
√ 3
100 8
RZJ √
3 100
9 RSF
√ 3
100 10
RAN √
3 100
11 TYP
√ 3
100 12
YKR √
3 100
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki sikap kerjasama yang
baik. Siswa bekerjasama dalam menggunakan media bead frame untuk menyelesaikan soal perkalian. Siswa menggunakan media bead frame secara
bergiliran.
4. Hasil Angket Respon Siswa terhadap Media Bead Frame Montessori