Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 12 siswa memahami penggunaan media bead frame dalam pembelajaran perkalian. Delapan siswa mendapatkan
nilai sangat baik dan empat siswa mendapatkan nilai yang baik. Dari 12 siswa yang dijadikan subjek penelitian, semua siswa senang menggunakan media bead
frame dalam pembelajaran. Proses kegiatan pembelajaran di kelas berjalan dengan baik. Siswa dapat mengerjakan soal menggunakan media dan ingin menggunakan
kembali untuk pembelajaran lainnya.
5. Hasil Wawancara Guru terkait Pengimplementasian Media Bead Frame
Montessori terhadap Pembelajaran Perkalian.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III SDN Caturtunggal 1. Wawancara dilakukan sebanyak dua kali. Pertama, pada saat sebelum
pembelajaran guna mengetahui kejauh mana kemampuan siswa dan penggunaan media saat pembelajaran. Kedua, setelah pembelajaran berlangsung guna
mengetahui efektifitas penggunaan media. Berikut paparan wawancara mengenai hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Transkripsi wawancara dapat
dilihat pada lampiran 23 dan 24 halaman
a. Wawancara Sebelum Pembelajaran
Keterangan P
: Peneliti G
: Guru 6.
P : Bagaimana proses belajar mengajar di kelas III SDN Caturtunggal 1?
7. G : Secara keseluruhan baik mbak. Siswa tenang,
mendengarkan dan aktif. Tetapi tau sendiri kan mbak kalau siswa SD apalagi siswa kelas III, mereka tidak bisa
sepenuhnya diam, anteng tetapi tetap saja ada bumbu- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bumbunya. Ya main dengan teman sebelahnya atau berbicara dengan teman sebelahnya. Itu yang terkadang
menjadi kendala saya mbak.
1 Penggalan wawancara di atas mengenai proses kegiatan belajar mengajar
dikelas. Guru menjawab bahwa proses kegiatan belajar mengajar di kelas berlangsung baik dan tenang. Siswa mendengarkan guru ketika guru
sedang menjalaskan. Tetapi terkadang beberapa siswa asik bermain dan berbincang dengan teman sebelahnya. Disitu guru mengalami kendala.
9. P : Apakah siswa antusias atau malah enggan belajar
matematika bu? 10.
G: Beberapa antusias beberapa engga mbak karena enggak paham jadi antusiasme siswa kurang. Matematika itu sulit
kata siswa yang kurang paham.
2 Penggalan wawancara di atas mengenai antusiasme siswa terhadap
pelajaran matematika. Guru menjawab bahwa tidak semua siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika. Beberapa siswa menganggap
bahwa matematika itu sulit. 8.
P : Berarti secara keseluruhan, siswa baik ya bu. Terus kalau untuk pembelajaran matematika gimana bu?
9. G: Kalau untuk pembelajaran matematika lumayan sulit
mbak karena matematika itu kemampuan menghitung ya mbak. Kadang ada yang langsung paham, kadang harus
diterangkan berkali-kali dulu baru paham.
3 Penggalan wawancara di atas mengenai kesulitan guru dalam mengajarkan
matematika kepada siswa. Guru menjawab bahwa mengajari matematika kepada anak kelas bawah itu sulit. Terlebih matematika itu pembelajaran
yang abstrak sehingga guru terkadang kesulitan menggambarkan apa yang sedang dipelajari.
10. G : Beberapa antusias beberapa engga mbak karena enggak
paham jadi antusiasme siswa kurang. Matematika itu sulit kata siswa yang kurang paham.
11. P : Kesulitannya ada pada materi atau apa bu?
12. G : Pada materinya mbak. Matematika kan abstrak jadi
untuk mengajari butuh waktu. Terutama untuk perkalian dan pembagian mbak, siswa-siswa sulit sekali untu memahami
padahal kalau perkalian kan penjumlahan berulang tapi mereka masih belum paham.
4 Penggalan wawancara di atas mengenai kesulitan yang sering dialami
ketika mengajarkan matematika. Guru menjawab bahwa banyak mengalami kesulitan ketika belajar matematika. Hampir semua terasa
sulit. Terlebih dalam pembelajaran perkalian. Siswa banyak yang masih kurang memahami perkalian.
13. P : Bagaimana ibu mengatasi kesulitan itu?
14. G : Kalau saya lebih ke memberikan PR untuk siswa-siswa
mbak. Selain guru yang mengajarkan, orang tua juga mengajarkan di rumah karena waktu untuk belajar
matematika kan sedikit. Selain belajar matematika harus belajar yang lainnya.
5. Penggalan wawancara di atas mengenai usaha mengatasi kesulitan dalam
belajar matematika. Guru menjawab bahwa untuk mengatasi kesulitan, guru biasanya menambah jam pelajaran untuk siswa da memberikan PR
agar siswa belajar di rumah. 15.
P : Kalau untuk media pembelajaran, apakah ibu sering menggunakan media saat pembelajaran?
15. G : Jarang mbak paling kalau tentang alam gitu atau tentang
lingkungan sekolah, kebersihan kan ada alat-alat kebersihan di kelas.
16. P : Kalau untuk matematika?
17. G : Jarang sekali mbak. Ya itu tadi karena matematika
terlalu abstrak saya bingung mau pakai apa. Kalau misal bangun ruang gitu ada mbak biasanya pakai tapi ka kelas III
bangun ruang belum diajarkan. Kalau di kelas III itu waktu mbak bisa pakai jam.
6. Penggalan wawancara di atas mengenai penggunaan media dalam
pembelajaran matematika. Guru menjawab bahwa guru jarang menggunakan media pada saat pembelajaran matematika. Materi
matematika kelas III dirasa sulit untuk menggunakan media dalam pembelajaran.
18. P : Kalau untuk matematika?
19. G : Jarang sekali mbak. Ya itu tadi karena matematika
terlalu abstrak saya bingung mau pakai apa. Kalau misal bangun ruang gitu ada mbak biasanya pakai tapi ka kelas III
bangun ruang belum diajarkan. Kalau di kelas III itu waktu mbak bisa pakai jam.
7. Penggalan wawancara di atas mengenai media apa sajakah yang pernah
guru ajarkan kepada siswa. Guru menjawab bahwa guru menggunakan media pada saat pembelajaran bangun ruang dan waktu menggunakan
jam karena dirasa mudah dalam mencontohkannya. Kalau untuk perkalian pembagian guru tidak menggunakan media pembelajaran.
20. P : Ibu menyebutkan bahwa menggunakan jam sebagai
media ketika mengajarkan materi tentang waktu. Apakah media tersebut membantu siswa dalam memahami materi?
21. G : Sangat membantu mbak, yang tadinya belum bisa
membaca jam jadi bisa. Media itu selalu membatu dalam pembelajaran asalkan media tersebut cocok dan pas dengan
materi dan umur anak juga.
8. Penggalan wawancara di atas mengenai media yang digunakan tersebut
dapat membantu siswa memahami materi ataukah tidak. Guru menjawab bahwa media selalu membantu siswa dalam memahami pembelajaran
jika media yang digunakan cocok dan pas untuk pembelajaran tersebut. 22.
P : Antusiasme siswa ketika menggunakan media itu bagaimana bu?
23. G : Sangat antusias mbak. Pembelajaran jadi tidak
membosankan dan ada aktifitas siswanya sendiri. Biasanya berkelompok karena medianya terbatas.
9. Penggalan wawancara di atas mengenai antusiasme siswa ketika guru
mengajarkan kepada siswa menggunakan media pembelajran. Guru menjawab bahwa antusiasme siswa sagat tinggi, siswa aktif dan
pembelajaran menjadi tidak membosankan. 24.
P : Nah dengan media itu apakah hasil belajar atau nilai anak menjadi lebih baik?
25. G : Seperti yang saya bilang tadi mbak yang tadinya siswa
belum paham jadi paham. Jadi nilai mereka naik karena dengan
media mereka
dapat mempraktikkan
dan mencobanya secara langsung. Tidak hanya angan-angan
saja. Siswa juga lebih aktif.
10. Penggalan wawancara di atas mengenai peningkatan hasil belajar siswa
ketika menggunakan media pembelajaran. Guru menjawab bahwa penggunaaan media dapat meningkatan hasil belajar siswa. Dengan
media, siswa dapat mencobanya dan mempraktikannya secara langsung. Media dapat membantu siswa dengan baik dan siswapun aktif.
26. P : Tadi ibu menyebutkan bahwa siswa masih belum
memahami materi perkalian, ini saya membawa alat yang bernama bead frame, apakah ibu bersedia menerima?
27. G : Boleh sekali mbak. Apalagi ada sekitar 12 an siswa yang
masih belum memahami perkalian dengan baik. Semoga alat yang digunakan bisa membantu. Eh besuk saya lihat ya
mbak biar saya bisa pakainya.
11. Penggalan wawancara di atas mengenai media yang akan peneliti
gunakan untuk penelitian. Guru menjawab bahwa peneliti dapat menggunakan media dalam pembelajaan khususnya perkalian karena
untuk kelas III ada kurang lebih 12 siswa yang masih mengalami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesulitan dalam perkalian. Semoga alat yang digunakan dapat membantu siswa.
Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media untuk pembelajaran belum sepenuhnya dilakukan oleh guru. Hanya
pada materi tertentu guru dapat menggunakan media terutama untuk pembelajaran matemtika. Matematika dianggap sulit dan terlalu abstrak
sehingga sulit untuk menentukan media yang cocok dan pas.
b. Wawancara Setelah Pembelajaran