Daya Bahasa Peristiwa Tutur Edoga Kabu “Tahap Pembukaan”

100 41 Didi nakame Soter Pekei dagi bego-bego tete ini ko didi mema oyawete. {B.26} “Bapak si penderita Soter Pekei sambil geleng kepala, kami datang bersama penderita”. Menyuruh, yang terdapat pada tuturan 40 pada kalimat mengingat upacara, “kamu silahkan keluar, datang duduk di halaman rumah ini”. Kalimat tersebut tidak memiliki daya bahasa yang sangat kuat karena tidak ada yang dapat menimbulkan makna afeksi “lenyap begitu saja”. Tuturan 41 yang terdapat pada kalimat “kami datang bersama penderita” tidak memiliki daya bahasa yang sangat kuat karena tidak ada yang dapat menimbulkan makna afeksi. 42 Migouto Kosmas Madai gane bego-bego eteteko didi meki kawikaki? {B.27} “Pemimpin Kosmas Madai sambil goyang tangan menanyakan, siapa yang sakit”? 43 Didi nakame “Soter Pekei”kipo tutu ete-teko didi Mee ki kikaki. {B.28} “Bapak si penderita “Soter Pekei” sambil tunjuk sakit yang ini”. Menanyakan, yang terdapat pada tuturan 42 pada kalimat “mengingat adanya dalam keluarga itu sakit ”. Tuturan tersebut pemimpin upacara Kosmas Madai menanyakan kepada ayah si penderita Soter Pekei klausa “siapa yang sakit?” memiliki daya bahasa yang sangat kuat karena menimbulkan makna tersirat. Makna tersirat yang di maksud menanyakan kepada keluarga penderita karena dalam keluarga tersebut sakit lebih dari satu. Tuturan 43 pada kalimat klausa “sakit yang ini” tidak ada yang dapat menimbulkan makna afeksi. Maksud 101 ayah menunjuk penderita untuk meyakinkan pemimpin upacar agar mengetahuinya. 44 Migouto “Kosmas Madai” mapega bego-bego ya etete ko tou ko, didi me ki iki emaiyepa ewi. {B.29} Pemimpin “Kosmas Madai” sambil goyangkan anak panah mengatakan, cara duduk, si penderita baringkan di depan kalian”. 45 “Ii” ya. Menyindir, yang terdapat dalam tuturan 44 mengandung daya yang menyindir yang terdapat pada kalimat “didi me ki iki emaiyepa ewi “si penderita baringkan di depan kalian”. Kata “barinkan” memiliki daya bahasa yang sangat kuat karena menimbulkan makna tersirat. Secara tersirat daya bahasa pemimpin upacara mengindir kepada setang yang dirasuki penderita itu, lain halnya “si penderita baringkan ” bermaksud agar selama upacara berlangsung roh jahat tidak keluar masuk dalam tubuh si penderita. “sambil goyangkan anak panah” bermaksud untuk menakuti roh jahat yang dirasuki si penderita. 45 tidak memiliki daya bahasa karena kalimat 45 hanya menyetujui.

4.3 Peristiwa Tutur Yupi Kabu “Tahap Pertengahan”

Pada bagian pertengahan ini, pemimpin upacara sedang berkomunikasi dengan si penderita “Yavet” dan keluarga si penderita. Pemimpin upacara berkomunikasi dengan setan bertujuan mengusir setan yang dirasuki si penderita “Yavet”. Berikut ini adalah tuturan yang di lakukan oleh pemimpin upacara adat “Kosmas Madai”. 102

4.3.1 Isi Tuturan

Isi tuturan pada bagian persiapan ini tergambar dalam komunikasi antara pemimpin upacara adat “Kosmas Madai” dengan si penderita “Yavet”, keluarga si penderita “Yavet‟ dan roh jahat. Dalam komunikasi pemimpin menanyakan kesakitan yang dialami penderita dan keluarga si penderita kemudian memutuskan jalan kerasukan setan dengan si penderita. Selanjutnya, pemimpin juga menyampaikan tanda-tanda selama upacara adat kepada keluarga penderita. Isi tuturan dalam upacara pengusiran roh jahat terlihat pada tuturan 46-53 di bawah ini: 46 Migouto “Kosmas Madai” dabaga kagu donita tiyake dagu imo dagida yamo yayakido tete gaka etete mana ko, Aki tetoyake uwi. {C. 46} “Pemimpin “Kasmas Madai” memegan bagian kepala menggunakan daun dagu sambil jongkok mengatakan, kamu jangan tinggal, pergi ke tempat tinggalmu”. Gambar 4.2 Pemimpin Sedang Memijit Penderita bertanda Roh Jahat yang Dirasukinya keluar. 47 Didimee “Yavet Pekei” miyo kopo ya etete ko, ani didi bokate. {C.47} “Si penderita Yavet Pekei menunduk mengatakan, saya sakit sekali”.

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 15

PENDAHULUAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 21

TINJAUAN PUSTAKA EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 2 33

EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 2 15

PENDAHULUAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 21

TINJAUAN PUSTAKA EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 33

PENUTUP EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 4 11

PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA

0 0 21

Tuturan dalam bahasa mantra pada upacara pengusiran roh jahat Suku Mee Kabupaten Deiyai Provinsi Papua - USD Repository

0 2 181

Peta Orientasi Kabupaten Deiyai terhadap Provinsi Papua

0 0 30