Daya Bahasa Peristiwa Tutur Tahap Persiapan “Teki-Teki Kabu”

86 Pemimpin upacara “Kosmas Madai mengoyang-goyangkan kaki bertanya, pada pukul berapa kita akan mengadakan upacara”? 20. Didi nakamee “Soter Pekei” gane bego-bego ya etete ko, ini kamu tai wagi ko migouto yakai owapa daki taitagida kouya make. {A.3} “Bapak si penderita “Soter Pekei sambil goyang tangan mengatakan, kita akan mulai upacara ketika kamu tiba di rumah”. Menanyakan, yang terdapat pada tuturan 19 pada kalimat mengingat melaksanakan upacara , dalam tuturan tersebut pemimpin upacara Kosmas Madai menanyakan kepada ayah si penderita Soter Pekei terdapat kalimat pada pukul berapa kita akan mengadakan upacara”?. Klausa yang terdapat pada kalimat miring di atas “pukul berapa” memiliki daya bahasa penentu yang berbeda dengan tuturan 20. Tuturan 20 pada kalimat “kita akan mulai upacara ketika kamu tiba di rumah”. Ayah si penderita secara tersirat klausa “ketika kamu tiba” dengan maksud menentukan waktu dari pemimpin upacara sesuai waktu yang melakukannya. Unsur kalimat yang didicetak miring 19 tidak memiliki daya bahasa yang sangat kuat karena tidak ada yang dapat menimbulkan makna afeksi “lenyap begitu saja”. Unsur kalimat dicetak miring “ketika kamu tiba” 20 memiliki daya bahasa yang sangat kuat karena dapat menimbulkan makna afeksi “lenyap begitu saja”. 21. Migouto “Kosmas Madai” gane bego-bego ya etete manako enaka aniyawi beugako noya agiyoma tebayamu taine agiyoma teki-teki nitimaketai. {A. 4} “Pemimpin upacara Kosmas Madai mengoyang-goyangkan tangan mengatakan, baik sebelum saya tiba segera siapkan bahan sajian dan kurban”. 87 22. Ii.. teki-teki taipage aki meibeuga koda ya.. kami akan siapkan sebelum kamu datang Pada tuturan 21 pada kalimat baik sebelum saya tiba segera siapkan bahan sajian dan kurban” dalam tuturan tersebut pemimpin upacara Kosmas Madai memutuskan segerah melaksanakan upacara kepada ayah si penderita. Kalimat di atas memiliki satu kalimat ajakan “segera siapkan bahan sajian dan kurban. Unsur frasa yang didicetak miring “bahan sajian” memiliki daya bahasa yang sangat kuat karena secara tersirat tuturan pemimpin tidak menjelaskan secara rinci, sehingga menimbulkan makna afeksi “lenyap begitu saja”. Tuturan pada 22 yang terdapat kalimat “yaa…. kami akan siapkan sebelum kamu datang”, maksud keluarga si penderita memutuskan bersedia menyiapkanya, maksud tersirat dari keluarga penderita untuk segera melakukan upacara. Unsur kalimat dicetak miring 22 memiliki daya bahasa yang sangat kuat karena dapat menimbulkan makna afeksi “lenyap begitu saja”. 23. “Didi nakame Soter Pekei gane bego-bego ya egadote manako magiyo teki- teki tai mapega wagine agiyoko ”? {A.5} “Bapak si penderita “Soter Pekei”: sambil goyang tangan menanyakan bahan kurban apa yang kami harus siapkan?” 24. Kamu taimee Kosmas Madai: gane bego-bego eteteko; ekina teki-teki nitimakai. {A.6} “Pemimpin upacara “Kosmas Madai”: sambil goyang tangan menjawab sediakan babi”. 88 Menanyakan, yang terdapat pada tuturan 23 mengingat melaksanakan upacara, ayah si penderita Soter Pekei menuturkan frasa mapega, bahan panahan” memiliki daya bahasa yang sangat kuat karena bahan panahan menimbulkan makna penentu dalam upacara adat untuk keselamatan dan kematian si penderita. Tuturan 24 yang terdapat pada klausa “sediakan babi” memiliki daya bahasa yang sangat kuat karena makna yang digunakn leksikal. Bahan kurban babi menimbulkan makna penanda dan penentu untuk melihat keselamatan dan kematian si penderita dalam upacara adat.

4.2 Peristiwa Tutur Edoga Kabu “Tahap Pembukaan”

Pada bagian pembukaan ini, keluarga penderita dengan pemimpin upacara mulai melakukan komunikasih. Keluarga penderita melakukan komunikasi dengan bahasa lisan “bahasa daerah Mee”. Menggunakan Bahasa daerah Mee dengan tujuan agar apa yang disampaikan bisa memahami satu sama lain. Dalam tuturan yang disampaikan tergambar isi, jenis tindakdan makna tuturan upacara adat dari pemimpin upacara kepada keluarga penderita.

4.2.1 Isi Tuturan

Isi tuturan pada bagian pembukaan ini tergambar dalam komunikasi antara pemimpin upacara adat Kosmas Madai dan kepala keluarga si penderita Soter Pekei. Dalam komunikasi menanyakan persiapan dan posisi duduk si penderita. Isi tuturan dalam upacara pengusiran roh jahat pada tuturan 25-29 di bawah ini: 25 Abata, migouto yibuda animakiyake didi uguwo mana etete, iki miyouyo kiyake, yibuda kouya nitou mei. {B.25} 89 “Pagi, pemimpin Kosmas Madai duduk di halaman rumah memanggil keluarga penderita sambil mengatakan, kamu silahkan keluar, datang duduk di halaman rumah ini”. 26 Didi nakame Soter Pekei dagi bego-bego tete ya egadote mana ko; ini ko didi mema oyawete ka? {B.26} “Bapak si penderita Soter Pekei sambil geleng kepala menanyakan, kami datang bersama penderita atau tidak”? 27 Migouto Kosmas Madai gane bego-bego eteteko didi meki kawikaki? {B.27} “Pemimpin Kosmas Madai sambil goyang tangan menanyakan siapa yang sakit ”? 28 Didi nakame “Soter Pekei” kipo tutu ete-teko didi Mee ki kikaki. {B.28} “Bapak si penderita “Soter Pekei” sambil tunjuk sakit yang ini”. 29 Migouto “Kosmas Madai” mapega bego-bego ya etete ko tou ko, didi me ki iki emaiyepa ewi. {B.29} Pemimpin “Kosmas Madai” sambil goyangkan anak panah mengatakan, cara duduk, si penderita baringkan di depan kalian ”. Tuturan pada nomor 25-29 di atas dianalisis ke dalam SPEAKING yang mana terlihat pada Tabel 4.9 di bawah ini: Tabel. 4.9 Peristiwa Tutur Tahap Pembukaan S P E A K I N G Se Sc Se.T Se.P

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 15

PENDAHULUAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 21

TINJAUAN PUSTAKA EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 2 33

EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 2 15

PENDAHULUAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 21

TINJAUAN PUSTAKA EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 33

PENUTUP EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 4 11

PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA

0 0 21

Tuturan dalam bahasa mantra pada upacara pengusiran roh jahat Suku Mee Kabupaten Deiyai Provinsi Papua - USD Repository

0 2 181

Peta Orientasi Kabupaten Deiyai terhadap Provinsi Papua

0 0 30