Jenis Tindak Tutur Peristiwa Tutur Tahap Persiapan “Teki-Teki Kabu”

77 A : Act sequencesA artinya “urutan tindak ujar”, jenis tindakujar dan isi ujaran kedua hal ini berhubungan dengan eksistensi wacana, media komunikasi, secara pemaparanya. Sifatnya adalah hubungan tindak pidana tutur, jenis tindak pesan dan isi pesan A1-A6. A 1 : 1 Tindak tutur langsung literal direct literal speech act Jenis tindak wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan bapak si penderita “Soter Pekei ” kepada pemimpin upacara “Kosmas Madai”. Wacana non verbal, media komunikasinya kepala keluarga si penderita Soter Pekei menggerak-gerakkan tangan sambil menunjuk wanita dan pria bertanda meyakinkan pembicaraan. Jenis pemakaian dialog. Jenis tindak pesannya perintah: 7 Ini uwata to, Soter Pekei ya etete manako: ini wiyaume kamu ko keitaitage, dana aweta ko keitaine agiyoudo teki-teki taitage. Yagamoudo kipo tutu etete ko noya agio kotu nitimakai. Ini yameido kipo tutu etete ke bedo ma, dana megema kotu, kamu migoutoma epi ewitage. {A . I. 1} “Pada sore itu, bapak si penderita “Soter Pekei” mengatakan: kita adakan upacara ini lusa, dan besok itu persiapan semua bahan yang akan digunakan, serta semua perempuan sambil tunjuk sediakan bahan makanan. Kami yang laki- laki sambil tunjuk sediakan babi, uang dan hubungi pemimpin upacara”. A 2 : 2 Tindak tutur tidak langsung literal indirect literal speech act 78 Jenis wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan pemimpin upacara “Kosmas Madai ” kepada bapak si penderita “Soter Pekei”. Wacana non verbal, media kom unikasinya Kosmas Madai menggerak-gerakkan kaki bertanda mendesak untuk segera mengadakan upacara. Jenis pemakaian dialog. Jenis tindak pesannya pertanyaan: 8 Kamutai migouto Kosmas Madai bado bego-bego ya egadotete ko: tani mago eniya epei kamu nikeitaita? {A . I. 2} “Pemimpin upacara Kosmas Madai mengoyang-goyangkan kaki bertanya, pada pukul berapa kita akan mengadakan upacara”? A 3 : 3 Tindak tutur langsung literal direct literal speech act Jenis tindak wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan bapak si penderita “Soter Pekei ” kepada pemimpin upacara “Kosmas Madai”. Wacana non verbal, media komunikasinya Soter Pekei menggerak-gerakkan tangan bertanda memohon perhatian. Jenis pemakaian dialog. Jenis tindak pesannya tanggapan: 9 Didi nakame “Soter Pekei gane bego-bego ya etete ko; ini kamu tai wagi ko migouto yakai daki taitageida ”. {A . I. 3} Bapak si penderita “Soter Pekei” sambil goyang tangan kita laksanakan upacara pada saat pemimpin upacara tiba. A4: 4 Tindak tutur tidak langsung literal indirect literal speech act 79 Jenis tindak tutur wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan pemimpin upacara “Kosmas Madai” kepada kepala keluarga si penderita “Soter Pekei”. Wacana non verbal, media komunikasinya pemimpin upacara “Kosmas Madai” menggerak- gerakkan tangan bertanda segera menyediakan bahan kurban upacara “babi”. Jenis pemakaian dialog. Jenis tindak pesannya perintah: 10 Pemimpin upacara “Kosmas Madai” gane bego-bego ya etete manako enaka aniyawi beugako noya agiyo teki-teki nitimaketai. {A . I. 4} “Kosmas Madai mengoyang-goyangkan tangan mengatakan, baik sebelum saya tiba segera siapkan bahan sajian dan kurban”. A5: 5 Tindak tutur langsung literal direct literal speech act Jenis tindak tutur wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan bapak si penderita “Soter Pekei” kepada pemimpin upacara “Kosmas Madai”. Wacana non verbal, media komunikasinya bapak si penderita “Soter Pekei” menggerak-gerakkan tangan bertanda menanyakan bahan kurban. Jenis pemakaian dialog. Jenis tindak pesannya pertanyaan: 11 Didi nakame “Soter Pekei” gane bego-bego ya egadote manako magiyo teki-teki tai mapega wagine agiyoko? {A . I. 5} “Bapak si penderita “Soter Pekei” sambil goyang tangan menanyakan jenis panah apa yang kami harus siapkan?” A6: 80 6 Tindak tutur tidak langsung literal indirect literal speech act Jenis tindak wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan pemimpin upacara “Kosmas Madai ” kepada bapak si penderita “Soter Pekei”. Wacana verbal, media komunikasinya Kosmas Madai menggerak-gerakkan tangan bertanda menjawab menyediakan bahan kurban. Jenis pemakaian dialog. Jenis pesannya tanggapan: 12 Migouto “Kosma Madai” gane bego-bego Itopa mapega teki-teki nitimaketai, yamake enaako buka mapega. {A . I. 6} “Pemimpin upacara “Kosmas Madai” Pokoknya panah, tapi lebih baik panah yang terbuat dari bamboo” K : Key K artinya “kunci”, mengandung pesan-pesan yang dapat ditangkap, misalnya nada, cara dan semangat terdapat K1-K6 K 1 : Suara keras K 2 : Suara pelan K 3 : Serius K4: suara bisik K5: suara pelan K6: suara bisik I : Instrumentahlities I artinya “instrument” yaitu jenis tindakbahasa yang digunakan dalam peristiwa tutur, apakah lisan atau tulisan dialek atau bahasa baku. I 1 : Verbal dan non verbal bahasa Mee. Verbal : secara lisan bukan tertulis dalam bahasa Mee. 81 13 Uwata to, didi nakamee Soter Pekei ya etete manako, ini wiyaume kamu ko keitaitage, dana aweta ko keitaine agiyoudo teki-teki taitage. Yagamoudo kipo tutu etete ko noya agio kotu nitimakai. Ini yameido kipo tutu etete ke ekina ma, dana megema kotu, kamu migoutoma epi ewitage. {A.13} “Pada sore itu, bapak si penderita Soter Pekei mengatakan: kita adakan upacara ini lusa, dan besok itu persiapan semua bahan yang akan digunakan, serta semua perempuan sambil tunjuk menyediakan bahan makanan. Kami yang laki-laki sambil tunjuk menyediakan babi, uang dan hubungi pemimpin upacara”. 14 Pemimpin upacara Kosmas Madai bado bego-bego ya egado tete ko, tani mago eniya epei kamu nikeitaita? {A.14} “pemimpin upacara “Kosmas Madai” mengoyang-goyangkan kaki bertanya, pada pukul berapa kita akan mengadakan upacara”? 15 Didi nakame Soter Pekei gane bego-bego ya etete ko, ini kamu tai wagi ko migouto yakai owapa daki taitagida kouya make. {A.15} “Bapak si penderita Soter Pekei sambil goyang tangan mengatakan, kita akan mulai upacara ketika kamu tiba di rumah”. 16 Migouto Kosmas Madai gane bego-bego ya etete manako enaka aniyawi beugako noya agiyoma tebbabi taine agiyoma teki-teki nitimaketai. {A.16} “Pemimpin upacara Kosmas Madai mengoyang-goyangkan tangan mengatakan, baik sebelum saya tiba segera siapkan bahan sajian dan kurban”. 17 Didi nakame Soter Pekei gane bego-bego ya egadote manako magiyo teki-teki tai mapega wagine agiyoko? {A.17} 82 “Bapak si penderita Soter Pekei sambil goyang tangan menanyakan bahan kurban apa yang kami harus siapkan?” 18 Kamu tai migouto Kosmas Madai gane bego-bego eteteko; ekina teki- teki nitimakai. {A.18} Pemimpin upacara Kosmas Madai sambil goyang tangan menjawab sediakan babi. Nonverbal: tidak dalam jenis tindakpercakapan atau tidak dalam jenis tindakbahasa; gerakan pada tubuh. Nonverbal tersebut terlihat di bawah ini: 1 “kipo tutu etete” sambil tunjuk 2 “bado bego-bego” mengoyang-goyangkan kaki 3 “gane bego-bego” sambil goyang tangan N : Norms of Interaction and Interpretation N artinya “norma intraksi dan interpretasi” mengacu pada norma yang berlaku dalam kelompok sosial pemakai bahasa dalam masyarakat terlihat pada N1-N6. N 1 : Taitage “Memerintah” N 2 : Tani mago? “Menanyakan” N 3 : Migouto daki “Menjawab” N4 : Agiyoma teki-teki perintah N5 : Magiyo teki-teki tai menanyakan N6 : Ekina teki-teki menjawab G : Genre G artinya “gaya” yang mengacu pada jenis tindakpenyampaian secara verbal puisi, nasehat, atau cerita dan lain-lain G 1 : Perintah 83 G 2 : Bercakap-cakap Pada bagian persiapan media komunikasi antara pemimpin upacara “Kosmas Mada” dan ayah si penderita “Soter Pekei” tidak menuturkan tindak tutur langsung tidak literal direct nonliteral speech dan tindak tutur tidak langsung tidak literalindirect nonliteral speech act. Tapi, pemimpin upacara “Kosmas Mada” dan ayah si penderita “Soter Pekei” hanya menggunakan tindak tutur, tindak tutur tidak langsung literal indirect literal speech act, dan tindak tutur langsung literal direct literal speech act.

4.1.3 Makna Tuturan

Makna tuturan pada persiapan memiliki satu frase yaitu “noya agiyo kotu”menyediakan makanan. “Noya agiyo kotu” memiliki hubungan semantik dengan kegiatan persiapan keluarga penderita untuk melaksanakan upacara pengusiran roh jahat. {A . I. 4} Semantik dalam upacara pengusiran roh jahat terdapat struktur bahasa yang berhubungan dengan makna. Makna dalam upacara pengusiran roh jahat pada tahap persiapan misalnya frase “noya agiyo kotu”, terlihat pada Tabel 4.6 di bawah ini: Tabel.4.6 Hubungan Semantik Kegiatan Persiapaan Upacara. Istilah Tercakup Hubungan Semantik Istilah Pencakup Noya agiyo kotu Salah satu kegiatan Persiapan upacara Bedoma megema kotu Hasil wawancara Manfret Mote bahwa, pengertian umum “noya agiyo kotu” yaitu sediakan bahan makanan supaya dalam upacara bisa dinikmati. Sedangkan 84 pengertian khusus “noya agiyo kotu” yaitu untuk melengkapi bahan korban sajian. Taksonomi dalam upacara pengusiran roh jahat terdapat unsur bahasa menurut hielarkis dalam urutan satuan fonologis atau graumatikal yang dimungkinkan dalam satuan. Graumatikal yan dimungkinkan dalam satuan bahasa terlihat pada table 4.7 di bawah ini: Tabel.4.7 Taksonomi Sediakan Bahan Makanan. noya agiyo kotu 1 Sediakan bahan makanan noya agiyo kotu 2 Makna noya agiyo kotu 1 yaitu sediakan bahan makanan supaya dalam upacara bisa menikmati. Makna noya agiyo kotu 2 yaitu untuk melengkapi bahan korban sajian. noya agiyo kotu 1 dan noya agiyo kotu 2 memiliki hubungan polisemi. Hubung an kontras “noya agiyo kotu” memperlihatkan perbedaan nyata dalam hal warna, rupa, ukuran dan sebagainya, hal tersebut terlihat pada Tabel 4.8 di bawah ini: Tabel.4.8 Hubungan Kontras Noya Agiyo Kotu. Ciri Tujuan Sediakan Bahan Makanan Nikmat Melengkapi Istilah Korban sajian noya agiyo kotu 1 + + - noya agiyo kotu 2 + + + Keterangan : + : ya - : tidak

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 15

PENDAHULUAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 21

TINJAUAN PUSTAKA EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 2 33

EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 2 15

PENDAHULUAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 21

TINJAUAN PUSTAKA EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 33

PENUTUP EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 4 11

PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA

0 0 21

Tuturan dalam bahasa mantra pada upacara pengusiran roh jahat Suku Mee Kabupaten Deiyai Provinsi Papua - USD Repository

0 2 181

Peta Orientasi Kabupaten Deiyai terhadap Provinsi Papua

0 0 30