Sejarah Rukun Tetangga RT Eniyauwo Sistem Kepemimpinan

54

2.2.7.1 Sejarah Rukun Tetangga RT Eniyauwo

Eniyauwo adalah nama RT suatu kelompok masyarakat yang tinggal di Kecamatan Tigi Utara Kabupaten Deiyai. Nama eniyauwo ini diberikan oleh masyarakat sendiri. Eniyauwo artinya pusat keramat yang patut ditakuti pada saat melewati di tempat itu. Masyarakat yang mendiami di tempat ini adalah mayoritas “marga Ikomou”. Cerita asal- usul “Marga Ikomou”. Marga Ikomou karena sejak dahulu kala selalu suka mencari dan membakar kayu “iko”. Marga Ikomou berasal dari “kigimei” bagian barat RT Eniyauwo Okomokebo. Semula marga Ikomou ini adalah Pekei. Marga Pekei tersebut berasal dari seekor laba-laba umagi yang puluhan tahun hidup dalam telaga. Suatu ketika musim kemarau panjang melanda di daerah itu “umagi” atau laba-laba berjemuran di atas batu. Terjadi kekeringan, hingga berudu terapun di permukaan air telaga. Berudu ditangkap oleh umagi. Lalu, Umagi memasak berudu itu sepanjang malam namun tidak kunjung masak. Hari besoknya berudu berubah menjadi bayi manusia. Bayi diasuh oleh umagi hingga sampai dewasa. Setelah dewasa berudu kawin dengan umagi itu. Keturunan merekalah yang kini dipangil marga Pekei sampai sekarang, Penutur “Soter Pekei”. Masyarakat di RT Eniyauwo pertama kali bertemu dengan orang luar pada tahun 1938 melalui ekspedisi pimpinan Dr. Bijlmer. Kedua kali tahun 1940 bertemu dengan pilot Wissel yang mendaratkan pesawatnya di danau Paniai kemudian menuju ke danau Tigi di delta Wakei bado. Tahun 1940 Tillemans, dari misi katolik mendirikan pos misi dan persekolahan di Enarotali, Aula,1993. 55

2.2.7.2 Sistem Kepemimpinan

Seorang pemimpin disebut “Tonawi Mee”. Tonawi belarti “kaya”, Mee berarti “orang”. Jadi Tonawi Mee belarti orang kaya. Tonawi Mee dapat dipilih berdasarkan harta kekayaan yang dimiliki seperti “yagamo” istri, “mege” bia, “ekina” babi dan modal keberanian. Tonawi Mee ditentukan oleh masyarakatnya dan dia sendiri. Apabila tonawi melakukan tugas dengan baik sangat dihormati masyarakat tetapi jika Ia melakukan kesalahan atau melangar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, maka perintah-perintahnya tidak dituruti masyarakat. Selanjutnya masyarakat memilih “tonawi Mee” yang lain Dharmojo, 1998. Berdasarkan pola Sahlins 1963 dalam karangannya “Poor Man, Rich Man, Big Man, Chief; Political Types in Melanesia and Polynesia”, dalam analisis politik tradisionalnya dikatakan bahwa kepulauan Oseania terjenis tindak tutur satu baris kontinum, yang pada salah satu ujungnya dijumpai sistem politik chief raja. Pada garis lainnya terdapat sistem kepemimpinan Big Man pria berwibawa . Model analisis ini diterapkan untuk melihat sistem kepemimpinan di Papua. Hasil analisis di atas menunjukkan terdapat jenis tindak tutur sistem kepemimpinan raja. Selain itu juga ditemukan sistem kepemimpinan kepala suku dan sistem kepemimpinan campuran Mansoben, 1985: 94. Kepemimpinan orang Mee dapat diklasifisikan ke dalam tipe kepemimpinan pria berwibawa. Pria berwibawa terdapat di kalangan suku-suku Bangsa Dani, Mee, Moni, Maybrat Mansoben 1994: 6. Pria berpengaruh pada suku Mee dinamakan “Tonawi” artinya orang kaya. Seorang “Tonawi” ditandai dengan kekayaan lebih dari satu ternak babi ekina, ladang garapan cukup luas, pandai berbicara dan 56 berkarya. Kedudukan sebagai “tonawi” diperoleh atas pengorbanan atau upayanya sendiri tanpa adanya arahan dan pertolongan orang lain. Tonawi adalah suatu warisan nenek moyang tetapi harus diperjuangkan dalam keluarga uguwo klen tuma yang bersangkutan, dari generasi kegenerasi berikut polpilsil 1963. Penulis melihat seorang tonawi dalam mengambil keputusan tidak hanya memikirkan faktor politik, tetapi dia juga sangat mempertimbangkan faktor untung atau rugi merupakan sifat horizontal yang dimiliki orang Mee. Seorang “tonawi” berperilaku murah hati hanya pada arena-arena seperti upacara keagamaan, pembayaran mas kawin, pembayaran kepala Mee gapi, pembayaran denda mogai pituwo, api pituwo, pesta adat yuwo dan sebagainya. Penulis melihat tonawi melambangkan “keberhasilan atau hasil pencapaian” seseorang dengan hati yang jujur dan murni dalam kehidupan orang Mee.

2.2.7.3 Penduduk

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 15

PENDAHULUAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 21

TINJAUAN PUSTAKA EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 2 33

EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 2 15

PENDAHULUAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 21

TINJAUAN PUSTAKA EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 33

PENUTUP EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 4 11

PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA

0 0 21

Tuturan dalam bahasa mantra pada upacara pengusiran roh jahat Suku Mee Kabupaten Deiyai Provinsi Papua - USD Repository

0 2 181

Peta Orientasi Kabupaten Deiyai terhadap Provinsi Papua

0 0 30