Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data

62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bagian metodologi penelitian ini disajikan: metode penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi penelitian, desain penelitian, sumber data, teknik analisis data. Berikut ini disajikan keenam butir yakni:

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini berawal dari kenyataan yang ditemukan pada masyarakat suku Mee di Papua Tengah tepatnya di pingiran Danau Paniai, Danau Tigi dan Lemba Kamu. Peneliti menemukan adanya upacara adat yang memastikan penyembuhan dan kematian bagi si penderita sakit. Upacara adat dilakukan seketika penderita sakit merasuki dari penjaga atau melangar di tempat keramat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Slamet 2007: 10 membenarkan bahwa “penelitian kualitatif, pada langkah awal peneliti menemukan fakta- fakta”. Deskriptif adalah mengambarkan apa adanya secara sistematis kenyataan-kenyataan fakta secara faktual dan teliti, tidak ada maksud untuk mencari atau menjelaskan hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau menemukan makna bank implikasi. Sudaryanto 1986: 62 via Dharmojo 1996: 4 menegaskan bahwa metode ini menerangkan suatu penelitian dilakukan atas dasar fakta yang ada dan hidup pada penutur-penuturnya, sehingga perian yang diberikan berupa perian bahasa yang bisa dikatakan sifatnya seperti potret sesui dengan keadaan yang sebenarnya.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penjabaran lebih lanjut dari metode di atas, peneliti menggunakan pengumpulan data dengan teknik wawancara, yang akan melaksanakan secara berencana. Kegiatan wawancara peneliti langsung data ke dalam transkiripsi tuturan bahasa. Daftar itu berisikan kata-kata penting yang memperkirakan ada pada semua bahasa. Alat yang digunakan bahan penelitian itu tidak berlaku kaku tetapi terus mengembangkan sesuai dengan keadaan di lapangan. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan data dengan jalan observasi atau peninjauan secara cermat dan partisipasi untuk mendukun data yang suda ada. Pengumpulan data menyertai sekaligus dengan kegiatan penganalisisan. Hal itu dimaksudkan agar data yang meragukan peneliti langsung dapat melacak pada kegiatan pengumpulan data berikutnya. Keragu-raguan itu langsung terjawab di lapangan. Perkataan lain data itu tidak sekedar di kumpulkan atau di rekam. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah rekorder, kamera dan alat tulis. Sementara itu alat perekam yang digunakan telah di cek kelayakannya sebagai alat pengumpulan data tuturan bahasa. Pengecekan alat ini dimaksudkan agar data yang diperoleh benar-benar sahih atau valid. Moleong, 1989:7, menyatakan bahwa “data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka ”. Data yang perlukan dalam penelitian kualitatif deskriptif ini adalah tuturan bahasa yang diungkapkan oleh pemimpin upacara. Selanjutnya mengidentifikasi bagian-bagian dalam upacara pengusiran roh jahat. Data di kumpulkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Observasi suatu pelaksanaan upacara pengusiran roh jahat, 2 Mengambil gambar urutan pelaksanaan, 3 Merekam tuturan pelaksanaan upacara pengusiran roh jahat, 4 Pencatatan bahasa atau ungkapan dalam upacara, 5 Memberi kode agar sumber datanya tetap ditelusuri, 6 Wawancara untuk hal yang kurang jelas.

3.3 Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 15

PENDAHULUAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 21

TINJAUAN PUSTAKA EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 2 33

EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 2 15

PENDAHULUAN EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 21

TINJAUAN PUSTAKA EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 3 33

PENUTUP EKSISTENSI PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH HAK ULAYAT SUKU MEE DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI DISTRIK KAPIRAYA KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA.

0 4 11

PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA

0 0 21

Tuturan dalam bahasa mantra pada upacara pengusiran roh jahat Suku Mee Kabupaten Deiyai Provinsi Papua - USD Repository

0 2 181

Peta Orientasi Kabupaten Deiyai terhadap Provinsi Papua

0 0 30