50
2.2.6 Suku Mee
2.2.6.1 Pengertian Suku Mee
Suku Mee adalah suatu kelompok suku yang tinggal di pedalaman Kabupaten Paniai, Dogiyai dan Deiyai. Pengertian suku yang dimaksud di sini adalah
sekelompok sosial yang hidup di suatu tempat yang bisa membedakan dengan kelompok sosial yang lain. Kelompok sosial yang berdasarkan kesadaran akan
identitas perbedaan kebudayaan lebih khususnya bahasa. Sejarah suku Mee sudah banyak ditulis oleh para antropolog dan budayawan
dan juga dari Belanda yang antara lain ditulis oleh Steltenpool 1965, Drabbe 1952, Dharmojo 1996. Pemaparan struktur dan penyebaran Bahasa Mee
merupakan hal yang sangat esensial yang perlu memberikan prioritas berpatokan pada eksistensi wilayah digambarkan oleh Drabbe 1952.
Penelitian yang dilakukan oleh Echoud, daerah yang dikategorikan dalam suku Mee adalah daerah Tigi, Enarotali, Obano, Kamu, Komopa, dan daerah
Mapia. Setelah pengaruh berkembang di daerah, wilayah-wilayah ini, dijadikan pusat-pusat kecamatan. Nama-nama wilayah terjadi perubahan, yakni Tigi
berubah menjadi Kecamatan Waghete, Enarotali, Obano, Kamu, Komopa, masing-masing berubah menjadi Paniai Timur, Agadide, Paniai Barat, hanya
daerah Mapia tidak terjadi perubahan. Bahasa yang dikembangkan adalah Bahasa Mee Dharmojo; 2001 namun,
kini menjadi tiga wilayah Kabupaten yakni: Kabupaten Paniai, Kabupaten Deiyai, Kabupaten Dogiyai.
51
Penelitian-penelitian ini memperkuatkan bahwa penyebaran suku Mee maupun bahasanya sudah ada sejak dahulu. Suku Mee ada dan terus berkembang
bersama budaya dan ekspresi bahasa setempat.
2.2.6.2 Pembaharuan Arti Nama Mee
Suku Mee yang menggunakan nama Mee saat ini mengalami pergantian yang telah melegenda dalam cerita rakyat Suku Mee. Mengenai suku Mee pernah
ditulis beberapa kajian ilmiah. Kajian ilmiah tersebut menggunakan pandangan masing-masing dengan nama Suku Kapauku, Mee.
Pandangan suku moni Mee artinya “orang-orang pungutan yang tidak
memiliki apa- apa”. Pada hakekatnya, orang Mee sejak dulu telah mengenal sistem
dagang. Misalnya dengan sistem barter. Pandangan ini muncul ketika orang Moni berperang melawan Orang Mee, dan kedua pihak saling melontarkan ejekan.
Ejekan “ekari” yang dari teriakan oleh orang Moni kemudian menjadi sebutan alternativ bagi orang Mee.
Suku Mee menurut orang Amugme dan Kamoro yang mendiami di bagian selatan pegunungan tengahh dan pantai selatan Papua menyebut dengan nama
“Kapauku”. Kapauku artinya “orang-orang yang takut pada anak panah”. Menurut Orang Mee sendiri, sebutan Mee sangat cocok dengan mitologi mereka.
Bahasa “Mee” sama dengan “Mene” dalam bahasa suku Moni, artinya
“Makhluk manusia”. Secara khusus dibedakan makhluk manusia dari makhluk halus, dewa, hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Secara etimologi kata
“Mee” berasal dari bahasa suku Mee itu sendiri artinya “manusia”, sehingga Mee dalam arti yang luas disebut “Manusia Sejati”.
52
2.2.6.3 Penyebaran Suku Mee