Isi Tuturan Peristiwa Tutur Mumai Kabu “Tahap Akhir”
122
81 Migouto “Kosmas Madai” ya eteteko; ekina kipo tutu eteteko ekina ko
epi niyotai enagako iya kiyake kotaka nogayaka. {D. 81}
“pemimpin “Kosmas Madai” sambil menunjuk babi menyatakan babi itu masak dengan baik, kalau sebagian mentah nanti jadi tanda baru”.
82 Didi nakame „Soter Pekei” ya etete, makodono kadani tiyake kiyou?
{D.82} “ayah si penderita “Soter Pekei” mengatakan; itu betul, jadi bagaimana cara
masaknya? 83
Migouto “Kosmas Madai” ya etete, ekina niodipa ko, niduwayake niwudi kipo ekina tutu tete
{D.83} “Pemimpin mengatakan, kalau sudah bakar babi, silahkan potong dan bagi
sambil tunjuk babi ”.
Tuturan pada nomor 79-83 di atas dianalisis ke dalam SPEAKING yang mana terlihat pada Tabel 4.17 di bawah ini:
Tabel. 4.17 Peristiwa Tutur Tahap Akhir S
P E
A K
I N
G Se Sc
Se.T Se.P
1
S Se. Sc.1
A1 K1
2
Se. Sc.1
P2 E2
A2 K2
I
2
N2
3
Se. Sc.1
E3 A3
K3 I
3
N3
4
Se. Sc.1
E
4
A
4
K
4
N
4
123
5
Se. P3
E5 A5
K5 N
5
Pada Tabel 4.17 di atas yang disebut “setting and scene” S yang dimaksud
dengan setting artinya “latar kebudayaan” yang menunjukan pada waktu tutur Se,T dan tempat tutur Se.P berlangsung. Participants P
“partisipan” adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan upacara atau dalam pertuturan P1
Pemimpin upacara, P2 keluarga penderita. Ends E merupakan tujuan yang diperoleh dari peristiwa tutur atau tujuan yang ingin capai dalam peristiwa tutur
terlihat dalam E1-E5. Act seguence A artinya “urutan tindak ujar”, jenis
tindakujar dan isi ujaran kedua hal ini berhubungan dengan eksistensi wacana, media komunikasi, secara pemaparanya. Sifatnya adalah hubungan tindak pidana
tutur, jenis tindak pesan dan isi pesan A1-A5. Key K
artinya “kunci”, mengandung pesan-pesan yang dapat ditangkap, misalnya nada, cara dan semangat terdapat K1-K6. Instrumentalities I artinya
“instrument” yaitu jenis tindakbahasa yang digunakan dalam peristiwa tutur, apakah lisan atau tulisan dialek atau bahasa baku. Norms of intraction and
interpretation N artinya “norma intraksi dan interpretasi” mengacu pada norma
yang berlaku dalam kelompok sosial pemakai bahasa dalam masyarakat terlihat pada N1-N6. Genre G
artinya “gaya” yang mengacu pada jenis tindakpenyampaian secara verbal puisi, nasehat, atau cerita dan lain-lain. Uraian
Tabel 4.17 di atas memperlihatkan di bawah ini: S : Setting and scene:
setting artinya “latar kebudayaan” yang menunjukan pada waktu tutur Se,T dan tempat tutur Se.P berlangsung.
Se : Waktu Se,T dan Tempat Se.P
124
Sc : Definisi budaya tentang peristiwa bahasa S : Percakapan mumai
“mengakhiri” upacara Se.T : Agapi
“siang” Se.P : Yibuda
“di halaman” Sc.1 : Mumai
“mengakhiri” upacara P
: Participants “partisipan” adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan
upacara atau dalam pertuturan P1 Pemimpin upacara, P2 keluarga penderita.
P
1 :
Pemimpin P
2 :
Soter Pekei P3
: Keluarga penderita E : Ends, E merupakan tujuan yang diperoleh dari peristiwa tutur atau tujuan
yang ingin capai dalam peristiwa tutur terlihat dalam E1-E5 E1 : Ekina kou niodei
“menyampaikan pembakaran babi”. E
2
: Makodo “menyetujui ungkapan pemimpin”
E
3
: Odima niduwaima tai “menyuruh bakar dan potong babi”
E4 : Kadani tiyake kiyou “menanyakan cara masak”
E5 : Ni duwayake niwudi “memerintahkan”