PT BANK DBS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2016 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2016
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
Lampiran – 568 – Schedule 31. MANAJEMEN RISIKO lanjutan
31. RISK MANAGEMENT continued
Pengelolaan risiko
yang efektif
diterapkan, sehingga praktek-praktek yang sehat tertanam
pada sistem utama dan proses bisnis yang ada di Bank,
dimana pengelolaan
risiko merupakan
tanggung jawab dari semua pegawai pada semua level di organisasi. Bank juga menerapkan budaya
manajemen risiko yang kuat dan proaktif atas risiko, yang mana merupakan fundamental di
dalam
mencapai konsistensi
dan efektifnya
pengelolaan risiko. Effective risk management is adopted, hence, the
sound practices are embedded in the Bank’s core systems
and business
processes, in
which managing risk is a responsibility of all employees
at all levels in the organisational hierarchy. The Bank also adopts a strong and proactive risk
awareness mindset, which is fundamental in attaining
consistent and
effective risk
management. Risiko yang berasal dari instrumen keuangan yang
dihadapi oleh Bank adalah risiko keuangan, terutama termasuk risiko kredit, risiko likuiditas,
risiko pasar dan risiko operasional. The risks arising from financial instruments to
which the Bank exposes are financial risks, which include particularly credit risk, liquidity risk, market
risk and operational risk.
a. Risiko kredit
a. Credit risk
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika nasabah, klien atau rekanan
gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Bank. Risiko kredit berasal dari kredit
yang diberikan kepada debitur dan risiko kredit
dari credit
enhancement seperti
derivatif, garansi,
letters of
credit, endorsement dan akseptasi.
Credit risk is the risk of financial loss, should any of the customers, clients or market
counterparties fail to fulfill their contractual obligations to the Bank. Credit risk arises from
debtor and risk from credit enhancement such as derivative, guarantees, letters of credit,
endorsements and acceptances.
Bank menerapkan proses manajemen risiko kredit yang dilakukan secara disiplin dengan
mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses
manajemen bisnis
dengan tetap
mempertahankan independensi dan integritas penilaian risiko kredit. Bersamaan dengan itu,
pengelolaan portofolio
dan risiko
kredit merupakan
tanggung jawab
dari Komite
Manajemen Risiko. The Bank adopts a disciplined credit risk
management process which integrates risk management into the business management
process, while preserving the independence and integrity of credit risk assessment. At the
same time, portfolio management and credit risk
is the
responsibility of
the Risk
Management Committee. Prinsip yang diterapkan oleh Bank untuk
menjalankan aktivitas manajemen risiko kredit didasarkan pada kebijakan risiko kredit yang
mencakup persyaratan
peraturan Bank
Indonesia dan
juga kebijakan-kebijakan
internal. Kebijakan internal direvisi secara berkala agar sejalan dengan perubahan-
perubahan dalam peraturan, lingkungan bisnis dan
perubahan-perubahan yang
terjadi karena pertumbuhan bisnis Bank dan kondisi
ekonomi global. The principle of which the Bank conducts their
credit risk management activities is governed by credit risk policy that incorporates Bank
Indonesia’s regulatory requirements as well as internal policies. Internal policies are revised
periodically to reflect changes in the regulatory requirements,
business environment
and changes resulting from the Bank’s business
growth and global economic condition.
PT BANK DBS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2016 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2016
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
Lampiran – 569 – Schedule 31. MANAJEMEN RISIKO lanjutan
31. RISK MANAGEMENT continued a.
Risiko kredit lanjutan a.
Credit risk continued
i Pengukuran risiko kredit
i Credit risk measurement
Estimasi terhadap eksposur kredit adalah proses yang kompleks dan memerlukan
penggunaan model, dimana nilai dari suatu
produk bervariasi
tergantung dengan perubahan pada variabel-variabel
pasar, arus kas masa depan dan rentang waktu. Penilaian risiko kredit atas suatu
portofolio aset
memerlukan estimasi-
estimasi lebih lanjut, seperti kemungkinan terjadinya
wanprestasi dan
rasio kerugian.
The estimation of credit exposure is complex and requires the use of models,
as the value of a product varies with changes in market variables, expected
cash flows and the passage of time. The assessment of credit risk of a portfolio of
assets entails further estimations as to the likelihood
of defaults
occurring and
associated loss ratios.
Bank telah
mengembangkan model
peringkat kredit
baik untuk
kredit korporasi
maupun konsumsi
yang menggunakan judgmental credit models
dan statistical
credit models
untuk mendukung kuantifikasi dari risiko kredit.
Model peringkat dan skor ini digunakan untuk keseluruhan portofolio kredit utama
dan membentuk basis untuk mengukur risiko
wanprestasi. Selain
itu pada
pembiayaan kredit korporasi, Bank telah mengembangkan model peringkat kredit
yang disesuaikan dengan segmentasi bisnis yaitu untuk korporasi dan SME.
Peringkat kredit untuk pembiayaan pada segmen
konsumsi, Bank
telah mengembangkan model skor.
The Bank has developed and adopted credit rating systems for Corporate and
Consumer loan,
judgmental credit
models and statistical credit models to support the quantification of the credit
risk. These rating and scoring models are in use for all key credit portfolios and
form the basis for measuring default risks. The Bank has established credit
rating for each Corporate and SME segments. Credit scoring system has
also being established for consumer loan.
Dalam mengukur
risiko kredit
untuk pinjaman
yang diberikan,
Bank mempertimbangkan tiga komponen: i
estimasi kerugian
saat debitur
atau rekanan tidak dapat memenuhi kewajiban
kontraktualnya probability of default - PD yang dihasilkan melalui kombinasi
penilaian baik dengan menggabungkan faktor finansial maupun bukan finansial;
ii estimasi tingkat eksposur saat debitur atau
rekanan tidak dapat
memenuhi kewajibannya,
baik pada
posisi on
balance sheet maupun off balance sheet exposure at default - EAD; dan iii
estimasi kerugian yang harus ditanggung oleh Bank atas kewajiban yang telah
wanprestasi loss given default - LGD. Model
ini dikaji
secara berkala
untuk memantau tingkat akurasi, relatif terhadap
kinerja aktual
dan diubah
jika diperlukan untuk mengoptimalisasi
keefektifitasannya. In measuring the credit risk of loans,
whereby the
Bank considers
three components:
i estimation
of the
exposure when a debtor or counterpart could not fulfilled on its contractual
obligations probability of default - PD which generated through the combined
assessment of the financial and non- financial factors; ii estimate loss of the
exposure when a debtor could not fulfill their obligation, both that on balance
sheet and off balance sheet exposure at
default -
EAD; and
iii loss
estimation on the default obligation which Bank should bear loss given
default - LGD. The models are reviewed to monitor their robustness relative to
actual performance and amended as necessary
to optimise
their effectiveness.