Struktur Kepengurusan KPI Komisi Penyiaran Indonesia KPI
dalam kehidupan kenegaraan secara tegas diatur oleh UU Penyiaran sebagai lembaga negara independen yang mengatur hal-hal mengenai penyiaran UU penyiaran, pasal
7 ayat 2. Secara konsptual posisi ini menundukkan KPI sebagai lembaga kuasi negara atau dalam istilah lain juga bisa dikenal dengan auxilary state institution.
6
Dalam rangka menjalankan fungsi KPI memiliki kewenangan otoritas menyusun dan mengawasi berbagai peraturan penyiaran yang menghubungkan antara
lembaga penyiaran, pemerintah dan masyarakat. Pengaturan ini mencakup semua proses kegiatan penyiaran, mulai dari tahap pendirian, operasionalisasi,
pertanggungjawaban dan evaluasi. Dalam melakukan semua tugasnya, KPI berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga lain. Misalnya, ketika terkait dengan
kewenangan yudisial dan yustisial karena terjadinya pelanggaran dan yang oleh UU Penyiaran dikategorikan sebagai tindak pidana. Selain itu, KPI juga berhubungan
dengan masyarakat dalam menampung dan menindaklanjuti apresiasi masyarakat terhadap lembaga penyiaran manapun terhadap dunia penyiaran pada umumnya.
7
Hal ini berarti, KPI wajib menindaklanjuti setiap aduan dan kritik dari masyarakat yang
mereka sampaikan pada KPI terkait dengan keberadaan suatu program penyiaran tertentu.
Pada pelaksanaan peran dan fungsinya, KPI membuat suatu pedoman bagi lembaga penyiaran yang disebut sebagai Pedoman Perilaku Penyiaran P3 dan
Standar Program Siaran SPS. P3 dan SPS ini adalah panduan tentang batasan apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam menyelenggarakan penyiaran dan
6
Profil KPI, situs resmi, diakses pada 22 Agustus pukul 13.29 WIB dari http:www.kpi.go.id
7
Profil KPI, situs resmi, diakses pada 22 Agustus pukul 13.29 WIB dari http:www.kpi.go.id
mengawasi sistem penyiaran nasional Indonesia. P3 dan SPS ditetapkan oleh KPI berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, nilai-nilai agama,
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, kode etik serta standar profesi dan pedoman profesi yang dikembangkan masyarakat penyiaran.
8
Media televisi dinggap sebagai media yang memilki potensi pengaruh sangat besar bagi kehidupan masyarakat. Karena itu perlu ada jaminan khusus bahwa media
tidak dapat mengancam kehidupan masyarakat. jaminan tersebut bisa diperoleh salah satunya lewat adanya aturan yang hendaknya mengatur beberapa isu kunci tertentu
yang memiliki potensi terjadinya pengaruh negatif, diantaranya adalah
9
: 1. Perlindungan Anak dan Remaja
2. Pornografi 3. Kekerasan
4. Takhayul 5. Suku Agama Ras SARA dan Etnik
6. Pelecehan Perempuan 7. Kemewahan
Isu-isu ini menjadi sebagian isu kunci yang digunakan dalam pedoman pengawasan sebuah program stasiun televisi oleh KPI, melalui perangkat P3 dan SPS.
Pada praktiknya, UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 dijadikan pedoman standar oleh KPI sebagai alat atau perangkat untuk menjalankan tugasnya mengawasi isi siaran
setiap program televisi. Pelaksanaan pengawasan isi siaran KPI dilakukan lewat sistem analisis isi siaran yang dilakukan oleh 11 orang analis dan 6 orang panelis,
8
Judhariksawan, Hukum PenyiaranJakarta: Rajawali Pers 2010, Cet Ke-1, hal.96-97
9
Kusmawarni, Infantri Safizar, Afdal Makkuraga, Laporan Utama “Komisi Penyiaran Indonesia
” Jurnal Media Watch and Consumer Center edisi 5, September 2000, Jakarta:The Habibi Center 2007 hal 19-21