1menyebutkan bahwa
“Program siaran wajib memeperhatikan dan melindungi kepentingan anak-anak danatau remaja.
” Terlihat jelas di Bab XIII Pelarangan dan Pembatasan Kekerasan Bagian pertama Pelarangan Adegan
Kekerasan Pasal 23 ayat a “Menampilkan secara detail peristiwa kekerasan,
seperti: tawuran,
pengeroyokan, penyiksaan,
perang, penusukan,
penyembelihan, mutilasi, terorisme, pengerusakan barang-barang secara kasar atau ganas, pembacokan penembakan, dan atau bunuh diri
”.
2. Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 563 Tanggal 2 Mei 2013
Analisis:
Pada episode ini dalam adegan lain istri kardun yang bernama Eti Suketi sambil menelpon majikan Kardun yang bernama Romlah yang diperankan oleh
Nova Soraya mengeluarkan kata mampus, “Mampus lo kardun gue aduin ke
bos lo”.Adegan selanjutnya Kardun menyebutkan kata dasar pea nih orang, menyebutkan kata pea kepada istrinya sendiri, kata pea ini juga bisa disebut
bodoh, atau kata-kata yang sangat tidak mendidik. Dalam perannya Kardun memang selalu mengeluarkan kata
“Pea” kepada kedua istrinya. Pelanggaran berdasarkan UU Penyiaran No. 322002 yang terdapat di
dalam Pasal 4 ayat 1 yang berbunyi “Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi
massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.
” Lalu Pasal 36 ayat 1 “Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan
intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan
dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. ”
Pasal 36 ayat6berbunyi “Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan,
melecehkan dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.
” Berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran P3Bab X Perlindungan Anak
Pasal 14 ayat 1 dan 2 berbunyi “Lembaga penyiaran wajib memberikan
perlindungan dan pemberdayaan kepada anak dengan menyiarkan program siaran pada waktu yang tepat sesuai dengan penggolongan program siaran.
” Dalam adegan tersebut memang terlihat bahwa adegan pada kata-kata tersebut
tidak sepantasnya dikeluarkan pada tayangan sinetron religi Tukang Bubur Naik Haji
karena penontonnya bukan di kalangan ibu-ibu atau orang dewasa saja melainkan anak-anak, sebab tayangan sinetron Tukang Bubur Naik Haji ini
ditayangkan pada jam prime time. Berdasarkan Standar Program Siaran SPS di dalam Bab X Perlindungan
Kepada Anak Bagian Pertama Perlindungan Remaja dan Anak-Anak Pasal 15 ayat 1 berbunyi
“Program siaran wajib memeperhatikan dan melindungi kepentingan anak-anak danatau remaja.
” Sudah jelas dikatakan pada pasal ini bahwa tayangan sinetron religi apalagi pada jam prime time wajib
memperhatikan isi siarannya. Bab XIII Pelarangan dan Pembatasan Kekerasan Bagian Kedua Ungkapan
Kasar dan Makian Pasal 24 ayat 1 2 berbunyi “Program siaran dilarang
menampilkan ungkapan kasar dan makian, baik secara verbal maupun nonverbal, yang mempunyai kecendrungan menghina atau merendahkan
martabat manusia, memiliki makna jorokmesumcabulvulgar, danatau menghina agama dan Tuhan.
” Kata-kata kasar dan makian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas mencakup kata-kata dalam bahasa Indonesia,
bahasa daerah, dan bahasa asing.
3. Tukang Bubur Naik Haji Episode 564 Tanggal 3 Mei 2013
Analisis:
Pada episode ini sosok Kardun yang diperankan oleh Eddy Oglek ini sering mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan, tokoh kardun
disini mengucapkan kembali adegan “emang dasar bini pea kalo bukan karna
anak gue cerein lo ”Sambil membentak. Lalu di bagian adegan lainnya kembali
Kardun mengucap kan kata “pea” kepada kedua istrinya
Pelanggaran diatas berdasarkan UU Penyiaran No. 322002 masuk pada Pasal 4 ayat 1 berbunyi
“Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat,
kontrol dan perekat sosial. ” Pada Pasal 36 ayat 1berbunyi “Isi siaran wajib
mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan
dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. ”
Dan pada Pasal 36 ayat6berbunyi “Isi siaran dilarang memperolokkan,
merendahkan, melecehkan dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.
”