Kalibrasi Instrumen METODOLOGI PENELITIAN

Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada Lampiran. Metode yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas ini adalah metode ganjil- genap. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,74. Nilai ini termasuk kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini. 3. Pengujian Taraf Kesukaran Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini. 5 JS B P  Dimana: P = derajat kesukaran degrees of difficulty B = bayaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa seluruh tes. Penentuan kriteria derajat kesukaran didasarkan pada ketentuan berikut ini. Tabel 3.4 Kategori Derajat Kesukaran Rentang Nilai DK Kategori 0,00 ≤ DB 0,30 Sukar 0,30 ≤ DB 0,70 Sedang 0,70 ≤ DB ≤ 1,00 Mudah Perhitungan taraf kesukaran ini juga terdapat pada Lampiran. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 40 5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.., h. 207 – 208. soal yang diujicobakan terdapat 12 soal yang dinyatakan mudah, 10 soal dinyatakan sedang, dan 16 soal dinyatakan sukar. Kriteria soal yang dianggap layak untuk digunakan adalah soal yang memiliki derajat kesukaran sedang atau mudah. Dengan demikian, instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini. 4. Daya Pembeda Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara tes yang berkemampuan tinggi dengan tes yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus: 6 n W W DB H L   dimana: DB = Daya Beda discriminating power, DP W L = jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu W H = jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu n = jumlah kelompok atas kelompok bawah Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan dalam penentuan kelompok atas W H dan kelompok bawah W L . a. Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan nilai dari yang terbesar disimpan paling atas sampai yang terkecil disimpan paling bawah. b. Mengambil 27 dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok atas. 6 op.cit, h. 136. c. Mengambil 27 dari bawah susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok bawah. d. Sisanya yakni bagian yang 46 disisihkan, karena tidak perlu diikutkan dalam analisis. Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada ketentuan berikut ini. Tabel 3.5 Kategori Daya Beda Rentang Nilai DB Kategori 0,00 drop 0,00 ≤ DB 0,20 buruk 0,20 ≤ DB 0,40 cukup 0,40 ≤ DB 0,70 baik 0,70 ≤ DB ≤ 1,00 baik sekali Perhitungan taraf kesukaran ini juga terdapat pada Lampiran. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 6 soal yang dinyatakan drop, 8 soal dinyatakan cukup, 13 dinyatakan baik, dan 5 soal dinyatakan baik sekali. Soal-soal yang layak digunakan adalah soal yang memiliki daya beda yang baik sekali, baik, atau cukup.

I. Tekhnik Analisis Data

1. Pengorganisasian data Data-data yang masih dalam bentuk data mentah terlebih dahulu disusun dalam tabel distribusi frekuensi untuk memperoleh gambaran yang sederhana, jelas dan sistematis mengenai hasil yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka, kemudian dari data tersebut dihitung rata-rata atau mean, median dan modus serta simpangan baku. 2. Hipotesis Statistik Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar fisika siswa melalui pendekatan pembelajaran salingtemas, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut: H : μ 1 = μ 2 H a : μ 1 μ 2 H = Tidak terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan pendekatan salingtemas. H a = Terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan pendekatan salingtemas. μ 1 = Kelompok pretest μ 2 = Kelompok posttest Dengan membandingkan anntara nilai t hitung t tabel pada taraf signifikansi 1. Jika t hitung t tabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak. 3. Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat terhadap hipotesis tersebut. Untuk prasyarat data interval telah terpenuhi, sebab hasil belajar merupakan data interval. Oleh karena itu, Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji kesamaan varians uji homogenitas. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik uji-t dengan taraf signifikasi α = 0,05. Pengujian dengan menggunakan uji-t memerlukan beberapa syarat, antara lain sampel acak, data interval, populasi berdistribusi normal, dan kesamaan varians. a Pengujian Prasyarat Penelitian 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah yang diuji berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan adalah menggunakan rumus chi square uji kai kuadrat sebagai berikut 7 :      i i i E E O X 2 2 Kriteria pengujian normalitas data: a. jika X 2 hitung ≤ X 2 tabel , maka H a diterima dan H o ditolak data terdistribusi normal. b. jika X 2 hitung X 2 tabel, , maka H o diterima dan H a ditolak data tidak terdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menguji homogenitas dua keadaan atau populasi. Uji homogen dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Fisher dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Hipotesis b.Bagi data menjadi dua kelompok c. Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya d.Tentukan F hitung dengan rumus : 2 2 B A S S F  Keterangan : F = Homogenitas S A 2 = Varieans terbesar S B 2 = Varians terkecil kentukan kriteria pengujian : 7 Subana dkk. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2000. H 124 a. jika F hitung F tabel , maka H a diterima dan H o ditolak data memiliki varians homogen. b. jika F hitung F tabel, , maka H o diterima dan H a ditolak data tidak memiliki vaians homogen. b N-gain Untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar siswa, maka diperlukan sebuah analisis kuantitatif yang disebut dengan uji normal gain. Gain adalah selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Disamping itu, gain juga menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan. Uji normal gain dilakukan dengan menggunakan rumus normal-gain yang dinyatakan sebagai berikut. 8 dengan kategorisasi perolehan berikut ini. 1. g-tinggi : nilai G ≥ 0,70 2. g-sedang : nilai 0,30 ≤ G 0,70 3. g-rendah : nilai G 0,30 c Uji Hipotesis Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, disimpulkan bahwa data terdistribusi normal maka untuk menguji data yang diperoleh dengan menggunakan uji t, tetapi jika data tidak terdistribusi normal maka uji hipotesis yang dignakan adalah non parametik yaitu uji U, uji t maupun uji U adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kondisi atau perlakuan pada dua kelompok yang berbeda dengan prinsip membandingkan rata-rata mean kedua kelompok atau perlakukan itu. Uji t harus diawali dengan serangkaian pengujian yang lain seperti: 9 1 Merumuskan hipotesis nol terarah atau tidak terarah 8 Ibid., h. 52-53 9 Subana, Ibid, h.167 – 174. 2 Menentukan sampel representatif termasuk ukuran sampelnya 3 Menguji normalitas sebaran data setiap kelompok penelitian 4 Jika kedua kelompok sebaran datanya normal, dilanjutkan dengan pengetesan homogenitas varians. 5 Jika kedua varians kelompok data itu homogen, baru dilanjutkan dengan uji t. 6 Jika salah satu atau kedua kelompok penelitian mempunyai sebaran data yang tidak normal, maka pengujian perbedaan dua rata-rata mean ditempuh dengan analisis tes statistik nonparametrik. 7 Jika ternyata sebaran datanya normal, tetapi varians datanya tidak homogen, maka pengujian perbedaan dua rata-rata mean ditempuh dengan analisis uji t. Berdasarkan perhitungan yang akan dijelaskan pada Bab IV, kedua data bersifat tidak normal dan homogen pada nilai pretest baik kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol, sedangkan pada nilai pretest keduadata bersifat normal dan homogen. Oleh karena itu, untuk keperluan pengujian hipotesis digunakan uji U pada nilai pretest dan uji t untuk nilai postest. Untuk data yang berdistribusi normal. Secara matematis, uji t tersebut dirumuskan dalam persamaan berikut ini. 2 1 2 1 1 1 n n dsg X X t    dimana: 1 X = rata-rata data kelompok eksperimen 2 X = rata-rata data kelompok kontrol Dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol n 1 = jumlah data kelompok eksperimen n 2 = jumlah data kelompok kontrol Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu jika t hitung t tabel maka H a diterma pada keadaan lain tidak diterima. Sedangkan untuk data yang terdistribusi tidak normal menggunakan uji U, secara matematis uji U tersebut dirumuskan dalam persamaan berikut ini.   1 1 1 2 1 1 2 1 R n n n n U     atau   2 2 2 2 1 2 2 1 R n n n n U     Setelah itu dilakukan pengujan hipotesis dengan membandingkan antara U hitung dengan U tabel, jika U hitung U tabel maka H a diterima dan pada keadaan lain ditolak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada deskripsi data ini dijelaskan gambaran umum dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan di sini adalah data hasil pretest, posttest, dan nilai N-Gain dari kedua kelas. Gambaran tentang data-data ini meliputi nilai rata-rata, median, modus, dan nilai deviasi standar.

1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Hasil yang diperoleh pada pretest oleh siswa kelas VIII kelompok eksperimen dan kontrol dari penelitian ini disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini. Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas VIII Kelompok Eksperimen dan Kontrol No Kelas Frekuensi Eksperimen Frekuensi Kontrol 1 15 - 21 3 12 2 22 - 28 2 5 3 29 - 35 7 11 4 36 - 42 6 1 5 43 - 49 1 6 50 - 56 11 1 Jumlah ∑ 30 30 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi tersebut terdapat pada Lampiran 4.

2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Hasil yang diperoleh pada posttest oleh siswa kelas VIII kelompok eksperimen dan kontrol dari penelitian ini disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini. 51 Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas VIII Kelompok Eksperimen dan Kontrol No Kelas Frekuensi Eksperimen Frekuensi Kontrol 1 40 - 47 3 6 2 48 - 55 8 5 3 56 - 63 2 5 4 64 - 71 6 8 5 72 - 79 5 3 6 80 - 87 6 3 Jumlah ∑ 30 30 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi tersebut terdapat pada Lampiran 6. Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest tersebut yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas VIII Kelompok Eksperimen dan Kontrol No Pemusatan dan Penyebaran Data Eksperimen Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest 1 Rata-rata 39,67 64,8 26,17 55,67 2 Median 39,00 66,2 18,70 67,5 3 Modus 52,83 51,14 18,92 61,5 4 Deviasi Standar 12,103 13,83 8,44 12,85

3. Nilai Normal Gain N-Gain Kelas VIII Kelompok Eksperimen dan

Kontrol Nilai perolehan rata-rata N-Gain dari kelas VIII kelompok eksperimen dan kelas VIII kelompok kontrol. Dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.4 N-Gain Kelas VIII Kelompok Eksperimen dan Kontrol N-Gain Eksperimen Kontrol Rata-rata 0,399 0,383 Kategori Sedang Sedang Nilai perolehan N-Gain dari kelas VIII kelompok eksperimen dan kontrol dijelaskan secara rinci pada Lampiran 8 dan 9.

4. Rekapitulasi

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data yang diperoleh selama penelitian. Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Data Kelas VIII Kelompok Eksperimen Kelas VIII Kelompok Kontrol Pretest Mean 39,67 26,17 Median 39,00 18,70 Modus 52,83 18,92 Deviasi Standar 12,103 8,44 Posttest Mean 64.8 55,67 Median 66,2 67,5 Modus 51,14 61,5 Deviasi Standar 13,83 12,85 N-Gain Mean 0.399 0.383 Kategori Sedang Sedang Berdasarkan tabel di atas tersebut dapat dibuat diagram batang. Berikut ini adalah diagram batang rekapitulasi data hasil penelitian kelompok eksperimen dan kontrol.

B. Analisis Data

Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yang dianalisis adalah pengaruh hasil belajar. Oleh karena itu, yang dianalisis untuk keperluan pengujian hipotesis hanya nilai posttest yang diperoleh oleh kedua kelas. Berikut ini adalah analisis data yang meliputi uji prasyarat analisis statistik dan uji hipotesisnya.

1. Uji Prasyarat Analisis Statistik a.

Uji Normalitas Pretest dan Posttest Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pretest Kelas VIII kelompok eksperimen dan data nilai pretest Kelas VIII kelompok kontrol, serta data nilai posttest Kelas VIII kelompok eksperimen dan data nilai posttest Kelas VIII kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan rumus Uji Kai Kuadrat chi square test. Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada Lampiran 10. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Data Nilai X 2 hitung Nilai X 2 tabel Keputusan Pretest Kelas eksperimen 20,44 11,34 Tidak Normal Kelas kontrol 20,20 11, 34 Tidak Normal Posttest Kelas eksperimen 9,882 11, 34 Normal Kelas kontrol 5,614 11, 34 Normal Nilai X 2 tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi kai kuadrat pada taraf signifikansi 1. Kolom keputusan dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika X 2 hitung ≤ X 2 tabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika X 2 hitung X 2 tabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai pretest baik kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol data terdistribusi tidak

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN SAINS LINGKUNGAN TEKNOLOGI MASYARAKAT (SALINGTEMAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP VIRUS ( Kuasi Eksperimen di SMA An-Najah Bogor)

2 9 129

Analisis Hasil Belajar Afektif Melalui Model Pembelajaran Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (SALINGTEMAS) pada Konsep Jamur

0 7 138

PENGARUH AKTIVITAS PADA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

0 7 50

PENGARUH PENDEKATAN SALINGTEMAS DENGAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN PASAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN

1 17 186

KORELASI PRESTASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF, DAN SIKAP TERHADAP SAINS SISWA SMPSETELAH DITERAPKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA.

0 7 104

KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN.

0 0 51

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.

0 0 171

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.

1 1 171

Penerapan Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving dengan Pendekatan Sains, lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (Salingtemas) untuk meningkatkan Kreativitas Siswa dalam pembelajaran IPA Fisika di SMP.

0 0 1

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul - USD Repository

0 1 169