pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan yang dapat menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaanya.
Menurut Poedjiadi, kesulitan dan kendala yang dihadapi dalam menggunakan pendekatan salingtemas yaitu apabila dirancang dengan
baik, memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan pendekatan- pendekatan lain.
28
Guru juga tidak mudah mencari isu atau masalah pada tahap pendahuluan yang terkait pada topik yang akan dibahas dan dikaji.
Karena hal ini memerlukan wawasan luas dari guru dan melatih tanggap masalah lingkungan. Guru perlu menguasai materi yang terkait dengan
konsep dan proses sains yang dikaji selama pembelajaran berlangsung.
6. Pembelajaran Sains, Teknologi, dan Literasi STL
Literasi berasal dari kata literacy yang berarti ”melek huruf” atau gerakan pemberantasan buta huruf. STL merupakan kemampuan mengenal
hasil teknologi besera dampaknya, kemampuan menggunakan produk teknologi dan memeliharanya, kemampuan menyelesaikan masalah
dengan konsep sains, kemampuan membuat hasil rekayasa teknologi yang disederhanakan, serta kemampuan menganalisis fenomena kejadian
berdasarkan konsep IPA Tujuan dari pendidikan salingtemas adalah untuk menghasilkan
individu-individu yang memiliki literasi Sains dan Teknologi. Adapun ciri-ciri individu yang memiliki literasi sains dan
teknlogi adalah sebagai berikut. 1. Menggunakan konsep-konsep sains, ketrampilan proses dan
nilai, apabila mengambil keputusan yang bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui bagaimana masyarakat mempengaruhi sains dan teknologi serta bagaimana sains dan teknologi mempengaruhi
masyarakat. 3. Mengetahui bahwa masyarakat mengontrol sains dan teknologi
melalui pengelolaan sumber daya alam. 4. Menyadari keterbatasan dan kegunaan sains dan teknologi
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
28
Anna Poedjiadi, Op. Cit., h. 137
5. Memahami sebagian besar konsep-konsep sains, hipotesis dan teori sains dan mampu menggunakanya.
6. Menghargai sains dan teknologi sebagai stimulus intelektual yang dimilikinya.
7. Mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah tergantung pada proses- proses inkuari.
8. Membedakan antara fakta-fakta ilmiah dan opini pribadi. 9. Mengakui asal-usul sains dan mengetahui bahwa pengetahuan
ilmiah adalah tentatif. 10. Mengetahui aplikasi teknologi dan pengambilan keputusan
menggunakan teknologi. 11. Memiliki pengetahuan dan pengalaman cukup untuk memberi
penghargaan pada penelitian dan pengembangan teknologi. 12. Mengetahui sumber-sumber informasi dari sains dan teknologi
yang dipercaya dan menggunakan sumber-sumber tersebut dalam pengambilan keputusan
29
. Pendekatan
salingtemas mengintegrasikan
Contextual Teaching Learning CTL di dalamnya, dengan pendekatan ini siswa
diharapkan akan menjadi ”melek sains” dan mempunyai jiwa literan dimana mengambil sains dan teknologi tidak sebagai perangkat
konsep tapi bagaimana mampu mengintegrasikan dan menganalisis keterkaitan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, selain
itu siswa belajar dengan berbagai sumber dan memanfaatkan teknologi, lingkungan sebagai sumber belajar, serta mampu
mengambil keputusan berdasarkan nilai yang bertanggung jawab.
7. Hasil belajar
a. Definisi Belajar Belajar adalah “perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat”.
30
. Belajar adalah “hasil perubahan mental yang terus menerus
sebagaimana kita membuat makna dari pengalaman kita”
31
.
29
Ibid., h, 102-103
30
Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, di akses pada 22 Januari 2010, Di http: Belajar.htm
Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu. Perubahan yang
terjadi harus secara relatif bersifat menetap dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin
terjadi dimasa mendatang.
32
belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
Dalam psikologi proses belajar berarti cara-cara atau langkah- langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan
hingga tercapai tujuan tertentu.
33
Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar
adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih
baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan
suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Menurut Slameto belajar adalah “peoses memanusiakan
manusia, dimana hanya belajarlah manusia menemukan dirinya dalam relasinya dengan sesame, lingkungan dan juga dengan sang
pencipta”.
34
M. Dalyono mendefinisikan belajar adalah “suatu usaha perbuatan yang dilakukan sungguh-sungguh, dengan sistematis,
mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental, dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya”.
35
31
Depdiknas. Strategi Pembelajaran MIPA. Direktorat tenaga kependidikan Direktorat jenderal Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Departemen pendidikan nasional,
2008., h. 24.
32
Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006, Cet. 1, h.76
33
Muhibbin Syah, Op.Cit., h.111
34
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semeste, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. V
35
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta 1997, Cet. 1, h. 49.