Hasil belajar Deskripsi Teoretis 1.

kedalam masyarakat tempat dimana siswa tinggal dan menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Belajar dapat juga diartikan sebagai proses membangun makna dan pemahaman terhadap informasi atau pengalaman, di mana proses tersebut disaring dengan persepsi, pikiran pengetahuan awal, dan perasaan siswa. Selain itu, sesorang yang semula tidak tahu menjadi tahu dan akan mengalami perkembangan dalam arah kognitif dalam proses belajar. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhsil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan hanya bergantung pada proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan proses pengumpulan atau suatu fakta dan bentuk informasi atau materi pelajaran, belajar merupakan latihan seperti membaca dan menulis. 38 Menurut Sciner yang dikutip dalam buku psikologi umum, belajar adalah suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. 39 Hal ini berarti seseorang yang belajar akan mengalami perubahan yang kearah yang lebih baik dari pada sebelumnya. sehingga seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan pada perilakunya. Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar mengharuskan perubahan pada diri seseorang tersbut, karena belajar merupakan kegiatan yang kompleks dengan melalui proses, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep, sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang tersebut kearah yang lebih baik yang meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan tingkah laku. b. Definisi Hasil Belajar 38 Muhibin Syah, Psikologi Belajar Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, Ed ke 3 h. 64. 39 Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta, 1980, h. 166 Setelah siswa melaksanakan kegiatan atau proses belajar, maka dilaksanakanlah suatu evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar ini dilaksanakan untuk melihat apakah terdapat perubahan atau tidak pada diri siswa, atau pembelajaran yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Bloom yang dikutip oleh Daryanto, Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. 40 Sedangkan menurut Muhibin Syah evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. 41 Adapun tujuan diadakanya evaluasi hasil belajar yaitu: 1 Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu. 2 Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. 3 Untuk mengetahui tigkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. 4 Untuk mngetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya untuk keperluan belajar. 5 Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar. 42 Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. 43 Hasil belajar adalah pola-pola perubahan nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. 40 H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001, h. 1 41 Muhibin Syah, Op.Cit., h. 175 42 Muhibin Syah, Op.Cit., h. 176-177 43 Trimo dan Rusatiningsih. Artikel Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing. 22 Januari 2010. http:Artikel- PendidikanNetworking.htm Menurut Bloom, hasil belajar adalah mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,melainkan komprehensif. Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil yang dicapai siswa, tentunya mengharapkan bahwa semua hasil yang diperoleh itu membentuk suatu sistem nilai value sistem yang dapat membentuk kepribadian siswa, sehingga memberi warna dan arah dalam semua perbuatannya. Prosedur hasil belajar membantu guru dalam beberapa hal : 1 Menolong siswa dalam memberikan pengetahuan tentang enter behavior siswa. 2 Menolong dalam menetapkan, memperbaiki dan memperjelas tujuan yang realistis bagi tiap siswa. 3 Menolong dalam mengevaluasi tingkat pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 4 Menolong dalam menentukan, mengevaluasi dan memperbaiki teknik-teknik mengajarnya. 5 Membantu memperbaiki informasi tentang kesulitan-kesulitan belajar siswa, kemudian dapat dijadikan petunjuk untuk memperbaikinya. Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku mencangkup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. 44 Menurut hamalik, hasil belajar adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai asses 44 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001, h.3 keputusan-keputusanyang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Dalam belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: 1 Faktor Intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa ssendiri. 2 Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar siswa. 45 Menurut Alsuf Sabri yang termasuk kedalam faktor internal yang mempengaruhi perbedaan individual dalam belajar yaitu faktor yang berkaitan dengan fisik, mental, dan faktor psikologis. 46 Dari berbagai penjelasan di atas motivasi belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan tertentu. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. 47 Zikri Neni dalam bukunya menjelaskan bahwa hasil belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. 48 Jadi, secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penulis akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kedua faktor tersebut. 45 Muhibin Syah. Op. Cit., h. 165 46 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h. 78 47 M. Dalyono, Op.Cit., h. 55 48 Zikri Neni Iska, Op.Cit., h. 85 1 Faktor Internal Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 49 a Faktor Fisiologis Faktor ini ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing- pusing kepala misalnya, dapat menurunkan ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas. Jadi orang yang sehat akan berbeda dengan pengaruhnya terhadap belajar dibandingkan dengan jasmani yang kurang sehat. Kondisi fisiologi siswa terdiri atas kondisi kesehatan dan kebugaran fisik serta kondisi panca inderanya, terutama sekali indera penglihatan dan pendengaran. Apabila seseorang siswa memiliki kondisi fisiologi yang kurang baik seperti indera pendengaran dan penglihatannya kurang baik, maka hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam belajar, sebagaimana telah disebutkan pada awal penulisan. Jika hal tersebut tidak segera di tindak lanjuti maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang akan diperoleh siswa tersebut. b Faktor Psikologis Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar menyebutkan, yang termasuk ke dalam faktor psikologis 49 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. 1, h.131-138 diantaranya adalah: motivasi, minat, dan bakat. Apabila seseorang memiliki motivasi, minat, dan bakat maka ia akan terpacu untuk terus belajar. Dengan kata lain ia memiliki semangat yang luar biasa untuk terus belajar. Akan tetapi sebaliknya apabila keadaan individunya seperti kurang sehat, gangguan pada inderanya, dan lain-lain, maka hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi kegiatan belajarnya. 2 Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini terdiri dari faktor-faktor lingkungan dan faktor-faktor Intsrumental. a Faktor-Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu 50 : 1 Lingkungan Sosial Faktor linkingan sosial juga bisa berwujud manusia dan reprentasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar siswa. Lingungan sekolah seperti guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Selanjutnya juga yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masarakat dilingkungan kumuh yang serba kekurangan dan 50 Muhibbin Syah, Op.Cit., h.138 anak-anak penganggur misalnya akan sangat mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat- alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimiliki. 2 Lingkungan Non Sosial Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yang tak terhitung jumlahnya misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu pagi, siang atau malam, gedung sekolah dan letaknya, alat-alat sekolah yang digunakan siswa untuk belajar, tempat tinggal siswa dan letak tempat tinggal tersebut. 3 Faktor-Faktor Instrumental Faktor Instrumental ini terdiri dari gedungsarana fisik kelas, saranaalat pengajaran, guru, dan kurikulummateri pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Banyak psikolog beranggapan bahwa belajar merupakan suatu proses yang asosiatif, yaitu asosiasi atau koneksi antara suatu rangsang tertentu. d. Pengertian Hasil Belajar Fisika. FisikaIPA adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. 51 51 Depdiknas. Ibid., h. 21 Fisika adalah salah satu bagian disiplin ilmu yang terdiri atas komponen-komponen yang saling terkait. Komponen itu dalah objek dari gejala-gejala alam yang sangat luas dan selalu berkembang dari waktu kewaktu yang memberikan konsekuensi pada manusia. Mengingat hal tersebut, fisika bukanlah ilmu pengetahuan statis, akan tetapi sebagai ilmu pengetahuan dinamis. Fisika merupakan pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru kepikiran siswa, dengan kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi. Setiap siswa harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan mengalaminya secara langsung. Pada pelajaran fisika harus dikembangkan keterampilan proses IPA, sehingga proses belajar harus fokus pada keterampilan intelektual. Berdasrkan uraian di atas, maka dalam penelitin ini yang dimaksud hasil belajar fisika siswa adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran fisika setelah melalui proses pengajaran disekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melalui proses belajar pada akhir materi. Asumsinya adalah pengetahuan yang diajar oleh guru pada mata pelajaran fisika dapat diserap secara optimal oleh siswa sehingga hasil belajar siswa dapat menggambarkan hasil pengajaran.

8. Hasil Penalitian Releven

Menurut Kashardi dengan artikel ilmiah yang berjudul “Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Sekolah Dasar Negeri Bengkulu Penelitian Tindakan Kelas menunjukan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran setelas menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat, siswa merasa sangat termotivasi dengan adanya kegiatan-kegiatan nyata atau konkrit diskusi dengan kegiatan percobaan sangat disenangi siswa. 52 Menurut Sri Irawati dalam laporan penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Pengajaran IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Sekolah Dasar” menunjukan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran setelah menggunakan pendekatan STM, siswa sangat termotivasi dengan adanya kegiatan-kegiatan yang nyata atau konkrit 53 Menurut Rudiana Agustini dalam laporan penelitiannya yang berjudul “Efektifitas Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Lingkungan Melalui Pengadaan Alat Peraga dengan Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat” menunjukan rancangan kegiatan yang mengarah pada pemecahan masalah mampu mengembangkan kreatifitas mahasiswa 54 Menurut Made Wirta dalam penelitian ilmiahnya yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian ketrampilan Proses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan” menunjukan terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran dari siklus pertama hingga siklus ketiga, yang ditandai dengan peningkatan aktifitas, kreatifitas, motovasi, ketrampilan siswa dalam kegiatan belajar, serta kesiapan siswa dalam mengikuiti kegiatan belajar mengajar 55 Menurut Rusmansyah dkk dalam Laporan Penelitiannya yang berjudul “Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Kimia Di SMU Negeri Kotamadya Banjarmasin” menunjukan bahwa implementasi pendekatan sains teknologi masyarakat 52 Kashardi, Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Sekolah Dasar Negeri Bengkulu, Laporan Penelitian Jakarta: LIPI, 2002, h. 12 53 Sri Irawati, Pengembangan Pengajaran IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Sekolah Dasar , Laporan Penelitian Jakarta: LIPI, 1999, h. 65 54 Rudiana Agustini, Efektifitas Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Lingkungan Melalui Pengadaan AlatPeraga Dengan Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat, Laporan Penelitian Jakarta:LIPI, 1999, h. 50 55 Made Wirta dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian ketrampilan Proses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan, Laporan Penelitian Jakarta:LIPI, 2006, h. 65 dalam pembelajaran kimia di SMU Negeri 1, SMU N 6, dan SMU N 12 Banjarmasin memberikan dampak positif terhadap hasil belajar 56 Merutut Wayan Suja dkk dalam laporan penenitiannya yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian ketrampilan Proses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat” menunjukan bahwa siswa kelas IV kelompok eksperimen menunjukan kinerja yang tinggi dalam melakukan observasi, mengintrepretasikan, dan mengklasifikasikan data 57 Menurut Anang Wahid Muhamad Diah dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan salingtemas dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2004 Pada Siswa SMA Di Kot Palu Sulawesi Tengah” menunjukan dengan pendekatan salingtemas 50 responden mengatakan sulit dalam mempelajari kimia 58 Menurut Ira Pahitah dalam skripsinya yang berjudul “pengaruh pendekatan sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi” hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran dengan pendekatan sains teknologi masyarakat dengan hasil belajar kimia siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi, hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata kelas eksperimen 71,10 dan rata-rata kelompok kelas control 62,87 59 Menurut Feri Wahyuni dalam skripsinya yang berjudul “upaya meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan model pembelajaran sains teknologi masyarakat berbasis IMTAQ pada konsep ekosistem” hasil 56 Rusmansyah dkk, Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Kimia Di SMU Negeri Kotamadya Banjarmasin Jakarta: LIPI, 2001, h. 29 57 Wayan Suja dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian ketrampilan Proses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat, Laporan Penelitian Jakarta: LIPI, 2006, h. 48 58 Anang Wahid Muhammad Diah. Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan salingtemas dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2004 Pada Siswa SMA Di Kot Palu Sulawesi Tengah, Laporan Penelitian Jakarta:LIPI, 2007, h. 20 59 Ita Pahitah. Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi Jakarta:Skripsi FITK Jurusan IPA Prodi Kimia UIN Syahid, 2008, h. 54 penelitian menunjukkan respon positif siswa terhadap model pembelajaran sains teknologi masyarakat, diperoleh sebanyak 89,97 menyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan model sains teknologi masyarakat dirasakan dapat meningkatkan hasil belajar pada materi ekosistem 60 Menurut Yanti Damayanti dalam skripsinya yang berjudul “pengaruh pendekatan sains teknologi masyarajat terhadap penguasaan konsep siswa tentang pencemaran lingkungan” hasil penelitian menunjukkan meskipun tidak dapat peningkatan penguasaan konsep siswa, akan tetapi penggunaan sains teknologi masyarakat pada konsep pencemaran lingkungan memberikan pengaruh yang positif. 61

B. Kerangka Pikir

Konsep-konsep fisika merupakan konsep yang cukup sulit untuk dipelajari dan dipahami oleh siswa karena bersifat abstrak, oleh karena itu diperlukan metode yang menarik minat para siswa agar konsep fisika mudah diserap dan dipahami oleh setiap siswa. Rendahnya penguasaan atau pemahaman tidak terlepas dari penggunaan metode, model, atau pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh para pendidik. Salah satu pendekatan pengajaran yang tepat untuk membuat siswa memahami terhadap konsep-konsep atau prinsip-prinsip fisika, dan juga menanamkan pemahaman siswa terhadap teknologi yang berkaitan dengan konsep tersebut, dan kemungkinan penggunaanya di dalam masyarakat atau dalam kehidupan sehari-sehari yaitu melalui pendekatan salingtemas. Dalam pendekatan salingtemas peserta didik mampu menghubungkan realitas sosial dengan topik pembelajaran di dalam kelas, peserta didik mampu menggunakan berbagai jalan untuk mensikapi berbagai situasi yang berkembang di dalam masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah dan peseta 60 Eri Wahyuni, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Berbasis Imtaq Pada Konsep Ekosistem Skripsi FITK Jurusan IPA prodi Biologi UIN Syahid, 2009, h. 61 61 Yanti Damayanti. Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarajat Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Tentang Pencemaran Lingkungan. Skripsi FITK Jurusan IPA Prodi Biologi UIN Syahid, 2008, h. 53

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN SAINS LINGKUNGAN TEKNOLOGI MASYARAKAT (SALINGTEMAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP VIRUS ( Kuasi Eksperimen di SMA An-Najah Bogor)

2 9 129

Analisis Hasil Belajar Afektif Melalui Model Pembelajaran Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (SALINGTEMAS) pada Konsep Jamur

0 7 138

PENGARUH AKTIVITAS PADA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

0 7 50

PENGARUH PENDEKATAN SALINGTEMAS DENGAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN PASAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN

1 17 186

KORELASI PRESTASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF, DAN SIKAP TERHADAP SAINS SISWA SMPSETELAH DITERAPKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA.

0 7 104

KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN.

0 0 51

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.

0 0 171

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.

1 1 171

Penerapan Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving dengan Pendekatan Sains, lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (Salingtemas) untuk meningkatkan Kreativitas Siswa dalam pembelajaran IPA Fisika di SMP.

0 0 1

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul - USD Repository

0 1 169