A19
keluarganya. Apalagi ini adalah hidup saya, saya berhenti bekerja di Pertamina dan membuka usaha ikan hias ini karena hobi, jadi usaha ikan ini
sudah menjadi pekerjaan pokok saya yang jika tidak dijalankan dengan sungguh-sungguh mau makan darimana saya, mau darimana menyekolahkan
anak-anak saya, ya seperti itulah kurang lebihnya.
6. Selama bapak menjadi instruktur pelatihan perikanan di P3M apakah
bapak mengetahui perkembangan dari peserta pelatihannya?
Ada beberapa yang membuka usaha ikan hias setelah mengikuti pelatihan ikan has ini, tetapi hanya kira-kira 2 orang dari 20 peserta yang mengikuti,
biasanya peserta yang telah mengikuti pelatihan mendapatkan kendala pada modal untuk memulai usahanya, karena biasanya CSR Indocement tidak
memberikan bantuan atau modal 100 sesuai dengan kebutuhan, jadi bagi pemula kesulitan untuk memulai usaha ikan hias ini. Tapi bagi yang sudah
membuka usaha ikan hias ini ada beberapa yang menghubungi saya jika mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha ikan hias ini. Ada juga yang
sudah memulai usaha ikan hias tetapi karena kurang serius dan bersungguh- sungguh dalam menjalankan usahanya akhirnya usahanya tidak berjalan lagi.
7. Apakah selama dalam menjadi instruktur itu bapak mengalami kendala
atau kesulitan baik pada saat pelatihan hingga paska pelatihan?
Kalau dalam pelatihannya tidak ada, paling pada saat paska pelatihan saja banyak keluhan dari peserta pelatihan mengenai modal usahanya itu.
Mungkin kesulitan dari anggota pelatihan yang suka menanyakan langsung
A20
ke instruktur mengenai ikan hias, seperti jika ada ikan yang sakit atau masalah kolam ikan seperti itu.
8. Apa manfaat yang dirasakan setelah usaha perikanan bapak ini menjadi
mitra binaan CSR Indocement?
Ini kolam ikan sambil menunjukkan kolamnya belum ada, setelah menjadi mitra CSR Indocement saya bangun kolam ini dan CSR Indocement
memberikan bantuan pemagaran di sekitar kolam dan pemasangan paranet, ya seperti itulah, kalau tidak ada bantuan dari CSR Indocement mungkin saya
tidak mampu untuk membeli besi, seng dan paranet ini. Saya juga jadi punya banyak pengalaman apalagi dapat sharing dengan yang lain mengenai usaha
ikan hias ini.
9. Apa harapan bapak kedepannya?
Saya berharap dapat memajukan desa saya, harapan saya dapat mambangun miniatur desa wisata, biar anak-anak kalau mau melihat sapi mandi tidak
harus datang ke Pasir Mukti tempat wisata, di sini juga bisa. Saya juga ingin menjadikan Citeureup sebagai sentra ikan hias lagi, karena pada awalnya
Citeureup pernah menjadi senar ikan hias yang akhirnya pindah ke Sukabumi, dan sekarang di Parung. Saya juga berharap dapat memenuhi permintaan
pasar yang terus meningkat tiap bulannya, biasanya seminggu saya harus menjual mulai 5000 ekor ikan hias.