Tahap Penerapan Dalam Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan

CSR tetapi juga dibantu oleh masyarakat desa binaan dan beberapa tenaga ahli untuk program pelatihan. Ibu Nina menjelaskan: “SDM yang digunakan pasti pertama dari kita dan untuk lapangan, kita juga memberdayakan aparat desa dan masyarakat. Tidak ada kriteria khusus yang penting punya kemauan.” 8 Selain staff dari Departemen CSR khususnya adalah para koordinator desa yang bertugas untuk mencari potensi dari masing- masing masyarakat desa binaannya yang mempunyai keinginan untuk menambah pengetahuan dan mempraktikkannya pada sebuah usaha di P3M. Koordinator desa juga bekerja sama dengan aparat pemerintah untuk mensosialisasikan program pelatihan yang akan dilaksanakan di P3M dan memotivasi mereka untuk mengikuti program pelatihan ini. f Merencanakan Program Operasional Untuk perencanaan program operasionalnya, CSR Indocement berpedoman pada konsep triple bottom line. Dengan pedoman triple bottom line itu dibentuklah program lima pilar yang mencakup aspek-aspek kehidupan dan program pembangunan berkelanjutan yang salah satunya diimplementasikan dalam program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat P3M. Program pada pusat pelatihan dan pemberdayaan masyarakat ini berbasis pada pemberdayaan masyarakat lokal dalam program pelatihan pada bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Selain itu, CSR Indocement juga bersinergi pada konsep dari MDGs 8 Wawancara Pribadi dengan Nina Staff CSR, Citeureup, 9 April 2014 Millenium Development Goals. Bapak Irwandi mengemukakan tentang program operasional dari CSR Indocement: “kita punya concern pada MDGs. Program kita sudah mengacu kepada MDGs seperti masalah pendidikan yang tidak memadahi, ekonomi yang lemah, pengangguran yang tinggi. Jadi kita ingin terlibat di dalamnya karena masyarakat kita masih membutuhkan. Ada juga IPM Indeks Pertumbuhan Masyarakat dan social mapping. Dalam social mapping tergambar bahwa masyarakat 12 desa binaan memiliki angka pengangguran yang tinggi maka kami menjalankan program P3M ini untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Memang program di P3M ini bukan satu-satunya program yang dapat memberdayakan masyarakat, maka dalam perjalanannya kami sinergikan dengan program-program lain seperti program bantuan modal kerja bergulir UMKM.” 9 Perencanaan program tersebut dibahas melalui Bina Lingkungan Komunikasi BILIKOM yang melibatkan pihak dari Indocement staf CSR dan beberapa departemen terkait, pemerintahan kepala desa, kepala dusun, lembaga permasyarakatan, masyarakat tokoh masyarakat, tokoh pemuda, RT, RW dan yang berkepentingan. Melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan orang-orang yang memiliki kepentingan di desa, akan lebih memudahkan berkomunikasi dengan masyarakat. Dalam BILIKOM tidak hanya membicarakan program- program, tetapi juga akan membicarakan permintaan bantuan warga desa binaan kepada Indocement. Permintaan-permintaan itu akan dibahas mengenai prioritas permintaan dan beberapa saran 9 Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Comunication Officer, Citeureup, 8 April 2014 untuk perusahaan dalam menjalankan operasinya di sekitar wilayah desa. BILIKOM ini menjadi media untuk mengetahui keinginan dari warga dan memahami harapan mereka kepada perusahaan. Untuk mengetahui keinginan, potensi, dan harapan warga tidaklah mudah. Maka CSR Indocement secara maksimal bersosialisasi dengan warga agar program di P3M berjalan dengan baik. Namun permintaan desa tidaklah hanya kepada Indocement, tetapi juga kepada pemerintah daerah. Untuk mengantisipasi terjadinya bentrok perencanaan program antara Indocement dengan pemerintah daerah, biasanya pengajuan kepada Indocement akan diberi tanda prioritas. Namun jika terjadi bentrok maka Indocement akan mengalokasikan dana ke permintaan lainnya yang memiliki prioritas yang sama. Ibu Nina menjelaskan: “Semua program ini biasa masuk di bulan Juli untuk kita rencanakan di tahun berikutnya. Biasanya desa sudah melakukan Musrembangdes, kemudian desa memberikan prioritas desa kepada kami dan kami pilih mana yang bisa kami laksanakan. Kalaupun setelah kami loloskan prioritas dari desa tadi dan ternyata Pemda meloloskan juga, maka Indocement akan mundur dan dialihkan kepada pemerintah. Kita akan mengalihkan ke kepentingan yang lain. Pengalihan itu ada suratnya juga dari Indocement, sebagai surat pernyataan, supaya jelas.” 10 Kesepakatan yang sudah disetujui oleh pemerintah, masyarakat dan Indocement akan menjadi program yang akan dilakukan selanjutnya. Program-program yang dilakukan pastinya 10 Wawancara Pribadi dengan Nina Staff CSR, Citeureup, 9 April 2014 akan menaati peraturan yang berlaku seperti perizinan dari pemerintahan daerah, peraturan desa dan kebijakan Indocement. g Membagi Wilayah Tahap selanjutnya adalah membagi wilayah binaan. Membagi wilayah seperti ini dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan dan program lebih terfokus. Dasar pembagian wilayah ini sangat fleksibel, bisa berdasar lokasi, dampak, jenis, ukuran dan dana yang disediakan perusahaan. Contoh pembagian wilayah adalah sebagai berikut 11 : Tabel 3 Contoh Pembagian Wilayah RING LOKASI DAMPAK OPERASI KETERANGAN I 0-500m dari pabriktambang Terkena dampak langsung Desa yang berhimpitan dengan pabriktambang II 501-1000m dari pabriktambang Potensi terkena dampak langsung Desa di sekitar pabrik di luar Ring I III 1001-1500m dari pabriktambang Tidak terkena dampak langsung Kecamatan di sekitar pabrik IV Lebih dari 1500m Tidak terkena dampak langsung Seluruh wilayah di luar Ring I sd III Sumber: Wibisono 2007:137 Dengan demikian program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat ini berfokus pada warga 12 desa binaan. Fokus ini karena wilayah ini berdekatan dengan operasional perusahaan, terkena dampak langsung dan di dalam desanya terdapat aset perusahaan. Wilayah tersebut adalah Desa Puspanegara, Desa Gunung Putri, Desa Citeureup, Desa Gunungsari, Desa Leuwikaret, Desa Lulut, Desa Nambo, Desa 11 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep Aplikasi CSR, h. 137 Bantar Jati, Desa Pasir Mukti, Desa Tajur, Desa Hambalang dan Desa Tarikolot. h Mengelola Dana Dana yang digunakan untuk melaksanakan semua kegiatan dan program dari CSR Indocement adalah dana dari Indocement. Dalam pelaksanaannya dana CSR Indocement dilaksanakan sesuai dengan modal korporasi dan secara teknis dana CSR adalah bagian dari dana operasional perusahaan yang dibebankan kepada biaya produksi. Kemudahan dalam memperoleh dana dalam melaksanakan kegiatan dan program CSR merupakan faktor pendukung dari kelancaran berjalannya program. Seperti yang dikatakan oleh Pak Irwandi: “Dalam pendanaan CSR termasuk untuk program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat, Indocement adalah penganut aliran level tiga, yaitu dana CSR sudah dimasukkan ke biaya operasional pabrik, untung atau tidak untung perusahaan biaya untuk CSR tetap ada. Jadi bisa dibilang dana CSR Indocement dari kami sendiri.” 12 2. Implementasi Program CSR Tahap selanjutnya adalah implementasi kegiatan dan program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat P3M. CSR Indocement melalui program tersebut melakukan programnya sebagai program yang sentralisasi karena Indocement berperan sebagai pelaksanapenyelenggara utama kegiatan. Mekanisme yang diterapkan adalah dengan menggunakan bottom up process, yaitu program dibuat berdasarkan permintaan komunitas, 12 Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Comunication Officer yang kemudian dievaluasi oleh perusahaan. Penggunaan bottom up process menggunakan sosio demografi mapping untuk melihat potensi dan kebutuhan masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Pak Rizal Head Project P3M: “Untuk program P3M, kita lihat dari bawah. Kira-kira apa saja potensi masyarakat yang bisa kita gali, karena kalau kita bentuk dari atas, kita maunya begini, belum tentu cocok untuk masyarakat. Saat ini masyarakat membutuhkan pekerjaan karena angka pengangguran yang tinggi maka kita bantu dengan prog ram ini.” 13 Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat yang berjalan ini dilaksanakan oleh CSR Indocement. Staf dari CSR yang sudah dibagi menurut tugasnya masing-masing langsung turun untuk menangani apa-apa saja yang harus dilakukan di desa. Indocement menangani program dan kegiatannya dengan self managing. Hal ini dikemukakan oleh Pak Irwandi: “Untuk pelaksanaannya sendiri kita langsung turun tangan, tetapi dibantu juga oleh masyarakat sekitar dan Head Project yang selalu standby di P3M untuk mengawasi kegiatan di sana .” 14 3. Evaluasi Dalam tahap evaluasi ini, biasanya dilakukan untuk mengukur keberhasilan serta menganalisa masalah-masalah yang timbul selama pelaksanaan program sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan solusi yang tepat untuk perbaikan program ke depannya. Wibisono menyatakan ada tiga indikator internal dari ukuran keberhasilan program, yakni: Minimize, Asset dan Operational. Ketiga indikator keberhasilan yang disebut M-A-O terpadu ini telah dapat 13 Wawancara Pribadi dengan Kholid Samsurrijal Head Project P3M Indocement, Citeureup, 11 April 2014 14 Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Comunication Officer dipenuhi dibuktikan dari jalur conveyor selalu dalam keadaan baik dan jarangnya terjadi kasus pencurian Asset perusahaan serta operasional perusahaan berjalan dengan lancar. Melalui BILIKOM, konflik dan perselisihan dapat diatasi karena keterbukaan antara warga desa dan perusahaan. Dari ukuran sekunder, menurut Wibisono terdapat dua indikator yang menjadi ukuran keberhasilan suatu program CSR, yakni tingkah penyaluran dan kolektibilitas serta compliance atau kepatuhan pada aturan yang berlaku. Indocement sudah mematuhi peraturan pemerintah tentang Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan tentang CSR yang juga tercantum di dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal UD PM. Kemudian terpenuhinya kebijakan CSR Indocement melalui konsep Triple Bottom Line. Sedangkan untuk tingkat penyaluran, masyarakat 12 desa binaan secara merata dan bergiliran telah mendapatkan pelatihan di P3M dengan masing-masing bidang sesuai dengan potensinya. Dengan demikian, sesuai dengan indikator tingkat penyaluran dan kolektibilitas, dan kepatuhan pada aturan yang berlaku seperti yang dikemukakan oleh Wibisono. Untuk tingkat pencapaian keberhasilan berjalannya program- program CSR dapat dilihat dari peningkatan mutu dari sumber daya manusia di setiap daerah desa binaan, pertambahan kualitas sarana dan prasarana umum, dan tingkat kualitas hubungan sosial antara perusahaan dengan masyarakat desa binaan. Namun berbicara tentang tingkat kepuasan, setiap warga desa memiliki tingkat kepuasan yang berbeda. Seperti yang dikatakan oleh Pak Irwandi mengenai tingkat kepuasan: “Kita sudah pernah melaksanakan survei bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor mengenai tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja CSR Indocement, dan 76 masyarakat dari 12 desa binaan mengatakan p uas” 15 Sebagai bukti keberhasilan dari berjalannya program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat memang belum mendapatkan suatu penghargaan khusus yang diberikan namun jika dilihat dari program CSR Indocement secara keseluruhan, Indocement mendapatkan Sertifikat ISO 26000 pada tahun 2002, penghargaan ini diberikan kepada perusahaan yang sudah berhasil berkomitmen dalam menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan lingkungan operasional perusahaan. Kemudian penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup, PROPER 2008-2009 yang menempatkan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk wilayah pabrik Citeureup sebagai Peringkat Emas, peringkat tertinggi untuk penghargaan PROPER. 16 4. Reporting Reporting yang dilakukan oleh CSR Indocement termasuk di dalamnya program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan kepada eksternal dan internal perusahaan. Hal ini berasal dari hasil in-depth interview pada key informant. Reporting untuk pihak internal berupa intranet jalur komunikasi yang diakses melalui jaringan internal untuk karyawan Indocement, meeting SUBP2K3 15 Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Communication Officer 16 Studi Dokumentasi Brosur CSR Indocement Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan majalah Konkrit majalah internal dari perusahaan. Sedangkan untuk pihak eksternal berupa website resmi Indocement, brosur tentang CSR, dan koran-koran lokal. Pelaporan gabungan untuk internal dan eksternal adalah laporan pada annual repot seluruh direksi dari tiga pabrik Indocement melaporkan seluruh pertanggung jawaban dan kegiatannya. Hal ini penulis dapat dari penjelasan Bapak Irwandi yang mengatakan bahwa: “Reporting, pelaporan kita punya yang namanya intranet. Setiap kegiatan yang kita lakukan di CSR, kita pasti akan posting ke intranet sehingga divisi dapat melihat itu. Kita juga punya buletin Konkrit. Kemudian untuk stakeholder ada annual report, laporan tahunan perusahaan. Kita ada laporan CSR keseluruhan disana termasuk program P3M.” 17 Dan dilengkapi oleh penjelasan dari Ibu Nina : “Setiap bulannya ada meeting SUBP2K3, disana dilaporkan kegiatan kita secara tahunan. Ada juga rapat tahunan. Kita ada Online intranet juga, sehingga karyawan bisa tahu berita CSR. Selain itu juga, ada brosur tentang CSR Indocement. Di website kita juga ada. Kita juga publish di koran lokal untuk berita CSR seperti Radar Bogor, Jurnal Bogor dan Pakuan.” 18 Dari penjelasan dua informan, responden menjelaskan bagaimana pelaporan dilaporkan sebagai bahan pertanggung jawaban. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Wibisono, bahwa laporan selain bisa digunakan untuk bahan evaluasi, juga bisa menjadi alat komunikasi dengan stakeholder dan shareholder, karena dengan 17 Wawancara Pribadi dengan Irwandi Malik CSR Comunication Officer 18 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nina Staff CSR Indocement laporan itu program CSR Indocement bila terdapat kekurangan, dapat dibicarakan dan diperbaiki agar menjadi program yang berkelanjutan. Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan oleh CSR Indocement ini mendukung program agar mencapai tujuan CSR Indocement memberikan beberapa modal yang dianggap tidak memiliki oleh masyarakat paling miskin. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Jeffrey D. Sachs, yaitu: 19 1. Modal yang berkaitan dengan alam natural capital, diantaranya adalah tanah yang subur, keanekaragaman hayati, ekosistem yang berfungsi dengan baik yang dapat menyediakan pelayanan lingkungan yang dibutuhkan oleh manusia. CSR Indocement dalam program ini juga memberi pinjaman lahan tidur kepada beberapa masyarakat yang ingin membuka usaha setelah mengikuti pelatihan di P3M. Seperti yang dialami oleh Bapak Dayat. Ia mendapatkan pinjaman lahan tidur untuk mengelola perkebunan singkong. Namun tentunya tidak semua peserta P3M bisa mendapatkan lahan tidur karena dalam pelaksanaannya pihak CSR harus berkoordinasi dengan pihak legal Indocement. 2. Modal pengetahuan knowledge capital, yang termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dalam menghasilkan produk serta meningkatkan modal fisik dan alam. Selain mendapatkan masukan dan saran dari para Kordes yang dilakukan saat pemantauan dan juga pelatihan, CSR Indocement juga 19 Maria Nindita Radyanti, CSR Untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal Jakarta: Indonesia Bussiness Links, 2008, h. 36. mengajak para peserta P3M yang meneruskan pelatihannya dan menjadi mitra binaan untuk mengikuti beberapa pameran baik di tingkat lokal maupun nasional. Dalam pameran tersebut diharapkan para peserta mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana memasarkan produk dan mendapatkan pasar yang baru guna menaikkan produksi mereka. Seperti yang Bapak Dayat alami, mendapatkan investor dari Korea setelah mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh Indocement untuk perkebunan singkongnya yang selanjutnya diolah menjadi tepung tapioka.

C. Implementasi

CSR dalam Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat P3M PT Indocement Tunggal Prakarsa Pabrik Citeureup yang berlokasi di Desa Tajur dalam pengimplementasiannya berdasarkan pola Program Sentralisasi 20 , yaitu Perusahaan sebagai pelaksanapenyelenggara utama kegiatan. Begitu pun tempat, kegiatan berlangsung di areal perusahaan, yaitu di lahan bekas tambang di Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Mekanisme yang dilakukan pada program P3M ini adalah Top Down Process 21 , yaitu program berdasar pada surveypemeriksaan seksama oleh perusahaan, yang disepakati oleh beneficiaries penerima manfaat. Survei perencanaan program kegiatan dilakukan oleh Koordinator Desa di 12 wilayah desa binaan berdasarkan potensi desa dan masyarakatnya, lalu rancangan program 20 Dapat dilihat pada BAB II hal. 34 21 Dapat dilihat pada BAB II hal. 35 dipublikasikan ke masyarakat melalui Bina lingkungan dan komunikasi Bilikom yang diselenggarakan selama 3 bulan sekali. 22 CSR PT Indocement melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan CSR-nya dengan menugaskan beberapa karyawannya untuk menangani program-program CSR. Dengan membentuk satuan tugas pada setiap bidang program dan desa binaan. P3M selama tahun 2012-2014 telah menyelenggarakan berbagai kegiatan dan pelatihan pemberdayaan masyarakat yang berbasiskan pertanian, peternakan, dan perikanan, kegiatan dan pelatihan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di P3M tersebut antara lain: 1. Bidang Pertanian 23 a Budi daya Sorghum tanaman sejenis gandum Penanaman Sorghum seluas 5.000 m² dengan jarak tanam 20 x 20 cm di areal Pertanian P3M. Pemeliharaan dilakukan kerja sama dengan warga desa binaan, pohonnya dicacah dengan menggunakan mesin pencacah untuk digunakan sebagai pakan ternak sapi, tunas setelah dipanen yang sudah dipotong akan dipelihara kembali, sampai saat ini pemanfaatan tanaman sorgum hanya sebatas untuk pakan ternak sapi. b Budi daya Rumput Raja King Grass Rumput Raja Pennisetum Purpureophoides atau King Grass merupakan jenis rumput unggul dan mudah ditanam, P3M membudi dayakan rumput raja untuk pakan sapi. 22 Observasi pada Program Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat April 2014 23 Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013 c Budi daya Bawang Daun P3M membudi dayakan tanaman bawang daun sebagai bentuk kegiatan pemberdayaan dalam bentuk penentuan komoditi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha agrobisnis secara optimum. d Budi daya Cabe Rawit Merah P3M membudi dayakan tanaman cabe rawit merah sebagai bentuk kegiatan pemberdayaan dalam bentuk penentuan komoditi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha agrobisnis secara optimum. e Budi daya Kacang Edamame Kacang edamame dibudidayakan di areal pertanian P3M. P3M membudi dayakan tanaman kacang edamame sebagai bentuk kegiatan pemberdayaan dalam bentuk penentuan komoditi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha agrobisnis secara optimum. f Tanaman Buah P3M pertanian membudi dayakan aneka tanaman buah khas Indonesia antara lain: Belimbing, Jambu Batu, Mangga, Rambutan, Durian, Nangka, Manggis, Sukun dan Buah Naga. P3M membudi dayakan beraneka tanaman buah sebagai bentuk kegiatan pemberdayaan dalam bentuk penentuan komoditi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha agrobisnis secara optimum. g Pelatihan Tanaman Hias dan Tanaman Keras Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 26, 27, dan 28 Agustus 2013, bertempat di aula P3M desa Tajur. Maksud dan tujuan diadakan acara ini adalah untuk membina dan mengembangkan potensi masyarakat Desa Binaan PT. Indocement, Tbk dalam kegiatan budi daya tanaman khususnya tanaman hias dan tanaman keras. Pelatihan tanaman hias dan tanaman keras merupakan implementasi dari kegiatan pemberdayaan dalam bentuk penentuan komoditi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha agrobisnis secara optimum. 2. Bidang Peternakan 24 a Peternakan Sapi P3M peternakan memiliki fasilitas kandang sapi untuk penggemukan, saat ini jenis sapi yang tersedia adalah Limousin 2 ekor, Brahma 2 ekor, PO 1 ekor dan Simental 5 ekor. Kotoran sapi digunakan untuk biogas yang terbuat dari fiber sejumlah 2 reaktor dan Biogas dipergunakan untuk memasak di mes pekerja serta ujicoba proses penggunaan untuk genset generator penghasil listrik. Peternakan sapi di areal P3M merupakan implementasi dari kegiatan pemberdayaan dalam bentuk teknik budi daya peternakan, kegiatan ini merupakan sistem pemberdayaan terpadu untuk 24 Studi Dokumentasi Laporan Realisasi Program CSR Indocement 2012-2013

Dokumen yang terkait

Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada PT Tirta Investama)

4 73 131

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan II Dumai (Studi Deskriptif: Penerima Program CSR Masyarakat Kelurahan Jaya Mukti, Dumai).

13 105 123

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Dampak Program Corporate Social Responsibility PT. Telkom tbk Terhadap Akses Mata Pencaharian Masyarakat Peri - Urban Di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 41 151

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

Pemberdayaan masyarakat melalui corporate social responsibility PT Indocement Tunggal Parakarsa TBK

5 31 104

Analisis Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam Upaya Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus: Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 16 212

Partisipasi masyarakat dalam program pengelolaan sampah (Kasus implementasi Corporate Social Responsibility PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. di Desa Gunung Sari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor)

5 70 122

Peranan CD Worker dalam Pendampingan Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa,Tbk

0 8 107

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).

0 4 20