A26
HASIL WAWANCARA NARASUMBER
: BPK DAYAT
TANGGAL :
14 APRIL 2014 JAM 10.00 WIB JABATAN
: KETUA KELOMPOK LEGOKRATI
PENERIMA MANFAAT LOKASI
: P3M DESA TAJUR, CITEUREUP, BOGOR
1. Bagaimana awalnya bapak bisa menjadi mitra binaan CSR Indocement?
Awalnya tahun 2009 saya ditawarkan oleh pihak desa untuk mengikuti pelatihan ternak domba magang angkatan pertama, karena pendidikan saya
hanya sampai kelas 1 SD maka saya ingin mengikuti pelatihan ini untuk menambah pengetahuan saya, apalagi pelatihnya langsung dari IPB yang ahli
dalam peternakan, jadi saya tertarik untuk mengikuti pelatihan ternak domba ini. Setelah menjadi peserta magang pelatihan selama 8 bulan saya
diberikan induk domba 5 ekor untuk memulai usaha, tetapi saya berpikir kalau hanya 5 ekor akan susah untuk menernakannya, jadi saya coba mencari
orang lain yang mempunyai domba untuk bergabung ke dalam satu kelompok usaha. Terkumpulah 12 orang dalam satu kelompok ini, dan ternak kami
sudah mencapai 600 ekor domba dan 15 ekor sapi.
2. Darimanakah bapak mendapatkan modal awal untuk menjalankan
peternakan domba?
Ilmu nya saya dapat kan dari pelatihan di P3M, lahannya saya dipinjamkan, dan ada bantuan dari pemerintah berupa dana juga. Untuk pertaniannya saya
mendapatkan 3 orang Investor dari Korea, Bekasi dan Bogor hingga milyaran rupiah, bibitnya juga saya dapatkan dari IPB dan Indocement. Kerja sama
A27
dengan IPB berupa pemberian bibit yang cocok dengan keadaan tanah di sini, jadi tidak sembarangan bibit tanaman yang diberikan.
3. Bagaimana perkembangan usaha ternak bapak sekarang?
Setelah 2 tahun berjalan tanah yang dipinjamkan dijual oleh pemiliknya jadi usaha kelompoknya berakhir, tetapi domba-domba telah dibagikan ke anggota
kelompok untuk diternakan di rumah masing-masing. Sekarang saya beralih ke pertanian, unggulannya di sini adalah singkong karena hampir setiap hari
dapat panen singkong dan menggilingnya menjadi tepung tapioka, kebetulan untuk singkong saya sudah mempunyai 3 investor.
4. Bagaimana bapak membentuk kelompok usaha pertanian ini?
Saya mengumpulkan para petani yang ada di daerah sini, saya dekati dan mencoba menawari pupuk setelah itu saya tawarkan untuk membentuk
kelompok, toh tidak ada ruginya juga untuk membentuk menjadi kelompok, saya juga bekerjasama dengan petani singkong untuk saya beli, jadi petani
singkong tidak usah menjual ke tengkulak dengan harga Rp 700kilo, saya membelinya seharga Rp 900kilo, bagi petani penghasilannya akan bertambah
karena harga jualnya di saya meningkat, saya juga untung karena saya tidak harus pergi ke tengkulak di pasar yang membutuhkan ongkos mobil, petani
singkong nya dapat langsung datang kepada saya.
A28
5. Apakah dengan usaha pertanian ini bapak dan anggota kelompok yang
lain mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Alhamdulillah, dari awalnya saya berpenghasilan 15.000hari selama menjadi peserta ternak domba hingga sekarang Milyaran. Selama saya menjadi peserta
magang ternak domba diberikan upah 15.000hari, sebulan sekitar 400.000, saya tahu penghasilan segitu tidak akan cukup memenuhi kebutuhan keluarga
saya dengan 3 anak, jadi setelah magang selesai jam 4 sore saya pergi ke hutan mencari kayu bakar selama 2 jam sebelum magrib, saya jual kayu bakar
untuk menambah kebutuhan sehari-hari keluarga saya. Setelah pelatihan dan mengembangkan usaha ternak domba anak-anak anggota kelompok sudah
dapat membangun rumah karena domba bahkan ada yang jadi tengkulak domba.
6. Mengapa bapak tertarik untuk menjadi petani singkong?
Karena menanam singkong sangat kecil resiko untuk gagalnya, setiap hari bisa panen dengan metode tanam yang benar dan terjadwalkan, sehari saya
dapat mencabut singkong hingga 1 ton, semua bagian dari tanaman singkong ini juga dapat saya manfaatkan, seperti daunnya dapat dikonsumsi atau dijual,
batangnya dapat untuk menanam kembali, singkongnya dapat digiling untuk menjadi tepung tapioka yang memang peminatnya banyak, hingga limbahnya
juga dapat dimanfaatkan.
A29
7. Apakah selama bapak menjalani usaha ini menemukan kendala, dan
bagaimana cara bapak mengatasi kendala tersebut?
Kendala pada cuaca biasanya, kalau hujan terus tidak bisa menjemur tepung tapioka, kalau Panas seperti ini biasanya bisa 2 kali menjemur tepung. Kalau
dai masyarakatnya paling susah untuk diajak bercocok tanam, mereka merasa gengsi untuk bekerja tani, akibathnya mayoritas masyarakat di sini bekerja di
pertambangan, padahal daerah sini masih bagus untuk digarap pertaniannya. Karena SDM juga yang rata-rata masyarakat berpendidikan rendah suka
minder jika ikut pelatihan dengan alasan malu dengan mahasiswa atau dengan pengajarnya, beda dengan saya yang sadar jika pendidikan saya rendah jadi
saya perlu untuk meningkatkan keterampilan saya untuk masa depan anak saya.
8. Apa harapan bapak kedepannya?
Saya berharap masyarakat di sini dapat memanfaatkan alam ini, dengan bertani atau bercocok tanam, memajukan ekonomi warga di sini dengan tidak
minder dan malu untuk turun mengerjakan pertanian, mampu bekerja keras tidak hanya mau instan aja. Saya juga sudah menanam pohon jenjengsengon
untuk investasi ke depan, untuk anak saya agar bisa kuliah dan menjadi orang sukses tidak seperti bapaknya, karena beberapa pohon yang ada di dekat
gerbang P3M ini yang saya tanam sudah ada yang menawarkan dengan harga 25 juta. Saya juga berharap dapat meningkatkan taraf hidup petani singkong.