Gambaran Sikap Orang tuaPengasuh terhadap Pemberian Makanan

Meski tidak pernah mendapatkan konsultasi gizi, informan B dan informan D mengakui jika dokter sering kali mendorong mereka agar dapat memberikan makanan yang bergizi. Dorongan inilah yang menjadi motivasi orang tuapengasuh agar dapat memberikan makanan bergizi kepada anak. ”.. Ya saya jalanin ya sebatas kemampuan saya aja..” Informan B Lain lagi yang dialami informan E, yang merasa dokter tidak pernah memberikan saran atau dorongan agar informan memberikan makanan bergizi pada anaknya. Namun pujian dokter terhadap status kesehatan anak yang baik membuat informan E bersemangat agar dapat terus memberikan makanan bergizi pada anak seperti yang telah ia lakukan untuk mempertahankan kesehatan anak selama ini. ”.. Kalo kata dokter nia mah A udah sehat. Jadi saya seneng aja, berartikan saya udah bener ngasih makan A kaya gini…” Informan E Orang yang dianggap penting lainnya adalah pengurus yayasan. Selain pengurus yayasan yang mengetahui status mereka, yayasanLSM juga memiliki program kegiatan berupa penyuluhan mengenai HIV-AIDS. Sayangnya, berdasarkan hasil wawancara dengan orang tuapengasuh dan pengurus Yayasan Tegak Tegar, belum pernah ada penyuluhan mengenai kebutuhan gizi anak terinfeksi HIV. Meskipun belum ada kegiatan mengenai asupan gizi, namun informan F mengetahui tentang gizi yang dianjurkan untuk penderita HIV, yakni membutuhkan asupan gizi lebih banyak 10 dibandingkan anak normal seusianya. Padahal kegiatan ini diakui orang tuapengasuh cukup efektif dalam memberikan informasi kepada mereka. “…belom ada sih tentang gizi atau makanan gitu, paling kesehatan buat HIV biasa, ngga tentang makanan- makanannya” informan F Selain penyuluhan, yayasan juga memiliki program kerja berupa pendampingan orang tua yang memiliki anak terinfeksi HIV. Pendampingan ini memungkinkan penyampaian informasi dan dorongan yang lebih personal kepada orang tuapengasuh. Namun penyampaian informasi dan dorongan ini sangat terbatas karena hanya terjadi saat orang tua melakukan kunjungan rutin di rumah sakit. Program kerja yang lainnya adalah pertemuan rutin bulanan. Pertemuan rutin ini membuat orang tuapengasuh dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang HIV. Orang tuapengasuh juga mengakui berkumpul dengan teman sebaya membuat mereka lebih termotivasi untuk memberikan makanan bergizi kepada anak. Selain memiliki orang yang mereka anggap penting yang mendukung informan untuk memberikan makanan bergizi pada anak, informan juga memiliki respon positif terhadap saran yang diberikan orang yang mereka anggap penting tersebut. ”... Ya saya jalanin aja. Kan nambah pengetahuan. Kalo baik kenapa kita ngga jalanin kan?..” Informan E ”.. Saya jadi semangat ngasih dia makan, minum susu. Biar dia sehat. Ngga apa- apa deh kerja ini itu, yang penting bisa beli makan..” Informan C Pada penelitian ini dapat dikatakan jika orang tuapengasuh memiliki norma subjektif yang positif, karena orang tuapengasuh yakin orang yang mereka