penting bagi anak HIV untuk mempertahankan kondisi tubuh mereka dari keparahan penyakit dengan mengonsumsi zat gizi penting Arpadi, 2005.
2.3 Gizi Anak
Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis
ketika masih berstatus bayi. Di tahun pertama kehidupan, panjang bayi bertambah 50, tetapi tidak berlipat setelah usia bertambah sampai 4 tahun Arisman, 2009.
Kondisi yang khas dan permasalahan pada anak usia 3-5 tahun adalah anak mulai ingin mandiri. Dalam hal makanan pun anak usia ini bersifat sebagai
konsumen aktif. Artinya, mereka dapat memilih dan menentukan sendiri makanan yang ingin dikonsumsi. Pada usia ini kerap terjadi anak menolak makanan
yangtidak disukai dan hanya mau mengonsumsi makanan favoritnya. Aktivitas bermain juga kadang membuat anak menunda waktu makan. Jika orang tua tidak
memperhatikan, bisa saja anak baru minta makan menjelang waktu tidur saat ia telah lelah beraktivitas seharian dan baru merasa lapar. Padahal, usia balita cukup
rawan karena pertumbuhan dan perkembangan diusia ini akan menentukan perkembangan fisik dan mental anak diusia remaja dan ketika dewasa Kurniasih,
2010. Arisman 2009 menambahkan, perkembangan mental anak dapat dilihat dari kemampua
nnya mengatakan “tidak” terhadap makanan yang ditawarkan. Pada banyak penelitian dilaporkan bahwa pada usia ini anak hanya mau makan
satu jenis makanan selama berminggu-minggu.
Menginjak kelompok usia selanjutnya, 6-9 tahun, anak mulai memiliki aktivitas di luar rumah lebih banyak. Seperti sekolah, bermain, olah raga, dan lain
sebagainya sehingga anak memerlukan energi lebih banyak. Waktu yang lebih banyak digunakan bersama teman dapat mempengaruhi jadwal makan anak,
bahkan terhadap pola makannya. Sehinga pada usia ini pola makan anak masih peru diperhatikan karena gizi yang baik pada usia sekolah menjadi landasan bagi
ststus gizi, kesehatan dan stamina optimal pada usia selanjutnya. Usia 10-15 tahun dikenal dengan masa pertumbuhan cepat, tahap pertama
dari serangkaian perubahan menuju kematangan fisik dan seksual. Selain itu, cirri-ciri sek sekunder semakin tampak, serta terjadi perubahan yang signifikan
dalam kematanan psikologis dan kognitif. Dengan cirri spesifik itu, kebutuhan energi dan zat gizi di usia remaja ditujukan untuk deposisi jaringan tubuhnya.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas fisik, remaja umumnya mempunyai nafsu makan lebih besar sehingga sering mencari makanan tambahan, misal jajan diluar
waktu makan. Remaja pun menyukai makanan yang padat energi, yaitu manis dan berlemak Kurniasih, 2010.
2.3.1 Masalah Gizi Anak
Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi, yaitu asupan yang
melebihi keluaran atau sebaliknya, disamping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap. Buah dari ketergangguan ini utamanya berua
penyakit kronis, berat badan lebih atau kurang, pica, karies dentis, serta alergi Arisman, 2009.