Gambaran Niat Orang tua Pengasuh terhadap Pemberian Makanan bergizi

Sedangkan pada informan B kebutuhan energi dan protein anak rata-rata belum mencukupi angka kecukupan gizi yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan nafsu makan anak G yang buruk. Berbeda dengan asupan lemak yang melebihi dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Hal ini karena anak G senang mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemak seperti bakso, telur bebek yang kandungan lemaknya lebih tinggi dari telur ayam. Pada informan C anak memiliki nafsu makan yang baik. Terlihat dari terpenuhinya kebutuhan energi, protein dan lemak C. Konsumsi susu anak C terkadang melebihi dari anak biasanya. Anak C akan meminta susu jika merasa lapar. Selain nafsu makan anak yang baik, keterpenuhan gizi anak C didukung oleh informan C yang telaten dalam memberikan makan anak. Informan C akan menyediakan makan sebelum anak merengek karena lapar, informan C juga akan memaksakan anaknya makan jika anak sedang memiliki nafsu makan yang buruk. Informan D memiliki rata-rata asupan makanan yang masih jauh dari keterpenuhan energi dan protein yang disarankan. Hal ini dikarenakan nafsu makan anak yang kurang baik dan perilaku orang tua yag kurang memperhatikan kebutuhan anaknya. Informan D merasa sudah cukup meskipun anak hanya memakan lauk saja atau membeli makanan instan dari luar. Anak asuh dari informan terakhir memiliki asupan makan yang bagus. Tidak ada yang kurang dan tidak sangat berlebihan. Anak A memiliki nafsu makan yang baik dan orang tua yang telaten menyediakan makanan pokok serta makanan cemilan untuk anak. Sehingga asupan gizi yang diberikan sangat baik. Selain melakukan food recall 24 jam, untuk mengetahui perilaku pemenuhan asupan gizi pada anak juga dilakukan observasi terhadap makanan yang disediakan pada 1 hari peneliti berkunjung ke rumah informan. Saat dilakukan observasi, kelima informan menyediakan tiga kelompok utama zat gizi. Kelompok penghasil energi informan menyediakan nasi, kentang, roti, biscuit, mie sebagai bahan makanan. Sebagai sumber protein, informan menyediakan telur, ikan atau ayam, keju, bubur kacang hijau, tahu dan tempe. Wortel, brokoli, sawi, kangkung dan buah-buahan seperti pisang, semangka, pepaya, dan jeruk informan sediakan sebagai pemenuhan zat pengatur tubuh. Berdasarkan hasil observasi ini terlihat bahwa semua informan berusaha agar dapat menyediakan jenis makanan yang beragam guna memenuhi kebutuhan gizi anak. Selain melihat keterpenuhan zat gizi makro, peneliti juga melihat keterpenuhan beberapa zat gizi mikro yang dibutuhkan guna membantu memperbaiki kekebalan tubuh serta berguna untuk pertumbuhan anak seperti vitamin C, kalsium dan magnesium. Perhitungan yang digunakan dalam membandingkan dengan rata-rata asupan gizi anak adalah anjuran untuk vitamin dan mineral berdasarkan Almatsier 2004, yaitu 1 ½ kali dari AKG.