Menginjak kelompok usia selanjutnya, 6-9 tahun, anak mulai memiliki aktivitas di luar rumah lebih banyak. Seperti sekolah, bermain, olah raga, dan lain
sebagainya sehingga anak memerlukan energi lebih banyak. Waktu yang lebih banyak digunakan bersama teman dapat mempengaruhi jadwal makan anak,
bahkan terhadap pola makannya. Sehinga pada usia ini pola makan anak masih peru diperhatikan karena gizi yang baik pada usia sekolah menjadi landasan bagi
ststus gizi, kesehatan dan stamina optimal pada usia selanjutnya. Usia 10-15 tahun dikenal dengan masa pertumbuhan cepat, tahap pertama
dari serangkaian perubahan menuju kematangan fisik dan seksual. Selain itu, cirri-ciri sek sekunder semakin tampak, serta terjadi perubahan yang signifikan
dalam kematanan psikologis dan kognitif. Dengan cirri spesifik itu, kebutuhan energi dan zat gizi di usia remaja ditujukan untuk deposisi jaringan tubuhnya.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas fisik, remaja umumnya mempunyai nafsu makan lebih besar sehingga sering mencari makanan tambahan, misal jajan diluar
waktu makan. Remaja pun menyukai makanan yang padat energi, yaitu manis dan berlemak Kurniasih, 2010.
2.3.1 Masalah Gizi Anak
Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi, yaitu asupan yang
melebihi keluaran atau sebaliknya, disamping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap. Buah dari ketergangguan ini utamanya berua
penyakit kronis, berat badan lebih atau kurang, pica, karies dentis, serta alergi Arisman, 2009.
Menurut Novita 2011, masalah kesehatan yang muncul pada fase anak-anak misalnya, kesulitan anak untuk makan karena terobsesi ingin main,
asupan gizi yang tidak seimbang, rentannya fisik anak, dan ancaman keracunan akibat dari kebiasaan makan di luar. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan sosial anak dibaca sebagai bagian dari peran nyata orang tua dalam memberikan pelayanan kepada anak-anaknya. Seorang anak
yang kurang gizi, sesungguhnya menjadi bukti lemahnya peran orang tua dalam memberikan asupan yang seimbang dan berkualitas.
Kurniasih 2010 dalam hal ini menyarankan orang tua untuk kreatif “membujuk” anak agar mau makan makanan bervariasi dan bergizi sesuai
kebutuhannya. Orang tua disarankan memperkenalkan beraneka ragam makanan sejak dini kepada anak. Orang tua juga dianjurkan untuk mencukupi
kebutuhan akan camilan sehat di rumah. Selain sehat, makanan dari rumah juga terjamin lebih sehat dan aman.
2.4 Gizi Anak HIV-AIDS
2.4.1 Kebutuhan Gizi Anak HIV dan Fungsi Zat Gizi untuk Anak HIV
Berdasarkan WHO 2003, asupan gizi yang cukup adalah cara yang dapat dicapai dengan mengkonsumsi asupan makanan yang sehat dan
seimbang. Hal ini penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup semua individu tanpa memperhatikan status HIV.
Secara substansial, pangan yang dikonsumsi setiap hari terdiri atas protein, karbohidrat, lemak serta alkohol yang dioksidasi untuk menghasilkan