Kesamaan kelimanya masuk kedalam keluarga sejahtera I menurut kriteria Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 2004, yaitu
keluarga sudah dapat memenuhi kebutuhan yang sangat mendasar, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Indikator yang
digunakan, yaitu anggota keluarga dapat melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut, pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari
atau lebih, seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerjasekolah dan bepergian, bagian terluas dari lantai rumah bukan
dari tanah dan bila anak atau anggota keluarganya yang lain sakit dibawa ke sarana petugas kesehatan.
Kelima informan mendapatkan bantuan dari Yayasan Tegak Tegar maupun dari LSM lainnya. Bantuan dapat berupa santunan, susu atau
sembako. Selain dari yayasan atau LSM HIV-AIDS, kondisi anak yang tidak mempunyai ayah ibu atau keduanya membuat masyarakat sekitar
memberikan santunan.
5.2.2 Informan Pendukung
Informan pendukung adalah ketua Yayasan Tegak Tegar yang juga aktif melakukan pendampingan kepada ODHA baik anak maupun dewasa.
Informan pendukung F merupakan Sarjana Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Informan F merupakan penderita HIV yang juga mengasuh 4
anak terinfeksi HIV.
5.3 Gambaran Faktor Latar Belakang Orang TuaPengasuh terhadap
Pemberian Makanan Bergizi
Berdasarkan teory of planned behavior, sebelum terbentuk sikap, norma subjektif, dan persepsi atas kontrol perilaku terdapat faktor latar belakang yang
mempengaruhi ketiganya yaitu, umur, jenis kelamin, pendapatan, kepercayaan, personality, kecerdasan dan pengalaman.
Pada penelitian ini, berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui faktor latar belakang yang paling mempengaruhi variabel pembentuk perilaku adalah
pengetahuan dan pengalaman orang tuapengasuh dalam memberikan makanan bergizi untuk anak.
Pengetahuan yang tergali dari penelitian ini adalah pengetahuan orang tuapengasuh tentang makanan bergizi, makanan bergizi untuk anak HIV, dan
HIV-AIDS. Pengetahuan orang tua tentang makanan bergizi masih sangat kurang. Hal ini terlihat dari jawaban informan yang menyatakan bahwa makanan bergizi
adalah empat sehat lima sempurna. Informan juga tidak mengetahui kandungan gizi yang ada dalam makanan yang diberikan dan menjadikan kenyang sebagai
indikator kebutuhan makanan anak sudah terpenuhi. Hal ini terlihat dari kutipan wawancara berikut:
“…
Persi snya sih ngga tau. 4 sehat 5 sempurna kali ya?...” Informan B
“…Yang mengandung vitamin,yang ada gizinya gitu.Makanan yang kita makan sehari-
hari.…” Informan E “..Semua makanan kan baik mba. Yang penting dia kenyang..” Informan C