Bagan 6.1 Kontribusi sikap, norma subjektif, persepsi atas kontrol perilaku, dan niat
orang tuapengasuh terhadap perilaku orang tua
Meyakini bahwa anak akan lebih sehat jika
diberikan makanan bergizi
Sikap
Adanya persepsi orang tua bahwa memberiakan
makan bergizi memiliki dampak positf
Meyakini bahwa orang lain mendukung untuk
memberikan makan bergizi pada anak
Norma Subjektif
Keyakinan adanya dukungan orang lain dan termotivasi
untuk memenuhi harapan orang tersebut.
Adanya hambatan dalam memberikanan makanan
bergizi dan keyakinan untuk dapat mengatasi
hambatan tersebut
Persepsi atas kontrol perilaku
Motivasi untuk memberikan makanan
bergizi pada anak
Niat
Niat yang kuat untuk memberikan makanan
bergizi pada anak
Dokter, Teman sebaya
Pengurus Yayasan Perilaku
Orang tua dapat menyediakan makanan
bergizi dan lebih telaten memberikan makanan
pada anak
Pengetahuan Pengalaman
Pengalaman Hambatan
90
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. Sikap orang tuapengasuh Yayasan Tegak Tegar Jakarta Timur terhadap perilaku
pemberian asupan makan kepada anak terinfeksi HIV adalah positif. Hal ini terlihat dari keyakinan orang tuapengasuh jika kebutuhan asupan gizi anak terinfeksi HIV terpenuhi
akan menguntungkan bagi kesehatan anak. 2.
Norma subjektif orang tuapengasuh Yayasan Tegak Tegar Jakarta Timur untuk memenuhi kebutuhan gizi anak HIV terbentuk dari normative belief yang berasal dari
orang yang dekat dan mengetahui status infeksi anak seperti dokter, pengurus yayasanlsm dan teman sebaya atau orang tua yang juga memiliki anak terinfeksi HIV.
3. Persepsi atas kontrol orang tua dipengaruhi oleh keyakinan orang tua untuk mengatasi
hambatan dalam memberikan makanan bergizi pada anak terinfeksi HIV. Sebagian orang tua memiliki keyakinan dapat mengatasi hambatan, yaitu kelelahan dan nafsu makan
anak yang buruk, sehingga dapat dikatakan orang tua tersebut memiliki persepsi atas kontrol yang baik. Namun Sebagian lainnya kurang termotivasi untuk memberikan
makanan bergizi pada anak. 4.
Persepsi atas kontrol perilaku yang rendah menyebabkan rendahnya niat orang
tuapengasuh menyediakan makanan bergizi untuk anak. Meskipun berniat untuk memberikan makanan yang bergizi kepada anak terinfeksi HIV, orangtuapengasuh
kurang yakin untuk dapat mempertahankan niat tersebut. Kontribusi niat yang rendah ini
berakibat pada tidak terpenuhinya asupan gizi yang penting untuk tubuh anak terinfeksi HIV.
5. Sebagin orang tuapengasuh sudah dapat ,memenuhi kebutuhan gizi anak. Namun masih
ada sebagian orang tuapengasuh yang masih kurang memperhatikan pemenuhan gizi anak. Pada penelitian ini, persepsi atas kontrol perilaku sangat mempengaruhi niat dan
perilaku orang tua dalam memberikan makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.
7.2 Saran
1. Saran bagi institusi Yayasan Tegak Tegar
Bagi Yayasan Tegak Tegar dapat bekerjasama dengan mahasiswa kesehatan ataupun dokter ahli gizi rumah sakit untuk melakukan edukasi mengenai kesehatan dan
gizi anak terinfeksi HIV. Hal yang dapat dilakukan, misalnya penyuluhan tentang kebutuhan gizi yang harus diberikan orang tuapengasuh kepada anak HIV dan ragam
makanan serta kandungan gizi dalam makanan, sehingga orang tua dapat menyediakan makanan yang variatif dan bergizi untuk anak. Pemberian informasi yang dilakukan oleh
yayasan akan memberikan persepsi kepada orang tua bahwa pengurus yayasan mendukung mereka untuk memberikan makanan yang bergizi pada anak.
2.
Saran bagi peneliti selanjutnya Untuk mahasiswa selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian kualitatif
yang lebih mendalam dengan tema yang sama namun dengan metode yang berbeda dan sampel yang lebih variatif lagi.
92
DAFTAR PUSTAKA
Achmat, Z. 2010 Theory of Planned Behavior, Masihkah Relevan?. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang 1 diakses pada 4 April 2013, pukul
13.25 WIB Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personalit and Behavior Second Edition. New York:
McGraw Hill. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Almatsier, S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia
Pusaka Utama. Arisman. 2009. Gizi dalamDaur Kehidupan. Jakarta. EGC
Arpadi, S. M. 2005. Growth Failur in HIV- Infected Children. Durban: WHO. Azwar. 2011. Sikap Manusia dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka pelajar
Depkes. 2000. Kajian dan Masalah HIVAIDS di Indonesia Tahun 1987 - 2000 Juli. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.
Depkes. 2006. Situasi HIVAIDS di Indonesia tahun 1987 - 2006. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan R.I.
Ditjen PP PL Kemenkes RI. 2012. Statistik Kasus HIVAIDS di Indonesia dilaporkan sd Juni 2012. Jakarta: Kemenkes RI.
Ditjen PP PL Kemenkes RI. 2012. Laporan Situasi Perkembangan HIVAIDS di Indonesia s.d. 30 Juni 2012 . Jakarta: Kemenkes RI.
Farhatun, Siti. 2012. Perilaku Konsumsi Serat pada MAhasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK Universitas Islam Negeri UIN
Jakarta Tahun 2012. Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
Fatimah, S. dkk. 2008. Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap Status Gizi pada Balitadi Kecamatan Ciawi Kabupaten TasikMalaya. Bandung. Universitas
Padjajaran Gibney, M.J. et al. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Hasnawaty, R. 2011, Desember. PMTCT Cegah Bayi terinfeksi HIV. Retrieved Agustus Rabu, 2012, from cangkirparagraf.blogspot.com201112perempuan-
positif-hiv-dapat-lahirkan.html. Hayden, J. 2009. Introduction to Health Behavior Theory. USA: Jones and Bartlett
Publisher. Hsu, J. W.-C., Pencharz, P. B., Macallan, D., Tomkins, A. 2005. Macronutrients
and HIVAIDS: a Review of Current Evidence. Africa: WHO. Jama, Ali Duale.2010. Assessment of Dietary Intake and Nutritional Status of
Children Under Five Years Who are HIV Positive Attending the AIDS Support Organization TASO Entebbe. Dissertation Master of Science in Applied
Human Nutrition of Makerere University.
Kemenkes. 2011. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada Orang Dewasa. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Kemenkes. 2010. Pedoman Pelayanan Gizi Bagi ODHA. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. King, S. M., Lindegren, M. L., Rogers, M. F. 2004. Epidemiology Of Pediatric
HIV Infection. Elsevier , 31-41. KPAN. 2010. Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan
AIDS Tahun 2010 - 2014. Jakarta: Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.
KPAN. 2003. Strategi Nasional Penanggulangan HIVAIDS 2003 - 2007. Jakarta: Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.
Kurniasih, Dedeh., Hilman Hilmansyah. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta. Gramedia.
Marat.1981. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta. Ghalia Indonesia
Machrus, H. 2010. Pengukuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior.Surabaya. Insan Media Psikologi.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Novita, Nesi, Yuneta Franciska.2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan
Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika.
86