Perilaku Orang tua Pengasuh terhadap Pemberian Makanan bergizi

6.6 Kontribusi Sikap, Norma Subjektif, Persepsi atas Kontrol Perilaku dan Niat Dalam

Terbentuknya Perilaku Orang tua Pengasuh terhadap Pemberian Makanan bergizi Kontribusi sikap, norma subjektif, persepsi atas kontrol perilaku dan niat terhadap perilaku terlihat pada anak informan yang memiliki asupan gizi yang kurang tercukupi, seperti informan B dan informan D, keduanya memiliki sikap dan norma subjektif yang positif namun persepsi atas kontrol perilaku mereka lemah sehingga niat untuk menunjukkan perilaku pun lemah dan kebutuhan gizi anakpun tidak terpenuhi. Adanya keyakinan mengenai kesempatan untuk mengatasi hambatan, membuat beberapa informan memiliki persepsi atas kontrol perilaku yang lemah dan persepsi atas kontrol perilaku yang kuat. Informan yang memiliki persepsi atas kontrol perilaku yang lemah juga memiliki niat yang kurang dan perilaku pemenuhan asupan gizi yang kurang dibandingkan informan yang memiliki persepsi atas kontrol perilaku yang kuat. Menurut Ajzen 2005, ketersediaan kesempatan dan sumber-sumber yang dimiliki merupakan faktor yang memfasilitasi sehingga dapat memperkuat munculnya perilaku. Dengan adanya ketersediaan kesempatan tersebut, maka niat akan memunculkan perilaku. Berdasarkan hasil penelitian diketahui, untuk memberikan makanan bergizi, orang tua harus memiliki sikap dan norma subjektif yang positif serta persepsi atas kontrol perilaku dan niat yang kuat. Sikap positif adalah persepsi seseorang bahwa ada dampak positif jika suatu perilaku dilakukan Achmat, 2010. Dalam penelitin ini tentunya sikap yang positif terjadi saat orang tuapengasuh memiliki persepsi bahwa memberikan makanan bergizi pada anak terinfeksi HIV memiliki dampak yang positif. Sikap positif ini dibentuk dari keyakinan serta evaluasi orang tua terhadap outcome jika memberikan makanan bergizi pada anak. Pengetahuan terhadap dampak serta pengalaman dari memberikan makanan bergizi menjadi beberapa faktor yang membentuk keyakinan orang tua untuk memiliki sikap positf. Selain sikap, dibutuhkan juga norma subjektif yang positif agar orang tua memberikan makanan bergizi untuk anak. Norma subjektif terbentuk dari keyakinan orang tuapengasuh bahwa orang yang mereka anggap penting mendukung mereka untuk memberikan makanan bergizi pada anak. Selain meyakini orang lain memandang bahwa memberikan makanan bergizi anak adalah hal positif, orang tuapengasuh juga termotivasi untuk memenuhi harapan dari orang lain tersebut, itulah yang disebut norma subjektif positif. Beberapa orang yang berpengaruh terhadap perilaku orang tua adalah dokter, pengurus yayasan, dan teman sebaya. Dalam penelitian ini diketahui bahwa program kerja dan pendampingan dari yayasan memiliki pengaruh terhadap orang tuapengasuh. Persepsi atas kontrol perilaku terbentuk karena adanya hambatan dalam mewujudkan perilaku. Hambatan yang muncul pada penelitian ini adalah kelelahan yang dirasakan orang tua dan nafsu makan anak yang buruk. Persepsi atas kontrol perilaku yang kuat terjadi ketika orang tuapengasuh meyakini bahwa mereka memiliki kendali dan kemampuan untuk mengatasi hambatan dalam memberikan makanan bergizi pada anak. Pengalaman merawat orang sakit dan mengasuh anak menjadi faktor latar belakang yang mendukung terbentuknya persepsi atas kontrol perilaku yang kuat. Jika sikap dan normas subjektif sudah postif, persepsi atas kontrol perilaku orang tua juga kuat, maka akan terbentuk niat orang tua untuk memberikan makanan bergizi pada anak juga kuat. Semakin kuat niat seseorang berperilaku, diharapkan semakin berhasil ia melakukan perilaku tersebut. Theory of planned behavior memiliki tujuan antara lain untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivational terhadap perilaku yang bukan di bawah kendali atau kemauan individu sendiri. Berdasarkan teori ini, penentu terpenting perilaku seseorang adalah intensi untuk berperilaku. Intensi individu menampilkan suatu perilaku adalah kombinasi dari sikap, norma subjektif persepsi atas kontrol perilaku untuk menampilkan perilaku tersebut. Jika seseorang mempersepsi bahwa hasil dari menampilkan suatu perilaku tersebut positif, ia akan memiliki sikap positif terhadap perilaku tersebut. Jika orang-orang lain yang relevan memandang bahwa menampilkan perilaku tersebut sebagai suatu yang positif dan orang tersebut termotivasi memenuhi harapan orang lain yang relevan, maka itulah yang disebut dengan norma subjektif yang positif. Jika seseorang memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor yang ada yang akan memfasilitasi suatu perilaku, maka seseorang tersebut memiliki persepsi yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu perilaku Achmat, 2010. Bagan 6.1 Kontribusi sikap, norma subjektif, persepsi atas kontrol perilaku, dan niat orang tuapengasuh terhadap perilaku orang tua Meyakini bahwa anak akan lebih sehat jika diberikan makanan bergizi Sikap Adanya persepsi orang tua bahwa memberiakan makan bergizi memiliki dampak positf Meyakini bahwa orang lain mendukung untuk memberikan makan bergizi pada anak Norma Subjektif Keyakinan adanya dukungan orang lain dan termotivasi untuk memenuhi harapan orang tersebut. Adanya hambatan dalam memberikanan makanan bergizi dan keyakinan untuk dapat mengatasi hambatan tersebut Persepsi atas kontrol perilaku Motivasi untuk memberikan makanan bergizi pada anak Niat Niat yang kuat untuk memberikan makanan bergizi pada anak Dokter, Teman sebaya Pengurus Yayasan Perilaku Orang tua dapat menyediakan makanan bergizi dan lebih telaten memberikan makanan pada anak Pengetahuan Pengalaman Pengalaman Hambatan