Aksesibilitas Dampak Relokasi Terhadap Kondisi Fisik Lingkungan

commit to user 107 Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel yang mengalami perubahan ada sebanyak 55 responden. Dengan 55 responden 80,88 mengalami peningkatan, sedangkan 13 responden 19.11 tidak mengalami perubahantetap. Dari hasil pengujian juga didapat nilai t Hitung = -14.069, dengan demikian maka nilai t hitumg 14.069 dari t tabel 1.29 artinya bahwa ada peningkatan yang Signifikan terhadap kondisi jalan setelah direlokasi. Hipotesis yang digunakan yaitu Ho : Peningkatan kondisi jalan sebelum dan sesudah relokasi tidak Signifikan ; HI : Peningkatan kondisi jalan sebelum dan setelah relokasi Signifikan

c. Aksesibilitas

Aksesibilitas berkaitan dengan hubungan antara beberapa lokasi sebagai asal dan tujuan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan seseorang yang dikaitkan dengan tingkat kemudahan dalam mencapainya, baik dalam parameter jarak, waktu, biaya dan kenyamanan. Pertimbangan terhadap aksesibilitas bagi suatu kawasan permukiman merupakan salah satu prasyarat yang cukup mendasar bagi suatu perencanaan dan pengembangan permukiman di perkotaan. Kaitanya dalam penelitian ini aksesibilitas yang dimaksud adalah hubungan antara lokasi permukiman yang mereka huni lokasi permukiman dengan tempat-tempat lain yang menjadi tujuan penghuninya sesuai dengan kepentingannya. Mengenai aksesibilitas atau kemudahan dalam menjangkau berbagai fasilitas untuk aktifitas dan juga mencapai lokasi pekerjaan berdasarkan survey menyatakan bahwa sebanyak 89,70 responden lokasi permukiman lama memiliki aksesibilitas mudah dan 10,29 responden menyatakn aksesibilitas cukup mudah. Kemudahan akan aksesibilitas pada lokasi permukiman commit to user 108 lama sebelum program relokasi dikarenakan lokasi tersebut dekat dengan berbagai fasilitas dan lokasinya yang dekat dengan pusat kota. Selain itu di permukiman lama memiliki jarak yang dekat dengan jalan utama dan mudah untuk mendapatkan angkutan umum. Sedangkan pada lokasi permukiman yang baru setelah program relokasi 79,41 responden menyatakan lokasi permukiman memiliki kesulitan untuk menjangkau lokasi fasilitas yang mereka butuhkan dan lokasi mereka bekerja, 10,29 menjawab mudah dan 10,29 menjawab cukup mudah. Pada lokasi permukiman baru memiliki aksesibilitas yang sulit. Untuk mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi dalam melakukan perjalanan keluar mereka harus berjalan kaki dengan jalan yang naik turun untuk menuju jalan yang dilaului oleh angkutan umum. Angkutan umum yang ada juga jarang ditemukan lokasi permukiman baru. Lokasi permukiman yang baru juga jauh dari lokasi mereka dimana bekerja dibandingkan dengan lokasi permukiman yang lama. Berikut adalah penilaian responden terhadap aksesibilitas lokasi permukiman sebelum dan setelah relokasi. Tabel 6.10 Penilaian Responden Terhadap Aksesibilitas Sebelum dan Stelah Di Relokasi Aksesibilitas Sebelum Sesudah Keterangan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat mudah Tetap Mudah 61 89,70 7 10,29 Turun 79,41 Cukup mudah 7 10,29 7 10,29 Tetap Sulit 54 79,41 Naik 79,41 Sangat sulit Tetap Total 68 100 68 100 Sumber :Pengolahan Data Kuosioner, 2010 commit to user 109 Berdasarkan hasil penilaian masayarakat diatas terlihat bahwa terjadi mayoritas masyarakat menilai bahwa lokasi permukiman yang sekarang relative kesulitan dalam mencapai ke pusat kota dan lokasi mereka bekerja. Kalaupun dapat dicapai masyarakat harus mengeluarkan pengeuaran dan pengorbanan yang lebih besar. Berdasarkan perhitungan statistik paired sample T test dengan menggunakan taraf kepercayaan 95 terhadap aksesibilitas diketahui bahwa nilai t hitung 14.948. Dengan demikian maka nilai t hitung 14.948 t tabel 1.29, yang berarti bahwa terjadi penurunan terhadap aksesibilitas yang Signifikan setelah relokasi. Hipotesis yang digunakan yaitu Ho : penurunan aksesibilitas sebelum dan sesudah relokasi tidak Signifikan ; HI : penurunan aksesibilitas sebelum dan setelah relokasi Signifikan Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa relokasi permukiman memberikan dampak yang buruk terhadap aksesibilitas.

d. Sintesis Dampak Relokasi Terhadap Kondisi Fisik

Dokumen yang terkait

Proses Peralihan Fungsi Kawasan: Dari Kawasan Permukiman Menjadi Kawasan Perdagangan (Study Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Medan Area Kota Medan)

1 35 150

Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Program Penataan Permukiman Kumuh (Studi Kasus Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung)

3 29 318

KARAKTERISTIK PERMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG KRAJAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 21

EFEKTIVITAS PROGRAM REVITALISASI PASAR PUCANGSAWIT KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 15

FAKTOR KEBERHASILAN RELOKASI PERMUKIMAN MENURUT PERSEPSI PENGHUNI (Studi Kasus: Program Relokasi Pemukiman DAS Bengawan Solo Surakarta).

0 0 13

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DI KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 1

Relokasi Permukiman Pasca Bencana Gempa dan Tsunami di kelurahan Kota Atas Sabang

0 0 7

Partisipasi Masyarakat Dalam Penataan Permukiman Kumuh Di Bantaran Sungai Bengawan Solo (Studi Deskriptif Relokasi Permukiman Kumuh di Kelurahan Sewu Kecamatan Jebres Kota Surakarta). - UNS Institutional Repository

0 0 16

DAFTAR ISI - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PADA PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN (STUDI KASUS :RT 3/36 &RT 3/37 KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA) - Unissula Repository

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PADA PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN (STUDI KASUS :RT 3/36 &RT 3/37 KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA) - Unissula Repository

0 1 34