Pengertian Permukiman Kumuh Permukiman Kumuh dan Kebijakan Penataanya

commit to user 13 a Lokasi yang tidak terlalu jauh dari tempat yang dapat memberikan pekerjaan b Memiliki status kepemilikan lahan dan rumah c Bentuk dan kualitas bangunan rumah yang memenuhi standar d Harga Rumah yang dapat terjangkau oleh pendapatan. Mengenai kualitas perumahan, dari aspek fisik pengertian rumah layak menurut SK menteri PU No.20kpts1986 tentang Pedoman Teknik Rumah Sederhana Tidak Bersusun dijelaskan bahwa persyaratan rumah sederhana yang layak antara lain adalah luas lantai maksimal 36 m², tersedia listrik, air bersih, lantai rumah diberi perkerasan untuk memudahkan pembersihan dan mengurangi kelembaban, bahan penutup dinding minimal anyaman bambu yang dipasang setinggi 90 cm dari muka lantai, rangka atap dari kuda-kuda dan gorden kayu, kaso dan reng boleh dari bamboo, penutup atap dari asbes gelombang, seng gelombang atau genteng sederhana, luas kapling minimal 54 m².

B. Permukiman Kumuh dan Kebijakan Penataanya

1. Pengertian Permukiman Kumuh

Lingkungan permukiman kumuh merupakan permasalahan permukiman yang sangat kompleks karena pada lingkungan permukiman kumuh ini tidak hanya kondisi fisik lingkungan yang buruk akan tetapi juga menyangkut permasalahan kondisi ekonomi dan social masyarakat yang tinggal pada permukiman tersebut. Selain itu permasalahan permukiman kumuh juga menyangkut pada kemiskinan dan kesenjangan serta ketidak disiplinan social maupun yang menyangkut kemampuan lembaga-lembaga pemerintahan KotaKabupaten dalam pengaturan, pengorganisasian spasial maupun sumberdaya yang dimiliki kota sesuai hakekat fungsi kota. Diperkotaan termasuk perkotaan di Indonesia, permukiman kumuh menjadi permasalahan permukiman kota yang sangat kompleks. Menurut World Bank 1999 lingkungan permukiman kumuh digambarkan sebagai bagian yang terabaikan dari lingkungan perkotaan dimana kondisi kehidupan dan penghidupan masyarakatnya sangat commit to user 14 memprihatinkan, yang diantaranya ditunjukkan dengan kondisi lingkungan hunian yang tidak layak huni, tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sarana dan prasarana lingkungan yang tidak memenuhi syarat, tidak tersedianya fasilitas pendidikan, kesehatan maupun sarana dan prasarana sosial budaya kemasyarakatan yang memadai. Menurut Muhadjir Darwin permukiman kumuh diartikan sebagai permukiman yang padat dan tidak teratur serta tidak memiliki sarana prasarana yang memenuhi syarat yang layak untuk tempat tinggal baik fisik, kesehatan maupun social. Permukiman kumuhslum terjadi karena ketidakmampuan penduduk pada kawasan permukiman untuk merubah lingkungannya kearah yang lebih baik sehingga terjadi penurunan kualitas. Permukiman kumuh dapat dikategorikan sebagai berikut : a Squater Settelment adalah permukiman kumuh yang berada pada lahan yang illegal atau liar. b Slum Area adalah permukiman kumuh yang berada pada lahan legal dengan kualitas lingkungan fisik sarana dan prasarana yang rendah dan cenderung menurun. Permukiman kumuh dapat di lihat berdasarkan ciri sebagai berikut : 1 Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai. 2 Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaa ruang- ruangnya mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin. 3 Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam pengunaan ruang-ruang yang ada di pemukiman kumuh sehingga mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan ekonomi penghuninya. 4 Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu terwujud sebagai: a Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena itu dapat digolongkan sebagai hunian liar. commit to user 15 b Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah RT atau sebuah RW. c Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT atau RW atau bahkan terwujud sebagai sebuah kelurahan, dan bukan hunian liar. 5 Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen. Warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat pendapatan yang beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam masyarakat pemukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan atas kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda tersebut. 6 Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang bekerja di sektor informal atau mempunyai mata pencaharian tambahan di sektor informal.

2. Kebijakan Penataan Permukiman Kumuh

Dokumen yang terkait

Proses Peralihan Fungsi Kawasan: Dari Kawasan Permukiman Menjadi Kawasan Perdagangan (Study Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Medan Area Kota Medan)

1 35 150

Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Program Penataan Permukiman Kumuh (Studi Kasus Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung)

3 29 318

KARAKTERISTIK PERMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG KRAJAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 21

EFEKTIVITAS PROGRAM REVITALISASI PASAR PUCANGSAWIT KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 15

FAKTOR KEBERHASILAN RELOKASI PERMUKIMAN MENURUT PERSEPSI PENGHUNI (Studi Kasus: Program Relokasi Pemukiman DAS Bengawan Solo Surakarta).

0 0 13

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DI KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 1

Relokasi Permukiman Pasca Bencana Gempa dan Tsunami di kelurahan Kota Atas Sabang

0 0 7

Partisipasi Masyarakat Dalam Penataan Permukiman Kumuh Di Bantaran Sungai Bengawan Solo (Studi Deskriptif Relokasi Permukiman Kumuh di Kelurahan Sewu Kecamatan Jebres Kota Surakarta). - UNS Institutional Repository

0 0 16

DAFTAR ISI - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PADA PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN (STUDI KASUS :RT 3/36 &RT 3/37 KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA) - Unissula Repository

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PADA PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN (STUDI KASUS :RT 3/36 &RT 3/37 KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA) - Unissula Repository

0 1 34