Validitas Data Sintesa Penelitian Variabel dan Indikator Penelitian

commit to user 39

D. Validitas Data

Validitas data dimaksudkan untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan kenyataan di lokasi penelitian dan untuk membuktikan apakah penjelasan yang diberikan tentang deskripsi permasalahan yang sebenarnya atau tidak. Ada empat macam jenis trianggulasi yang bisa digunakan dalam sebuah penelitian kualitatif. Pertama, trianggulasi sumber, digunakan untuk menggali data yang sama melalui sumber-sumber yang berbeda. Kedua, trianggulasi metode, yaitu suatu metode menggali data yang sama dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Ketiga, trianggulasi peneliti, yaitu jenis reliabilitas yang mengacu pada data yang didapat dari peneliti yang lain yang telah diuji validitasnya. Keempat, trianggulasi teori, yaitu cara mencapai reliabilitas dengan cara membandingkan perspektif teori yang berbeda untuk menjelaskan data-data yang berbeda. Penelitian evaluasi ini menggunakan bentuk trianggulasi sumber, yaitu menggali data yang sama melalui sumber-sumber yang berbeda. Trianggulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan beberapa data dari berbagai sumber yang berbeda untuk mendapatkan data yang sama. Hal itu dilakukan demi mendapatkan reliabilitas data yang valid.

E. Metode Analisis Data

1. Metode Analisis Data Dalam Penelitian

Analisis data adalah suatu upaya untuk mengurai menjadi bagian- bagian Decomposition, sehingga susunantatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa ditangkap secara lebih terang maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkarannya Moelong,2001. Analisis data dalam penelitian ini merupakan analisis evaluatif yang dilakukan dengan metode analiais kualitatif dan kuantitatif:

a. Analisis Diskriptif Kualitatif

Metode deskriptif kualitatif dilakukan untuk menghasilkkan data diskriptif berupa kata-kata, tertulis, atau lisan dari orang-orang atau commit to user 40 prilaku yang diamati Moelong, 2001. Model analisis deskriftif ini dilakukan untuk menganalisis data-data hasil wawancara dan juga observasi lapangan yang selanjutnya di interpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

b. Analisis Diskriptif Kuantitaif

Metode analisis Diskriptif kuantitaif digunakan untuk menganalisis kuesioner. Melalui kuesioner tersebut akan diketahui dampak dan manfaat program relokasi bagi warga penerima program serta untuk melihat tingkat keberhasilan program dengan melihat bagaimana respon masyarakat akan program tersebut. Analisis diskriptif kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode pembobotan untuk menilai keberhasilan program relokasi yang dilaksanakan di Kelurahan Pucangsawit berdasarkan indikator dan tolak ukur yang telah ditentukan. Metode pembobotan digunakan untuk memperoleh skala ordinal yang nantinya akan digunakan untuk menilai keberhasilan program relokasi. Dalam melakukan metode pembobotan digunakan teknik skala pengukuran linkert. Penjabaran skala linkert dalam penelitian dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program relokasi. Penjabaran skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Sangat Berhasil = 5 81 -100 Berhasil = 4 61 - 80 Cukup Berhasil = 3 41 - 60 Kurang berhasil = 2 21 - 40 Tidak berhasil = 1 0 - 20

2. Penjabaran Metode Analisis Pada Aspek Evaluasi

Berikut adalah penjelasan metode analisis pada setiap kriteria penilaian Evaluasi.

a. Analisis Penilaian Efektifitas Program Relokasi

Penilaian terhadap efektifitas program dilakukan untuk mengetahui keberhasilan program dalam mencapai tujuan yang telah di commit to user 41 tetapkan dalam program. Tujuan dari program relokasi di Kota Surakarta adalah untuk memindahkan rumah yang berada di bantaran ke lokasi permukiman yang aman dan layak. Program relokasi dinilai efektif apabila tujuan dari program tercapai yaitu terpindahkanya permukiman yang berada di bantaran ke lokasi permuikiman yang lebih aman. Analisis dilakukan dengan diskriptif kualitatif untuk menjelaskan ketercapaian dari program relokasi. Data yang digunakan untuk melakukan analisis adalah data observasi lapangan dengan didukung oleh data sekunder dan wawancara. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan maka digunakan Skala Pengukuran linkert sebagai berikut : Sangat Berhasil = 5 81 -100 Berhasil = 4 61 - 80 Cukup Berhasil = 3 41 - 60 Kurang berhasil = 2 21 - 40 Tidak berhasil = 1 0 - 20 Gambar 3.1 Skema Analisis Penilaian Efektifitas Pelaksanaan Program Relokasi Tujuan dan Sasaran Program Relokasi Di Kota Surakarta Pelaksanaan Program Relokasi di Kelurahan Pucangsawit Ketercapaian Tujuan dan Sasaran Program Sangat Berhasil = 5 81-100 Berhasil = 4 61-80 Cukup Berhasil = 3 41-60 Kurang Berhasil= 2 21-40 Tidak Berhasil = 1 0-20 commit to user 42

b. Analisis Penilaian Efisiensi Program Relokasi

Penilaian terhadap kriteria efisiensi program dilakukan untuk melihat usaha yang dilakukan dalam suatu program. Dalam program relokasi usaha yang dilakukan dalam program meliputi peran dari pelaksan program dan proses pelaksanaan. Dengan demikian maka penilaian efisensi dalam penelitian ini dilakukan untuk menilai keberhasilan pada peran pelaksana program dan proses pelaksanaan program relokasi. 1 Peran Pelaksana Program Panitia Pelaksana Program Penilaian terhadap pelaku pelaksana program dilakukan dengan cara membandingkan kesesuaian peran dan fungsi yang telah ditetapkan dalam petunjuk pelaksanaan dengan pelaksanaannya di Kelurahan Pucangsawit. Analisis dilakukan secara diskriptif kualitatif untuk menilai tingkat kesesuaian peran pelaksana program yang ada dalam petunjuk dengan peran pelaksanaan di Kelurahan Pucangsawit. Hasil penilaian diukur dengan menggunakan skala linkert untuk mengetahui tingkat keberhasilannya. Gambar 3.2 Skema Analisis Penilaian Peran Pelaksana Program Relokasi Peran Pelaksana Program Dalam Petunjuk Pelaksanaan Program Relokasi Di Kota Surakarta Peran Pelaksana Program pada Pelaksanaan Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit Tingkat Kesesuaian peran denagn pedomanpetunjuk pelaksanaan relokasi Sangat Berhasil = 5 81-100 Berhasil = 4 61-80 Cukup Berhasil = 3 41-60 Kurang Berhasil= 2 21-40 Tidak Berhasil = 1 0-20 commit to user 43 2 Proses Pelaksanaan program Penilaian terhadap proses relokasi di lakukan dengan cara membandingkan pelaksanaan relokasi di kelurahan pucangsawit dengan pedoman pelaksanaan program yang di buat oleh pemerintah kota selaku inisiator program. Analisis dilakukan secara diskriptif kualitatif untuk menilai tingkat kesesuaian pelaksanaan dengan pedoman pelaksanaan dan juga kessuaian terhadap penerapan prinsip- prinsip relokasi. Hasil penilaian selanjutnya diukur dengan menggunakan skala linkert untuk mengetahui tingkat keberhasilannya. Gambar 3.3 Skema Analisis Penilaian Proses Pelaksanaan Program Relokasi

c. Analisis Penilaian Dampak Program Relokasi

Evaluasi terhadap dampak dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi akibat dari dilaksanakannya suatu program. Penilaian suatu dampak harus menggali seluruh cakupan, baik dari sisi negatif maupun positif. Dalam melakukan analisis terhadap dampak relokasi digunakan metode Before After comparasion yaitu untuk mengetahui dampak reloksi dengan membandingkan kondisi sebelum dilakukannya program dengan Proses Pelaksanaan Program dalam Petunjuk Pelaksanaan Program Relokasi Di Kota Surakarta Proses Pelaksanaan Program pada Pelaksanaan Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit Tingkat Kesesuaian proses denagn pedomanpetunjuk pelaksanaan relokasi Sangat Berhasil = 5 81-100 Berhasil = 4 61-80 Cukup Berhasil = 3 41-60 Kurang Berhasil= 2 21-40 Tidak Berhasil = 1 0-20 commit to user 44 kondisi setelah dilakukannya program relokasi untuk mengetahui perubahan yang terjadi. Data yang diperoleh merupakan data dari hasil kuesioner dari masyarakat yang direlokasi. Kuesioner dilakukan untuk memperoleh kondisi masyarakat sebelum dan setelah program yang meliputi kondisi fisik, ekonomi, dan sosial. Selain data hasil kuosioner, data observasi lapangan juga dilakukan untuk mendukung proses analisis. Hasil data selanjutnya dilakukan pengolahan dan diinterpretasikan secara diskriptif kuantitatif. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan kondisi sebelum dengan sesudah relokasi. Selain intepretasi data, dalam melakukan analisis ini juga digunakan analisis statistik Paried-sample T test, yaitu analisis dengan melibatkan 2 pengukuran pada subyek yang sama sebelum dan sesudah relokasi. Dalam melakukan analisis statstik dibantu dengan menggunakan SPSS Versi 14. Indikator yang akan di ukur untuk mengetahui perubahan yang terjadi setelah direlokasi meliputi : § Kondisi fisik lingkungan permukiman ; status kepemilikan lahan, kondisi rumah, air bersih, sanitasiMCK, listrik, aksesibilitas, jalan § Kondisi Ekonomi ; pendapatan, peluang kerja § Kondisi Sosial ; interaksi sosial, partisipasi sosial Dengan analisis tersebut maka dapat diketahui tingkat signifikansi perubahan yang terjadi setelah program relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit. Hasil Analisis selanjutnya dinilai keberhasilanya, jika terdapat penurunan terhadap kondisi sebelum relokasi maka program relokasi dinilai tidak berhasil karena tidak mampu memberikan perubahan kearah yang lebih baik, akan tetapi jika terjadi peningkatan maka program relokasi di nilai berhasil karena menimbulkan dampak yang positif. commit to user 45 Gambar 3.4 Skema Analisis Dampak Relokasi

d. Analisis Penilaian Responsifitas Program Relokasi

Analisis responsifitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana Responsifitas atau kepuasan masyaraktpenerima program terhadap program relokasi di Kelurahan Pucangsawit. Data yang diperoleh merupakan data hasil kuesioner dari masyarakat penerima program relokasi di kelurahan pucangsawit dengan menanyakan persepsi kepuasan mereka terhadap program relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit. Hasil data kemudian diolah dan dilakukan interpretasi secara diskriptif kuantitatif untuk diketahui bagaimana kepuasan masyarakat terhadap program relokasi di Kelurahan Pucangsawit. Penilaian kepuasan terhadap program relokasi di Kelurahan Pucangsawit meliputi persepsi masyarakat terhadap hasil program, kinerja pelaksana program, dan proses pelaksanaan program commit to user 46 Gambar 3.5 Kerangka Analisis Program Relokasi Permukiman di kelurahan Pucangsawit Kondisi Asal Pelaksanaan Relokasi Kondisi baruhasil program Fisik Sosial Ekonomi Proses Kelembagaan Fisik Sosial Ekonomi Efektifitas Program Dampak Manfaat Program Responsifitas Efisiensi Program Keberhasilan Program Relokasi Permukiman Kumuh INPUT ANALISI OUTPUT Analisis diskriptif Kuantitatif Analisis efektifitas pencapaian tujuan program Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis efisiensi pelaksanaan program program Analisis Diskriptif Kuantitatif before after comparisons Analisis dampak dan manfaat program Analisis Diskriptif Kuantitatif Analisis Persepsi masyarakat terhadap program Kesimpulan dan Rekomendasi Perbaikan Program commit to user 47

F. Sintesa Penelitian

Pada Sintesa data akan dijelaskan secara singkat berbagai temuan serta kesimpulan dari pembahsan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. Sintesa dilakukan pada setiap aspek evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

G. Variabel dan Indikator Penelitian

Indikator merupakan karakteristik yang diamati secara langsung untuk menggantikan karakteristik yang tidak dapat diamati secara langsung dan digunakan sebagai definisi operasional dari variabel Wiliiam Dunn, 1998. Indikator digunakan untuk menilai keberhasilan dari suatu program atau kegiatan. Indikator dalam penelitian ini merupakan turunan atau penjabaran dari kriteria dalam melakukan evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan studi teori maupun dokumen publik tentang program relokasi permukiman kumuh di Kota Surakarta. Berikut adalah kriteria evaluasi, variabel dan indikator yang dijadikan dalam melakukan penelitian evaluasi program relokasi permukiman di Kota Surakarta. commit to user 48 Tabel 3.4 Kriteria Evaluasi, Variabel, dan Indikator Penelitian Kriteria Evaluasi Variabel Indikator Keberhasilan Efektifitas Tercapainya tujuan dan sasaran program · Tercapainya tujuan dan sasaran program yaitu terpindahkannya permukiman bantaran ke lokasi yang lebih layak dan aman Efisiensi Peran pelaku pelaksana program · Pelaku program menjalankan peran dan tugas sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Proses dan mekanisme · Proses dan mekanisme pelaksanaan dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Dampak Fisik · Perubahan status kepemilikan lahan · Peningkatan kualitas rumah · Peningkatan kualitas prasarana lingkungan permukiman yang layak - Air bersih - SanitasiMCK - Listrik - Jalan · Kemudahan aksesibilitas Ekonomi · Peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat · Kemudahan masyarakat dalam mencari sumber penghasilan Sosial · Peningkatan frekuensi interaksi warga · Peningkatan partisipasi sosial Responsifitas Kepuasan Terhadap Program · Nilai kepuasan masyarakat terhadap hasil program relokasi · Nilai kepuasan masyarakat kinerja pelaksana program relokasi · Nilai kepuasan masyarakat terhadap proses pelaksanaan program relokasi Sumber : Analisis Penulis, 2010 commit to user 49

BAB IV GAMBARAN UMUM PROGRAM RELOKASI DI KOTA SURAKARTA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum wilayah Kota Surakarta dan gambaran program relokasi di Kota Surakarta, dalam bab ini juga dijelaskan mengenai latar belakang program relokasi dan petunjuk pelaksanaan program relokasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Surakarta

A. Gambaran Umum Kota Surakarta

1. Wilayah Administrasi Kota Surakarta

Kota Surakarta yang sering disebut dengan Kota Solo merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Jogyakarta. Secara astronomis Kota Surakarta terletak antara 110° 46’ 49” dan 110° 51’ 30” Bujur Timur dan antara 7° 31’43” dan 7° 35’38” Lintang Selatan. Kondisi fisik topografinya relatif datar dengan ketinggian rata-rata 0-3 , mengingat Kota Surakarta banyak dilalui oleh beberapa sungai yang merupakan anak dari Sungai Bengawan Solo sebagai konsekuensinya Kota Surakartasering terjadi genangan atau banjir akibat meluapnya sungai-sungai tersebut terutama pada daerah sepanjang alirannya. Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan ”Kota SOLO” merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 92 m dari permukaan air laut dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali dan Karanganyar. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo. Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar dan Boyolali.

Dokumen yang terkait

Proses Peralihan Fungsi Kawasan: Dari Kawasan Permukiman Menjadi Kawasan Perdagangan (Study Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Medan Area Kota Medan)

1 35 150

Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Program Penataan Permukiman Kumuh (Studi Kasus Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung)

3 29 318

KARAKTERISTIK PERMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG KRAJAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 21

EFEKTIVITAS PROGRAM REVITALISASI PASAR PUCANGSAWIT KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 15

FAKTOR KEBERHASILAN RELOKASI PERMUKIMAN MENURUT PERSEPSI PENGHUNI (Studi Kasus: Program Relokasi Pemukiman DAS Bengawan Solo Surakarta).

0 0 13

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DI KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 1

Relokasi Permukiman Pasca Bencana Gempa dan Tsunami di kelurahan Kota Atas Sabang

0 0 7

Partisipasi Masyarakat Dalam Penataan Permukiman Kumuh Di Bantaran Sungai Bengawan Solo (Studi Deskriptif Relokasi Permukiman Kumuh di Kelurahan Sewu Kecamatan Jebres Kota Surakarta). - UNS Institutional Repository

0 0 16

DAFTAR ISI - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PADA PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN (STUDI KASUS :RT 3/36 &RT 3/37 KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA) - Unissula Repository

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PADA PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN (STUDI KASUS :RT 3/36 &RT 3/37 KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA) - Unissula Repository

0 1 34