Dampak Relokasi Permukiman Relokasi Permukiman

commit to user 19 7 Dukungan terhadap pemulihan tingkat kehidupan masyarakat Relokasi memerlukan dukungan faktor nonfisik di samping ketersediaan dan kelengkapan sarana fisik. Secara ekonomis untuk melanjutkan atau memulai kehidupan baru, diperlukan berbagai kemudahan atau bantuan, antara lain: a Bantuan kredit untuk memulai atau melanjutkan kembali usaha b Pelatihan keterampilan yang dibutuhkan untuk menunjang usaha atau pekerjaan baru c Pembukaan lapangan kerja baru d Bantuan untuk pindah dan fasilitas transportasi.

4. Dampak Relokasi Permukiman

Dampak sosial adalah perubahan dalam kondisi kehidupan orang- orang yang terjadi bersama dengan suatu kebijakan yang baru, program atau proyek. Problem inti dari relokasi adalah kehilangan masyarakat atas mata pencaharian serta penurunan kemampuan potensial mereka akibat dari pemindahan tersebut. Ketika suatu komunitas terpaksa untuk pindah maka system produksi yang sudah ada menjadi berkurang. Banyak pekerjaan, lahan yang bernilai, serta asset pendapatan yang hilang. Kelompok kekerabatan serta jaringan sosial informal yang tercerai berai. Resiko yang paling sering dihadapi oleh penduduk bantaran sungai yang permukimannya harus dipindahkan adalah kehilangan lahan, kehilangan pekerjaan, kehilangan hunian, kehilangan terhadap akses produksi dan disartikulasi komunikasi. Asian Development Bank ADB mengemukakan beberapa dampak negaitif yang mungkin dapat timbul oleh program relokasi yang tidak direncanakan secara matang dalam pembangunan perkotaan yaitu : 1 Terganggunya struktur dan sistem masyarakat, hubungan sosial dan pelayanan social pda lingkungan permukiman yang sudah terbentuk. 2 Hilangnya sumber-sumber produktif, pendapatan dan mata pencaharian. commit to user 20 3 Kultur budaya dan kegotongroyongan yang sudah ada di masyarakat dapat menurun. 4 Kehilangan sumber kehidupan dan pendapatan dapat mendorong timbulnya eksploitasi ekosistem, kesulitan hidup, ketegangan social dan kemiskinan. Senada dengan hal tersebut World Bank melihat dampak negatif yang mungkin timbul bagi penduduk yang dipindahkan adalah : 1 Kehidupan penduduk dapat terkena akibat atau dampak yang mengakibatkan penderitaan. Banyak mata pencaharian dan kekayaan hilang. mata rantai antara produsen dan konsumen seringkali terputus. 2 Jaringan sosial informal yang merupakan bagian dari system pemeliharaan kehidupan sehari-hari menjadi rusak 3 Organisasi setempat dan perkumpulan formal dan informal lenyap karena berubahnya anggota mereka. Masyarakat dan otoritas tradisional dapat kehilangan pemimpin mereka. 4 Efek kumulatif adalah rusaknya sistem social dan ekonomi setempat. Menurut De Wet 2002, hasil yang diharapkan dari proses relokasi adalah agar kondisi masayarakat yang direlokasi menjadi lebih baik dari kondisi sebelum terjadi relokasi. Kondisi yang lebih baik tersebut sebaiknya bertahan lama dari waktu ke waktu agar pada lokasi permukiman yang baru dapat tumbuh menjadi permukiman yang nyaman. kondisi yang lebih baik tersebut meliputi: tingkat pendapatan, keberagaman sumber pendapatan, status dan jaminan di lokasi yang baru, akses terhadap pelayanan infrastruktur dasar. Ada 5 kategori nilai-nilai yang di inginkan oleh masyarakat yang dipindahkan migran menurut De jong 1987 adalah : § Kemakmuran Wealth yang berisikan banyak factor yang berkaitan dengan raihan ekonom individu. factor-faktor tersebut terdapat dalam berbagai bentuk, antara lain upah yang tinggi, pendapatan yang baik, biaya hidup yang rendah, pajak yang ringan, stabilitas pekerjaan, ketersediaan lapangan kerja. commit to user 21 § Kenyamanan Comfort, dapat dilihat sebagai tujuan untuk mencapai kondisi hidup maupun pekerjaan yang lebih nyaman, termasuk di dalamnya adalah perumahan yang lebih baik, lingkungan tempat tinggal yang menyenangkan, pekerjaan yang lebih baik, keadaan yang lebih sehat. § Stimulasi, berkaitan dengan kegiatan yang menyenangkan, seperti hiburan dan rekreasi sebagai bentuk kegiatan yang yang dapat mengurangi kejenuhan dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru § Afiliasi, mengacu pada nilai seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam hubungannya dengan migrasi maupun sebagai hasil dari migrasi tersebut. Berafiliasi dengan pihak lain dapat pula menjadi factor yang menfasilitasi pencapaian tujuan personal dalam migrasi. § Moralitas, terkait dengan nilai serta system keyakinan yang menentukan cara hidup yang baik maupun buruk, seperti norma agama. Nilai moral dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku seseorang maupun masyarakat, tergantung tingkat komitmen dari individu. Relokasi bukan hanya suatu proses pemindahan orang-orang dari suatu lokasi, akan tetapi juga memindahkan perilaku dan identitas- identitas dari orang-orang tersebut. Menurut Finsterbusch 1981, individu-individu atau masyarakat merasakan dampak sosial dari suatu kebijakan dalam 5 kategori, yaitu : 1 Secara ekonomi, sebagai pekerja yang kehilangan atau mendaptkan penghasilan maupun pekerjaan. 2 Secara lingkungan, sebagai penduduk yang habitatnya di ubah atau disita 3 Secara transportasi, sebagai pengendara atau penikmat jasa transportasi yang kehilangan aksesibilitas 4 Secara sosial, sebagai kerabat, teman anggota, yang pola sosialnya berubah commit to user 22 5 Secara psikologi, sebagai individu yang mengalami stress, ketakutan, perampasan dll Kebanyakan lokasi untuk relokasi berada di pingiran kota Urban fringe, sehingga kemampuan mencari pekerjaan seringkali menurun saat orang hidup pada daerah yang terisolir. Mereka yang direlokasi seringkali menghadapi masalah terkait dengan pencairan serta perjalanan yang ditempuh menuju ke tempat kerja mereka. Beberapa dari mereka akhirnya keluar dari lokasi relokasi untuk kembali ke daerah pusat kota yang dekat dengan tempat kerja mereka. Meskipun warga yang direlokasi diberikan tawaran berupa lahan dan perumahan di lokasi yang telah ditentukan, sebagaian besar dari mereka menghadapi masalah yang lebih besar.Lapangan pekerjaan dan aktifitas income hampir tidak ada. fasilitas air bersih yang rendah, fasilitas listrik yang terbatas. Transportasi yang ada dilokasi tersebut jarang dan dengan ongkos yang sukar untuk mereka sanggupi.

D. Konsep Evaluasi

Dokumen yang terkait

Proses Peralihan Fungsi Kawasan: Dari Kawasan Permukiman Menjadi Kawasan Perdagangan (Study Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Medan Area Kota Medan)

1 35 150

Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Program Penataan Permukiman Kumuh (Studi Kasus Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung)

3 29 318

KARAKTERISTIK PERMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG KRAJAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 21

EFEKTIVITAS PROGRAM REVITALISASI PASAR PUCANGSAWIT KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 15

FAKTOR KEBERHASILAN RELOKASI PERMUKIMAN MENURUT PERSEPSI PENGHUNI (Studi Kasus: Program Relokasi Pemukiman DAS Bengawan Solo Surakarta).

0 0 13

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DI KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 1

Relokasi Permukiman Pasca Bencana Gempa dan Tsunami di kelurahan Kota Atas Sabang

0 0 7

Partisipasi Masyarakat Dalam Penataan Permukiman Kumuh Di Bantaran Sungai Bengawan Solo (Studi Deskriptif Relokasi Permukiman Kumuh di Kelurahan Sewu Kecamatan Jebres Kota Surakarta). - UNS Institutional Repository

0 0 16

DAFTAR ISI - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PADA PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN (STUDI KASUS :RT 3/36 &RT 3/37 KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA) - Unissula Repository

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PADA PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN (STUDI KASUS :RT 3/36 &RT 3/37 KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA) - Unissula Repository

0 1 34