Interaksi Dengan Lingkungan Luar Kehadiran Dalam Kegiatan Warga

commit to user 125

b. Interaksi Dengan Lingkungan Luar

Berdasarkan survey yang dilakukan diperoleh bahwa relokasi berdampak pada menurunnya frekuensi interaksi dengan lingkungan permukiman sekitar. Sebelum direlokasi ada sebanyak 63,24 43 Responden menyatakan sering berinteraksi dengan lingkungan permukiman luar, dan hanya 11 8 responden yang menyatakan jarang berinteraksi dengan lingkungan luar. Namun setelah relokasi interaksi dengan lingkungan permukiman luar menurun yaitu 48 menyatakan jarang berinteraksi dengan lingkungan luar. Hasil ini dapat dipahami karena pemindahan penduduk dilokasi ini baru berjalan dua tahun. Maka mereka perlu adaptasi dan penyesuaian diri lingkungan, baik penyesuaian diri dengan lingkungan alam maupun penyesuaian dengan lingkungan masyarakat sekitar. Interaksi dengan lingkungan luar sebelum dan sesudah program dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 6.7 Frekuensi interaksi dengan lingkungan luar sebelum dan sesudah relokasi Sumber : Olah Data Kuesioner, 2010 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 selalu sering kadang- kadang jarang tidak pernah sebelum 0.00 63.24 25.00 11.76 0.00 sesudah 0.00 11.76 17.65 48.53 22.06 p e rs e n tas e frekuensi interaksi dengan lingkungan luar commit to user 126

c. Kehadiran Dalam Kegiatan Warga

Dalam wawancara yang penulis lakukan, bentuk kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat selama masih bermukim di permukiman lama adalah arisan, pertemuan bapak-bapa, membantu tetangga yang punya hajat, kerja bakti kebersihan lingkungan. Pada saat tinggal di lokasi relokasi kegiatan ini tetap masih dijalankan oleh oleh warga. Berdasarkan survey yang dilakukan, frekuensi dalam mengikuti pertemuan warga tersebut masih sangat tinggi dan terlihat adanya peningkatan. Adanya peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa warga memiliki keinginan untuk terlibat dalam membicarakan masalah lingkungannya agar menjadi lebih baik. Frekuensi kehadiran dalam pertemuan warga sebelum dan setelah relokasi dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 6.8 Frekuensi Dalam Pertemuan Warga Sebelum dan Sesudah Relokasi Sumber : olah data kuesioner, 2010 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 selalu sering kadang- kadang jarang tidak pernah sebelum 57.35 23.53 7.35 11.76 0.00 sesudah 67.65 19.12 8.82 4.41 0.00 p e rs e n tas e frekuensi hadir dalam pertemuan warga commit to user 127

d. Sintesis Dampak Relokasi Terhadap Kondisi Sosial

Dokumen yang terkait

Proses Peralihan Fungsi Kawasan: Dari Kawasan Permukiman Menjadi Kawasan Perdagangan (Study Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Medan Area Kota Medan)

1 35 150

Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Program Penataan Permukiman Kumuh (Studi Kasus Permukiman Kumuh di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung)

3 29 318

KARAKTERISTIK PERMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG KRAJAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 21

EFEKTIVITAS PROGRAM REVITALISASI PASAR PUCANGSAWIT KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 15

FAKTOR KEBERHASILAN RELOKASI PERMUKIMAN MENURUT PERSEPSI PENGHUNI (Studi Kasus: Program Relokasi Pemukiman DAS Bengawan Solo Surakarta).

0 0 13

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DI KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA.

0 0 1

Relokasi Permukiman Pasca Bencana Gempa dan Tsunami di kelurahan Kota Atas Sabang

0 0 7

Partisipasi Masyarakat Dalam Penataan Permukiman Kumuh Di Bantaran Sungai Bengawan Solo (Studi Deskriptif Relokasi Permukiman Kumuh di Kelurahan Sewu Kecamatan Jebres Kota Surakarta). - UNS Institutional Repository

0 0 16

DAFTAR ISI - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PADA PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN (STUDI KASUS :RT 3/36 &RT 3/37 KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA) - Unissula Repository

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PADA PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN (STUDI KASUS :RT 3/36 &RT 3/37 KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA) - Unissula Repository

0 1 34