Fungsi-fungsi Manajemen Konstruksi Tujuan dan Manfaat Manajemen Konstruksi

- Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasran yang telah digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan metode pengelolaan yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian. - Memakai pendekatan sistem System approach to management - Mempunyai hierarki arus kegiatan horisontaldisamping hierarki vertikal Soeharto, 1999.

2.3.4. Fungsi-fungsi Manajemen Konstruksi

Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi : 1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan, mengontrol pekerjaan yang dilakukan organisasi proyek apakah perkembangan pekerjaan sesuai dengan jalur yang direncanakan ataukah ada penyimpangan. 2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan 3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan opname laporan harian, mingguan dan bulanan. 4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah- masalah yang terjadi di lapangan. 5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baik untuk menganalisis performa dilapangan dikutip dari: http:www.artikelteknik.com tujuan-fungsi-manajemen-konstruksi-2011120405.htm, 20 Maret 2012 Universitas Sumatera Utara Sasaran manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan specification. Untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan juga mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan. Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu quality control, pengawasan biaya cost control, dan pengawasan waktu pelaksanaan time control.

2.3.5. Tujuan dan Manfaat Manajemen Konstruksi

Sistem manajemen dalam konstruksi bertujuan untuk dapat menjalankan setiap proyek secara efektif dan efisien sehingga dapat memberikan pelayanan maksimal bagi semua pelanggan. Sistem manajemen diterapkan dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional di bidang-bidang yang dibutuhkan dalam menjalankan setiap proyek. Manfaat manajemen konstruksi dapat dilihat dar beberapa segi; 1. Segi Biaya Proyek - Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim manajemen konstruksi sedang berpartisipasi pada tahap perencanaan. - Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat dibandingkan dengan sistem tradisionil karena tidak ada pembebanan ganda dari keuntungan Kontraktor dan Sub kontraktornya. 2. Segi Waktu - Dengan sistem Fast Track Universitas Sumatera Utara - Waktu yang dipergunakan untuk perencanaan dan rancangan bangunan dapat lebih panjang sehingga kualitas desain semakin sempurna - Pengadaan materialperalatan impor dapat diukur secara dini sehingga kemungkinan terlambat karena proses impor dapat dihindarkan 3. Segi Kualitas - Mutu lebih terjamin karena tim manajemen konstruksi ikut membantu kontraktor dalam hal metode pelaksanaan, implementasi, dan Quality Control - Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik proyek dibantu dengan tim manajemen konstruksi - Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak karena paket yang dilelang dilakukan secara bertahap paket per paket 4. Segi Program Pemerintah - Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada pengusaha kontraktor yang baru berkembang dapat direalisir - Pemilik proyek tidak perlu menyediakan banyak staf karena praktis semua keinginannya dapat ditangani dengan baik melalui pendekatan metode manajemen konstruksi. Komponen utama Manajemen Konstruksi adalah : 1. Brainstorming Season, adalah waktu dimana semua pihak yang terkait dalam suatu proyek bertemu untuk memecahkan permasalahan dalam proyek, seperti siapa yang akan melaksanakan proyek tersebut, mengemukakan permasalahan yang unik, merancang kerjasama yang kooperatif, dan menetapkan tujuan umum dari proyek. Universitas Sumatera Utara 2. Responsibility Matrix Chart, adalah suatu matrik yang berisi tanggung jawab dari setiap team proyek, antara lain AE, CM, Owner dan kontraktor. Responsibility Matrix Chain ini dimaksudkan untuk menegaskan tugas masing-masing team proyek. 3. Program Schedule, adalah alat dari manajemen dalam menjalankan proyek dari permulaan start sampai occupancy pemakaian oleh pemilik. Semua fase dalam proyek adalah penting, kekurangan waktu dalam fase manapun merupakan kekurangan waktu dalam urutan pekerjaan. 4. Management Options, berkaitan dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini diambil oleh organisasi MK pada fase-fase proyek, yaitu fase perencanaan, fase pembuatan dokumen pelaksanaan, fase pelelangan dan fase pelaksanaan pekerjaan. 5. The Project Management Plan, adalah upaya dari team untuk melaksanakan proyek step by step dari awal desain sampai akhir serah terimakepemilikan. Dalam komponen ini akan banyak management plan yang akan dipakai, dan memperlihatkan aktifitas yang akan terjadi. 6. Construction Management Project Manual, berisi kesepakatan antara AE-owner, CM-owner, dan owner-konsultan lainnya, responsibility chart, management plan, dan prosedur pelaksanaan setiap perencanaan. Komponen ini juga memuat solusi dari permasalahan yang mungkin terjadi. 7. Exit Meeting, yaitu pertemuan yang membahas tentang perjalanan proyek, dan cara meningkatkan kualitas pekerjaan proyek untuk proyek yang sama pada waktu yang akan datang. Universitas Sumatera Utara 8. Other Meeting, semua komunikasi dari team merupakan hal yang penting yang harus dibuat salinannya untuk pihak ketiga. Pertemuan langsung dari setiap team membahas setiap item pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan membicarakan hal- hal yang terjadi menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan dan dalam mencapai tujuan proyek tersebut Project Management-Conception to Completion, Engineering Education Australia,1999

2.4. Tahapan Proyek Konstruksi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan

16 160 138

MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 13

STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH.

0 3 13

STK STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 12

PENDAHULUAN STUDI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 4 6

Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (Persero) Medan

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksana

0 2 59

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (

0 0 15

Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (Persero) Medan

0 0 23

PEMODELAN PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI TUGAS AKHIR - PEMODELAN PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

0 1 16